2:6 Sungguh, telah Kaubuang w umat-Mu 1 , yakni kaum keturunan Yakub, x sebab di mana-mana mereka melakukan tenung seperti yang di Timur dan sihir y seperti orang Filistin, z dan orang-orang asing a di antara mereka terlalu banyak. b
2:7 Negerinya penuh emas c dan perak dan tak terbatas harta bendanya; d negerinya penuh kuda e dan tak terbatas jumlah keretanya. f
2:8 Negerinya penuh berhala-berhala; g mereka sujud menyembah h kepada buatan tangannya i sendiri dan kepada yang dikerjakan oleh tangannya. j
2:9 Maka manusia ditundukkan k dan orang direndahkan l --janganlah ampuni mereka! m
2:10 Masuklah di sela gunung batu dan bersembunyilah n di dalam liang tanah terhadap kedahsyatan TUHAN dan terhadap semarak kemegahan-Nya! o
2:11 Manusia yang sombong p akan direndahkan, q dan orang yang angkuh r akan ditundukkan 2 ; s dan hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi t pada hari u
itu.
2:12 Sebab TUHAN semesta alam menetapkan suatu hari 3 v untuk menghukum semua yang congkak w dan angkuh x serta menghukum semua yang meninggikan diri, y supaya direndahkan; z
2:13 untuk menghukum semua pohon aras di Libanon a yang tumbuh meninggi dan tetap menjulang, b dan menghukum semua pohon tarbantin di Basan; c
2:14 untuk menghukum semua gunung yang tinggi-tinggi dan semua bukit d
yang menjulang ke atas;
2:15 untuk menghukum semua menara e yang tinggi-tinggi dan semua tembok f
yang berkubu;
2:16 untuk menghukum semua kapal g
Tarsis dan semua kapal yang paling indah.
2:17 Manusia yang sombong akan ditundukkan h dan orang yang angkuh akan direndahkan; i hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari j
itu.
2:18 Sedang berhala-berhala k akan hilang l
sama sekali.
2:19 Maka orang akan masuk ke dalam gua-gua m di gunung batu dan ke dalam liang-liang di tanah n terhadap kedahsyatan o TUHAN dan terhadap semarak kemegahan-Nya, p pada waktu Ia bangkit menakut-nakuti bumi. q
2:20 Pada hari itu r berhala-berhala perak dan berhala-berhala emas s yang dibuat manusia untuk sujud menyembah t kepadanya akan dilemparkannya kepada tikus dan kelelawar, u
2:21 dan ia akan masuk ke dalam lekuk-lekuk di gunung batu v dan ke dalam celah-celah di bukit batu terhadap kedahsyatan TUHAN dan terhadap semarak kemegahan-Nya, w pada waktu Ia bangkit x menakut-nakuti bumi. y
2:22 Jangan berharap pada manusia, z sebab ia tidak lebih dari pada embusan nafas, a dan sebagai apakah ia b
dapat dianggap?
==============================
==============
Siapa yang kita andalkan? Pengalaman umat Allah menunjukkan
bahwa mereka mengandalkan harta benda (7). Mereka juga terpengaruh pada
bangsa sekitarnya sehingga menaruh kekuatan pada berhala-berhala (8). Di
balik itu semua, mereka adalah orang yang mengandalkan diri sendiri
(11). Padahal semuanya itu tidak berarti. Karena dalam sekejap saja
Tuhan mampu melenyapkan apa yang dibanggakan dan diandalkan oleh
manusia.
Mengandalkan diri sendiri berawal dari kesombongan. Orang sombong
merasa dirinya mampu melakukan segala sesuatu. Pernyataan nabi Yesaya
menunjukkan bahwa kesombongan itulah yang menjadi akar persoalan.
Berulang kali Yesaya menuturkan pokok kesombongan ini (11, 12, 17).
Karena merasa diri mampu, umat seolah-olah merasa berhak menentukan
hidupnya sendiri. Allah tidak lagi mereka pedulikan. Karena itu mereka
bebas mengikuti bangsa-bangsa sekitar untuk memilih pada ilah mana
mereka akan beribadah. Mereka juga tidak lagi peduli apakah tindakan
mereka sesuai dengan kehendak Allah atau tidak.
Allah membenci orang yang sombong. Karena itu mereka akan
direndahkan. Kesombongan dilukiskan seperti pohon aras dan terbantin
yang berdiri tegak seakan-akan siap menembus langit. Namun pohon itu
dengan mudahnya dirubuhkan oleh kekuatan Allah (13). Manusia perlu
mengingat bahwa keberadaannya bagaikan hembusan napas belaka (22). Walau
kuda, emas, perak, dan lainnya (7) dicari dan dianggap penting dan
dijadikan andalan dalam hidup ini, namun Yesaya menegaskan bahwa semua
kebanggaan dan milik mereka akan lenyap seketika.
Pada umumnya, kita berusaha mendapatkan apa yang dianggap paling
berharga bagi dunia. Dengan segala usaha kita berusaha menggapainya,
termasuk hal-hal yang di luar kehendak-Nya. Akibatnya kita melupakan
kebaikan Tuhan. Pengalaman umat Israel menunjukkan bahwa mengandalkan
manusia dan dunia akan membawa hidup kita berakhir dengan kekecewaan dan
kebinasaan. [ASP]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar