Minggu, 25 November 2018

Akar Segala Kejahatan


Akar Segala Kejahatan

“Karena akar segala kejahatan adalah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka” (1 Timotius 6:10).

Hubungan antara kesalehan seseorang dengan kekayaan sungguh merupakan teka-teki.
Orang Yahudi menganggap kekayaan sebagai tanda berkat dari Allah, “Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan” (Ul.8:18). “Juga TUHAN akan melimpahi engkau dengan kebaikan… sehingga engkau memberi pinjaman kepada banyak bangsa, tetapi engkau sendiri tidak meminta pinjaman” (Ul. 28:11,12).

Namun Yesus berfirman: “Lebih mudah seekor unta masuk melalu lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah” (Mat. 19:24). Tetapi bagaimana mungkin pelayanan Yesus akan berhasil tanpa dukungan murah hati dari orang kaya? Dan orang-orang Kristen kepada siapa Yakobus memberi nasihat pun memandang orang kaya dengan penuh hormat. “Kamu menghormati orang yang berpakaian indah  itu dan berkatanya: Silakan tuan duduk di tempat yang baik ini!, sedang kepada orang yang miskin itu… ‘Duduklah di lantai ini dekat tumpuan kakiku! (Yak2:3).

Paulus nampaknya hanya menambah kebingungan ini. Dalam 1 Korintus 10: 4 ia menulis: “Jangan seorang pun yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang  mencari keuntungan orang lain.” Apakah sesungguhnya yang ia maksudkan? Apakah ia sedang memperingati sikap iri hati? Bukan. Apa yang kebanyakan dari kita tak menyadarinya adalah bahwa kata “kekayaan” tidak ada di dalam teks bahasa Yunani. Paulus sebenarnya sedang mengatakan sesuatu seperti ini: “Jangan seorang pun yang ingin mengunggulkan diri, tapi berikanlah kepada orang lain.” Ia sedang menganjurkan sikap tidak mementingkan diri sendiri – agak lebih jelas dibandingkan terjemahan versi King James.

Ketika menasihati Timotius ia menyikat orang yang kaya… benarkah demikian? “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang” (1 Tim. 6:10).

Pertama kita harus mengetahui bahwa Paulus sedang  melebih-lebihkan sesuatu. Cinta akan uang bukanlah akar dosa yang dilakukan oleh Adam dan Hawa. Uang belum ada di Eden, meskipun mungkin kita mengerti bahwa istilah Paulus ini merupakan tanda untuk sikap mementingkan diri sendiri.

Kedua, konteks menunjukkan mengapa Paulus kelihatan begitu negative bila berbicara soal kekayaan. Uang itu sendiri tidaklah jahat  dan bahkan ternyata cukup bermanfaat. Namun demikian, cinta uang adalah bagian dari ketamakan dan keinginan yang berlebihan untuk kaya dapat membuat orang kehilangan iman. Ketika fokus pada uang membutakan kita pada hal-hal yang lebih penting, kita sedang menjebloskan diri ke dalam lembah penderitaan – suatu jenis bunuh diri rohani. Tak heran bila Yesus memerintahkan: “Kumpulkanlah bagimu harta di sorga” (Mat. 6:20).


Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...