Kamis, 19 Oktober 2017

Renungan Kristen : Bertepuk Sebelah Tangan

1:1 Penglihatan 1  a  yang telah dilihat b  Yesaya 2  bin Amos tentang Yehuda 3  dan Yerusalem c  dalam zaman Uzia, d  Yotam, e  Ahas f  dan Hizkia, g  raja-raja Yehuda.
Pengaduan tentang bangsa yang tidak setia itu
1:2 Dengarlah, hai langit, dan perhatikanlah, hai bumi, h  sebab TUHAN berfirman: i  "Aku membesarkan anak-anak j  dan mengasuhnya, tetapi mereka memberontak k  terhadap Aku 4 1:3 Lembu mengenal l  pemiliknya, tetapi Israel 5  tidak; keledai mengenal palungan m  yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya. n  o 1:4 Celakalah bangsa yang berdosa, kaum yang sarat dengan kesalahan, p keturunan yang jahat-jahat, q  anak-anak yang berlaku buruk! r  Mereka meninggalkan s  TUHAN, menista Yang t  Mahakudus, Allah Israel 6 , dan berpaling membelakangi u  Dia. 1:5 Di mana kamu mau dipukul v  lagi, kamu yang bertambah w  murtad? x  Seluruh kepala sakit dan seluruh hati y  lemah lesu. z  1:6 Dari telapak kaki sampai kepala a  tidak ada yang sehat: b  bengkak dan bilur c  dan luka baru, tidak dipijit dan tidak dibalut d  dan tidak ditaruh minyak. e  1:7 Negerimu menjadi sunyi sepi 7 , f  kota-kotamu habis terbakar; g  di depan matamu orang-orang asing h  memakan hasil dari tanahmu. Sunyi sepi negeri itu seolah-olah ditunggangbalikkan orang asing. i  1:8 Puteri Sion j  tertinggal k sendirian seperti pondok l  di kebun anggur, seperti gubuk di kebun mentimun dan seperti kota yang terkepung. 1:9 Seandainya TUHAN semesta alam tidak meninggalkan pada kita sedikit orang yang terlepas, m  kita sudah menjadi seperti Sodom, dan sama seperti Gomora 8 . n 
=========================================
Betapa tidak enaknya jika seseorang bertepuk sebelah tangan. Pengalaman itulah yang direfleksikan oleh Nabi Yesaya. Baginya, Allah sudah membesarkan umat-Nya, namun mereka justru memberontak (2). Bahkan tingkah laku mereka dianggap lebih buruk daripada binatang piaraan (3). Itu sebabnya Tuhan murka dan menghukum Yehuda. Hukuman Tuhan adalah pembuangan yang disampaikan dalam bahasa kiasan bahwa Yehuda akan sunyi karena ditinggalkan penduduknya (7-8).
Ancaman hukuman Allah atas Yehuda akan terjadi jika mereka tetap hidup tidak berkenan kepada-Nya. Menurut Yesaya, hukuman itu disebabkan oleh kejahatan umat sendiri, yakni memberontak kepada Allah dengan cara menjalani hidup yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Lewat pernyataannya, Yesaya berusaha mengingatkan mereka bahwa selama ini Allah telah memelihara mereka seperti orangtua yang membesarkan anak-anaknya. Juga seperti binatang yang dipelihara tuannya. Anak yang tahu diri dan binatang yang punya rasa akan membalas kebaikan orangtua atau tuannya itu. 
Berangkat dari gambaran itu, Yehuda diingatkan bahwa Allah yang memilih mereka sekalipun mereka bangsa yang kecil (Ul. 7:7); Allah juga yang membebaskan mereka dari perbudakan (Kel. 20:2); Allahlah yang menuntun mereka hingga menjadi bangsa yang besar. Namun, semua kebaikan dan kemurahan Allah dilupakan oleh mereka. Mereka meninggalkan, menista, dan membelakangi Allah (4). Semestinya umat bersyukur atas kasih Allah dalam hidupnya. Sikap umat Allah itu membuat cinta Allah bagaikan bertepuk sebelah tangan.
Allah tidak memaksa kita membalas cinta kasih-Nya. Namun, jika kita mau membuka hati dan melihat perjalanan hidup kita, niscaya kita akan bersyukur. Bukankah dalam perjalanan hidup ini ada berbagai peristiwa yang membuat kita tersadar, kalau bukan karena Tuhan tidak mungkin akan terjadi. Jika kita memiliki kepekaan hati pastilah kita akan berusaha melakukan yang terbaik untuk menyenangkan hati-Nya. [ASP]

Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...