Sabtu, 21 Oktober 2017

Renungan Kristen : Teladan Keberanian

116:1 Aku mengasihi TUHAN 1 , l  sebab Ia mendengarkan suaraku m  dan permohonanku. n  116:2 Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya o  kepadaku, maka seumur hidupku aku akan berseru kepada-Nya. 116:3 Tali-tali maut p  telah meliliti aku, dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku, aku mengalami kesesakan dan kedukaan. 116:4 Tetapi aku menyerukan nama q  TUHAN: "Ya TUHAN, luputkanlah kiranya aku! r " 116:5 TUHAN adalah pengasih dan adil, s  Allah kita penyayang. t  116:6 TUHAN memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, u  tetapi diselamatkan-Nya aku. v  116:7 Kembalilah tenang, w  hai jiwaku, sebab TUHAN telah berbuat baik x  kepadamu. 116:8 Ya, Engkau telah meluputkan aku y  dari pada maut, dan mataku dari pada air mata, dan kakiku dari pada tersandung. 116:9 Aku boleh berjalan di hadapan TUHAN, z  di negeri orang-orang hidup. a  116:10 Aku percaya, b  sekalipun aku berkata: "Aku ini sangat tertindas. c " 116:11 Aku ini berkata dalam kebingunganku: "Semua manusia pembohong. d " 116:12 Bagaimana akan kubalas 2  kepada TUHAN segala kebajikan-Nya e  kepadaku? 116:13 Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama f  TUHAN, 116:14 akan membayar nazarku g  kepada TUHAN di depan seluruh umat-Nya. 116:15 Berharga di mata h  TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya 3 . i  116:16 Ya TUHAN, aku hamba-Mu! j  Aku hamba-Mu, anak dari hamba-Mu perempuan! k  Engkau telah membuka ikatan-ikatanku! l  116:17 Aku akan mempersembahkan korban syukur m  kepada-Mu, dan akan menyerukan nama TUHAN, 116:18 akan membayar nazarku n  kepada TUHAN di depan seluruh umat-Nya, 116:19 di pelataran o  rumah TUHAN, di tengah-tengahmu, ya Yerusalem! p  Haleluya!
=================================================

Mazmur ini berisi doa ucapan syukur dan tekad seseorang yang mengalami pengalaman iman yang mendalam. Orang tersebut menghadapi ancaman maut (3, 8), namun Tuhan mendengarkan seruannya. Pengalaman iman yang mendalam inilah yang membuahkan pengakuan bahwa "aku mengasihi Tuhan" dan komitmen bahwa "seumur hidupku aku berseru kepada-Nya." Pengakuan ini mengawali rangkaian Mazmur yang dituliskannya. Inilah kekhasan Mazmur 116 yang tidak ada pada mazmur lainnya.

Pengakuan pemazmur saat itu merupakan ungkapan yang muncul dari lubuk hatinya yang terdalam. Pada saat itu ia merasa gentar, takut dan sesak hati. Ia ditimpa oleh penderitaan yang tak terelakkan dan sempat mengalami krisis kepercayaan (10). Dalam situasi seperti itu, Pemazmur mengalami bahwa Tuhan memeliharanya seperti seorang bapak atau ibu terhadap anaknya. Tuhan meluputkan nyawanya dari penindasan dan dusta.

Karena begitu besar kasih Allah kepadanya, Pemazmur menuliskan betapa "berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya" (15). Baginya, apa pun yang terjadi dalam hidupnya, bahkan maut sekalipun adalah suatu berkat asalkan Tuhan mengasihinya. Di sini kasih Tuhan menjadi penentu kualitas hidupnya. Merespons kebaikan Tuhan tersebut, Pemazmur mengucap syukur dan bersaksi di depan umat. Ia menyatakan kesediaannya untuk menjadi hamba Tuhan. Ia hendak mengabdikan hidupnya kepada Tuhan.

Mazmur 116 ini pernah dinyanyikan oleh Tuhan Yesus sesudah Perjamuan Paskah. Melalui nyanyian tersebut, Yesus ingin menyatakan kesiapan-Nya untuk menerima cawan murka Allah di kayu salib demi menanggung dosa seluruh manusia.

Sepatutnya kita bersyukur atas keteladanan Kristus. Dalam diri-Nya, kita melihat kekuatan iman dan kesetiaan kepada Allah. Marilah kita berdoa agar Allah memampukan kita untuk taat dan setia kepada-Nya dalam segala situasi. Sebab kita percaya bahwa Ia selalu menyertai umat-Nya. [MH]

Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...