6:10 Maka titah raja kepada Haman: "Segera ambillah pakaian dan kuda itu, seperti yang kaukatakan itu, dan lakukanlah demikian kepada Mordekhai, orang Yahudi, yang duduk di pintu gerbang istana. Sepatah katapun janganlah kaulalaikan dari pada segala yang kaukatakan itu."6:11 Lalu Haman mengambil i pakaian dan kuda itu, dan dikenakannya pakaian itu kepada Mordekhai, kemudian diaraknya Mordekhai melalui lapangan kota itu, sedang ia menyerukan di depannya: "Beginilah dilakukan kepada orang yang raja berkenan menghormatinya."6:12 Kemudian kembalilah Mordekhai ke pintu gerbang istana raja, tetapi Haman bergesa-gesa pulang ke rumahnya dengan sedih hatinya dan berselubung j kepalanya. 6:13 Dan Haman menceritakan kepada Zeresh, k isterinya, dan kepada semua sahabatnya apa yang dialaminya. Maka kata para orang arif bijaksana dan Zeresh, isterinya, kepadanya: "Jikalau Mordekhai, yang di depannya engkau sudah mulai jatuh, l adalah keturunan Yahudi, maka engkau tidak akan sanggup melawan dia, malahan engkau akan jatuh m benar-benar di depannya." 6:14 Selagi mereka itu bercakap-cakap dengan dia, datanglah sida-sida raja, lalu mengantarkan Haman dengan segera ke perjamuan n yang diadakan oleh Ester.
============================== ==============
Ada peribahasa yang berbunyi demikian: "Marah akan tikus, lengkiang dibakar." Artinya, karena sakit hati oleh suatu hal kecil, seseorang lantas melakukan sesuatu yang mendatangkan kerugian besar. Ungkapan ini cocok dikenakan pada diri Haman. Demi sakit hati pada hal sepele, tanpa disadarinya Haman sedang menggali liang kuburnya (lih. 3:2-5, 6:10).
Kebencian Haman semakin menjadi-jadi tatkala ia mendengar bahwa Raja Ahasyweros akan menghadiahkan kehormatan kepada musuhnya, Mordekhai. Belum lagi ditambah perintah raja yang menugasi Haman untuk membuat arak-arakan di depan publik agar semua orang tahu bahwa Mordekhai pernah berjasa terhadap raja (10). Dan orang yang harus berteriak-teriak di depan banyak orang adalah Haman sendiri (11). Meskipun ia merasa malu dan terhina, namun ia tidak berdaya menolak perintah raja. Ia merasa bahwa rencananya untuk menyula Mordekhai dan membinasakan bangsa Yahudi akan gagal total.
Kesedihan yang menumpuk dan kepedihan hati diutarakan Haman kepada istrinya dan para sahabatnya (13a). Sebenarnya orang bijak telah memperingatkan Haman untuk mewaspadai kemarahannya. Bahwa amarah yang membabi-buta dapat menghancurkan diri sendiri (13b). Namun, kemarahan itu sudah menguasai akal sehat Haman. Peringatan orang bijak pun sulit meredakan amarahnya, apalagi ia merasa memiliki kuasa yang lebih besar daripada Mordekhai.
Amarah yang dipelihara terus-menerus tidak akan memberikan ketenangan hati. Dia laksana monster yang selalu menuntut untuk dipuaskan hasratnya. Demikian pula halnya dengan manusia yang menjadikan kemarahan sebagai candu dalam hidupnya bukan lagi penguasa atas dirinya, sebaliknya ia dikuasai oleh hawa nafsunya. Berhati-hatilah dengan perasaan marah dan segera padamkan sedini mungkin. Jangan sampai kehadirannya meniadakan diri kita. Saat kita mengabaikan dan menyepelekannya, maka dia secara pasti akan menghancurkan hidup kita. [TRW]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar