25 Oktober 2018.
Dahulu
Dan Kini
“Bahwa
waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak
mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan
dan tanpa Allah di dalam dunia” (Efesus 2:12).
Jemaat Kristen di
Efesus merupakan contoh dari pengalaman sebelum – dan – sesudah pertobatan.
Pertama Paulus
menunjukkan pengalaman mereka “dahulu” – keadaan mereka sebelum pertobatan.
Mereka
dahulu “tanpa Kristus.” Hal ini, tentu saja, adalah kondisi
dari semua orang yang belum bertobat. Tapi ada lagi.
Mereka
dahulu “tidak termasuk kewarganegaraan Israel.” Permusuhan
mewarnai hubungan antara bangsa Yahudi dan bangsa-bangsa lain. Orang yahudi
seperti yang terjadi dalam banyak masyarakat, menganggap diri mereka “pribumi”
yang tinggal di “negeri.” Dan mereka membuat orang-orang bangsa lain merasa
bahwa mereka bukan yang empunya negeri – orang asing pendatang.
Mereka
dahulu “tidak mendapat bagian dari ketentuan-ketentuan yang dijanjikan.” Karena
bangsa-bangsa lain tidak dapat menulusuri garis keturunan mereka sampai ke
Abraham atau ke Bukit Sinai, mereka tidak mendapatkan manfaat dari perjanjian.
Mereka
dahulu “ tanpa pengharapan.” Akibatnya, orang-orang bangsa
lain lahir sebagai orang-orang tak memiliki pengharapan. Bagaimanapun,
keselamatan adalah miliki bangsa Yahudi.
Mereka
dahulu “tanpa Allah.” Bukan berarti orang-orang bangsa lain
tidak memiliki allah mereka. Mereka punya. Tapi mereka menyembah berhala –
bukan Allah.
Kedua, Paulus
menunjukkan pengalaman mereka “kini” – keadaan mereka setelah pertobatan.
Mereka
kini “sudah menjadi ‘dekat’ oleh darah Kristus” (Ef. 2:13). Keterasingan
mereka adalah milik masa lalu. Kini mereka “beroleh jalan masuk kepada Bapa”
(ay.18).
Mereka
kini “kawan sewarga dari orang-orang kudus” (ay.19). Mereka
sekarang termasuk ke dalam Kerajaan Allah.
Yesus
telah “memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang ‘jauh’ dan damai sejahtera
kepada mereka yang ‘dekat’” (ay.17). orang Yahudi dan orang-orang
bangsa lain telah menjadi satu di dalam Yesus Kristus. Tidak ada lagi
permusuhan!
Orang
Yahudi dan orang-orang Kristen dari bangsa lain telah dibangun “menjadi tempat
kediaman Allah, di dalam Roh” (ay.22). Mereka tak lagi dalam
keadaan tanpa Allah. Mereka menjadi bagian dari bait Allah yang hidup.