"Dengan
menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan
mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan melakukannya pada kayu salib”
(Kolose 2:14).
Paulus memberitahu
jemaat Kristen di Galatia bahwa tujuannya adalah hanya untuk bermegah
dalam Ayat kitab hari ini, yang mana dengan penuh warna ia
menggambarkan apa yang dilakukan oleh Allah di Golgota.
Paulus meminta perhatian
jemaat Kolose pada “surat utang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum”. Kata
yang digunakannya menunjukkan benda yang ada dalam pikirannya. “Surat utang”
diterjemahakan dari cheirographon, merupakan terjemahan harfia. Namun demikian
ia memiliki makna teknis. Ketika orang meminjam uang, mereka biasanya menulis
dengan tangan sendiri sebuah Surat Hutang di mana mereka berjanji untuk
membayar hutang tersebut. Dokumen ini disebut cheirographon. “Ketentuan Hukum”
diterjemahkan dari dogma. Istilah kita “ketentuan-ketentuan” juga menggambarkan
arti yang sesuai. Meskipun merupakan sebuah istilah umum, orang
Yahudi Helenis menggunakannya untuk perintah Allah, ketentuan-ketentuan hukum
itu mengikat bagi manusia.
Dengan kata lain, Paulus
di sini menunjukkan bahwa Perjanjian Lama merupakan dasar bagi utang
piutang – alasan mengapa cheirographon di tulis. Manusia – baik Yahudi maupun
bukan Yahudi – telah melanggar perintah itu, sehingga memunculkan suatu utang.
(Dosa dikalangnan orang Yahudi dan orang Kristen terkadang disebut
suatu utang. “Ampunillah utang-utang kami…” [Terjemahan
bahasa Inggris Mat. 6:21])
Pikiran yang
dibayang-bayangin utang yang mengancam seperti pedang Damokles tidaklah
menyenangkan, terutama dalam masyarakat yang orang-orangnya bersusah
payah bekerja mencari nafkah sehari-hari. Itulah mengapa Paulus menggambarkan
surat utang itu “mendakwa dan mengamcam kita.” Catatan utang itu
adalah musuh kita.
Tetapi Allah, pihak yang
kepada-Nya kita berutang (“dosa terhadap Allah” [Kej. 39:9; serupa dengan itu
Mzm. 41:4; 51:4), mengambil cheirographon itu dan menghapuskannya (exaleipho).
Museum barang antik mempunyai sejumlah contoh Surat Utang dari masa itu yang
diberi tamda silang dengan huruf X besar, yang berarti utang tersebut apakah
sudah diampuni atau sudah di bayar lunas. Hal inilah – dan banyak lagi – yang
telah dilakukan Allah terhadap Surat Utang kita. Bukan hanya ia mencoretkan
tanda silang (cross = salib), tapi juga telah memakukkannya pada salib Yesus
(permainan kata-kata ini terkandung dalam maksud Paulus).
Sebagai hasilnya,
“janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu” (Kol 2:16).
Anda lihat, Jika
Allah dipihak kita, siapakah yang akan melawan kita?” (Rm. 8:31).
Inilah
potret kasih Allah yang patut kita junjung tinggi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar