Sesudah peristiwa tembok Yerikho, bangsa Israel tampak semakin percaya diri untuk memasuki tanah perjanjian. Kali ini, mereka akan masuk ke kota Ai yang dihuni orang Amori. Setelah melakukan pengintaian, mereka memutuskan dua atau tiga ribu saja yang akan menggempur (2). Menurut laporan, penduduk di sana sangat sedikit (3). Jadi, cukup logis jika tidak seluruh bangsa datang untuk menyerang kota Ai.
Tiga ribu orang Israel berangkat untuk melaksanakan misi itu. Namun, apa yang terjadi? Mereka malah dipukul balik, bahkan melarikan diri (4). Dari pihak Israel jatuh tiga puluh enam korban (5). Rakyat kota Ai berhasil mempermalukan bangsa Israel. Bahkan, mereka dibuat lari tunggang-langgang.
Kenyataan ini membuat Yosua tawar hati. Dia mengoyak jubahnya sebagai tanda perkabungan yang mendalam (6). Dia sujud di hadapan tabut Tuhan untuk menunggu jawaban mengapa ini bisa terjadi.
Akhirnya, Tuhan pun membuka suara-Nya (10). Tuhan menunjukkan penyebab kekalahan telak itu adalah bangsa Israel telah berbuat dosa (11). Seseorang yang bernama Akhan telah mencuri barang-barang yang dikhususkan dan membuat Tuhan berpaling dari Israel. Akhan mengakui perbuatannya (20-21), lalu dia mati dirajam dan semua barang itu dibakar (22-25).
Peristiwa ini mengajarkan kita satu prinsip penting mengenai relasi individu dan komunal. Lewat Akhan, kita melihat bahwa keputusan individu ternyata memengaruhi kondisi komunal. Dosa Akhan, bahkan berdampak pada nasib sebuah bangsa. Artinya, setiap tindakan kita sebagai individu memiliki konsekuensi serius kepada orang banyak.
Pelajaran ini mengajak kita agar lebih hati-hati dalam bertindak. Setidaknya, ini membangun kesadaran supaya kita lebih matang sebelum memutuskan melakukan sesuatu. Kita harus mempertimbangkan dengan serius efek yang timbul. Dampaknya bisa saja merugikan keluarga atau kerabat terdekat kita.
Doa: Tuhan, beri kami kemampuan untuk berhati-hati dalam setiap tindakan dan keputusan. [RD]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar