Minggu, 14 Oktober 2018

Saat Teduh 15 Oktober 2018


Keluaran 2:11-22

Belajar dari Kesalahan

2:11 Pada waktu itu, ketika Musa 1  telah dewasa, ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya n  untuk melihat kerja paksa o  mereka; lalu dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu. 2:12 Ia menoleh ke sana sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu 2 , dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir. 2:13 Ketika keesokan harinya ia keluar lagi, didapatinya dua orang Ibrani tengah berkelahi. Ia bertanya kepada yang bersalah itu: "Mengapa engkau pukul temanmu? p " 2:14 Tetapi jawabnya: "Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami? q  Apakah engkau bermaksud membunuh aku, sama seperti engkau telah membunuh orang Mesir itu?" Musa menjadi takut, sebab pikirnya: "Tentulah perkara itu telah ketahuan." 2:15 Ketika Firaun mendengar tentang perkara itu, dicarinya ikhtiar untuk membunuh r  Musa. Tetapi Musa melarikan diri s  dari hadapan Firaun dan tiba di tanah Midian 3 , t  lalu ia duduk-duduk di tepi sebuah sumur. 2:16 Adapun imam di Midian u  itu mempunyai tujuh anak perempuan. Mereka datang menimba air v  dan mengisi palungan-palungan w  untuk memberi minum kambing domba ayahnya. 2:17 Maka datanglah gembala-gembala yang mengusir mereka, lalu Musa bangkit menolong x  mereka dan memberi minum kambing domba y  mereka. 2:18 Ketika mereka sampai kepada Rehuel, z  ayah mereka, berkatalah ia: "Mengapa selekas itu kamu pulang hari ini?" 2:19 Jawab mereka: "Seorang Mesir menolong kami terhadap gembala-gembala, bahkan ia menimba air banyak-banyak untuk kami dan memberi minum kambing domba." 2:20 Ia berkata kepada anak-anaknya: "Di manakah ia? Mengapakah kamu tinggalkan orang itu? Panggillah dia makan. a " 2:21 Musa bersedia tinggal di rumah itu, lalu diberikan Rehuellah Zipora, b  anaknya, kepada Musa. 2:22 Perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki, maka Musa menamainya Gersom, c  sebab katanya: "Aku telah menjadi seorang pendatang d  di negeri asing."
============================================

Pernahkah Anda melakukan kesalahan fatal dalam hidup? Bagaimana Anda meresponsnya? Hidup dalam penyesalan tiada guna atau bangkit untuk menata ulang kehidupan ke arah yang lebih baik? Kesalahan adalah guru termahal. Dia mengajari banyak hal. Jika kita memaknainya dengan tepat, kesalahan berguna untuk memperbaiki karakter menjadi lebih rendah hati dan bijaksana.

Musa telah beranjak dewasa (11). Semasa hidupnya Musa pernah melakukan kesalahan. Pertama, dia membunuh orang Mesir yang sedang memukul orang Ibrani (11-12). Kedua, dia menganggap dirinya sebagai seorang pemimpin orang Ibrani (13-14). Bukannya mengakui kesalahan, Musa malah melarikan diri dari Firaun (15). Hal ini membuat Firaun murka, sehingga dicarinya ikhtiar untuk membunuh Musa (15).

Musa melakukan kesalahan fatal dan itu mengubah jalan hidupnya. Dia tidak lagi bisa menikmati kenyamanan istana. Hidangan mewah sudah tidak lagi jadi santapannya. Pendeknya, segala hak istimewanya sirna.

Allah membawa Musa menjalani hidup sebagai penggembala kambing domba. Itu pun bukan miliknya, tetapi milik imam Midian (15). Sesudah itu, dia menikahi Rehuellah Zipora, putri imam itu (21-22). Perjalanan hidup mengajari Musa tentang dirinya yang sebenarnya. Sampai akhirnya, Musa sadar bahwa dia hanya seorang pendatang yang tak punya apa-apa (22).

Kita mungkin pernah mengalami apa yang dialami Musa. Kesalahan yang kita lakukan menganggu aspek kehidupan yang lain, misalnya, relasi menjadi kacau, keuangan berantakan, atau penyakit yang tiba-tiba semakin memburuk.

Dalam situasi seperti itu, Allah tidak pernah meninggalkan kita. Dia pasti punya tujuan ketika mengizinkan itu terjadi. Mungkin Tuhan ingin meruntuhkan keangkuhan kita; melatih kerendahan hati kita; dan mengubah hidup kita menjadi lebih baik

Doa: Tuhan, buatlah mataku selalu tertuju kepada kebaikan-Mu. Kau izinkan segala kegagalan untuk mendidik aku menjadi semakin baik. [SA]

Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...