Selasa, 15 Januari 2019

Saat Teduh 17 Jan 2019

Lukas 6:37-42
Menghakimi Bukan Hak Kita

6:37 "Janganlah kamu menghakimi 1 , maka kamupun tidak akan dihakimi.. m  Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. n  6:38 Berilah 2  dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. o  Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. p " 6:39 Yesus mengatakan pula suatu perumpamaan kepada mereka: "Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang? q  6:40 Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya. r  6:41 Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui? 6:42 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
===========================================

Anda pasti pernah mendengar kalimat, "Hei, jangan sok suci ya!" Kita mungkin juga sering mengutarakan hal ini kepada orang yang berusaha menasihati kita. Fenomena ini, setidaknya, sedang menunjukkan bahwa tidak ada satu orang pun yang suka dinasihati, apalagi dihakimi, walau mungkin dia bersalah.
Yesus mengajarkan bahwa tindakan menghakimi sesama, tidak dibenarkan oleh Allah. Oleh karena itu, Yesus berseru, "Jangan menghakimi, " dan "Jangan menghukum, " (37). Yesus mengibaratkan tindakan menghakimi sesama itu seperti seorang buta yang menuntun orang buta. Kita tentu sudah tahu hasilnya. Keduanya pasti akan sama-sama jatuh ke dalam jurang (39). Bagi Yesus, tindakan menghakimi hampir sama dengan orang yang selalu merasa benar. Oleh karena itu, Dia juga menegur mereka yang melihat orang lain lebih bersalah dibandingkan dirinya sendiri (41-42).

Allah melarang kita menjadi hakim atas sesama karena penghakiman adalah hak-Nya (bdk. Ul. 32:35Rm. 12:19Ibr. 10:30). Dialah satu-satunya Hakim yang adil. Cara Allah menghakimi berbeda dengan manusia. Manusia selalu cenderung merasa dirinya paling benar. Akibatnya, ketika manusia menghakimi sesamanya, dia akan selalu merasa lebih suci. Inilah kemunafikan yang ditegur oleh Yesus (41-42). Sementara, Allah akan selalu menghakimi dengan kebenaran karena Dia adalah Kebenaran.

Namun, ajaran ini bukan berarti melarang kita untuk menegur dosa. Jika kita menegur orang lain karena dosa atau kesalahannya, itu adalah sesuatu yang baik. Karena kita melakukannya dengan maksud supaya dia berubah (lih. Yeh. 3:18Mat. 18:15). Berbeda jika kita menegur orang dengan tujuan menyindir atau menyalahkan orang lain. Bahkan, lebih parah lagi jika tindakan itu bertujuan agar kita tampak terlihat lebih rohani. Kalau begitu, maka lebih baik teguran itu dialamatkan kepada diri sendiri lebih dahulu.

Doa: Tuhan, ajarlah kami untuk bercermin lebih dahulu dan melihat jauh ke dalam diri, jika berniat untuk menasihati orang lain. [IVT]

Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...