Senin, 30 Oktober 2017

Kabar Baik 30 Oktober 2017

Shalom.

Dasar dari semua mujizat adalah kedaulatan Allah, bagian kita hanya berdoa, keputusan Tuhanlah yang terjadi. »IHT«

Efesus 3:20  Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita.

Sahabat jangan pernah lupa, hidup adalah anugerah dan kasih karunia dari Tuhan, bila kita masih bisa bernafas itupun karena pemberian dari Tuhan, itu sebabnya mari kita senantiasa mengucap syukur atas kemurahan Tuhan.
Bila saat ini kita sedang mengalami hal hal yang kurang baik, belajarlah untuk senantiasa bersyukur dan berserah pada Tuhan.

Jangan tolak kedaulatan Tuhan, sebab Dialah Sang Pencipta, setitik iotapun kita tidak berhak untuk komplain atau bersungut sungut kepadaNya.

Roma 9:21  Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?

Allah memiliki hak penuh atas hidup kita, jadi apapun kondisi kita saat ini terimalah apa adanya, yakinlah pada rancanganNya yang begitu sempurna.

Ayub 2:10  Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.

Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Pagi 31 Oktober 2017

Para Raksasa Terus Berdatangan
“Lalu terjadilah lagi pertempuran di Gat; dan di sana ada seorang yang tinggi perawakannya , yang tangannya dan kakinya masing-masing berjari  enam; dua puluh empat seluruhnya; juga orang ini termasuk keturunan raksasa” (2 Samuel 21:20).
Sepertinya tidak ada akhir perang berkepanjangan antara bangsa Israel dan Filistin. Benar, Daud telah mempermalukan musuh-musuhnya di dalam perang melawan Goliat, tetapi mereka datang kembali, satu raksasa pergi yang lainpun datang. Pertama, Yisbi-Benob (ayat 16), lalu Saf (ayat 18), lalu saudara Goliat yang tidak disebutkan namanya (ayat 19), dan sekarang seorang yang tidak bernama, tinggi perawakannya, yang tangan dan kakinya masing-masing berjari enam (ayat 20). Ya, para raksasa “terus berdatangan.”
Pertempuran panjang antara Daud dan para raksasa dari Filistin adalah gambaran dari peperangan kita dengan Iblis yang ada di dalam diri kita yang berdosa. Ini adalah warisan para raksasa kecendrungan untuk berbuat jahat – sama seperti raksasa yang cendrung berbuat jahat itu. Kecendrungan untuk berbuat salah yang diperoleh dan dikembangkan yang terakhir ini adalah selera dan kebiasaan karena dapat dibuang, misalnya, kesenangan dan kepelisiran (Amanat kepada Orang Muda, hlm. 48) – hal ini bisa dan harus dihilangkan.
Tetapi kecendrungan warisan, semua tuntutan daging  yang merupakan bagian dari kejahatan alamiah sejak lahir tidak dapat dihilangkan. Setelah pertobatan, hal-hal itu tidak dapat mengontrol kita, tetapi terus saja mengganggu dan mendesak kearah kejahatan karena itu adalah alamiah kita. Pemberantasan hal-hal itu terjadi ketika yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati (1 Kor. 15:54). Namun demikian, karena keinginan daging tidak dapat dihilangkan, mereka dapat dan harus ditaklukkan (Membina Kehidupan Abadi, hlm. 272), dibatasi (Testimonies for the Church, jld. 5, hlm. 127, 128), ditundukkan (ibid., hlm. 648), dikontrol,(ibid., jld. 4, hlm. 235), ditaklukan (Membina Keluarga Bahagia, hlm. 119), dan ditekan (Gospel Workers, hlm. 127,128). Dan ini adalah “pekerjaan seumur hidup” – peperangan yang tidak pernah berakhir adalah melawan kuasa sifat alami.
Kemenangan Daud, sebagai prajurit pemberani memberikan semangat kepada kita. Dia tidak hanya membunuh raksasa Goliat, tetapi dia juga membunuh yang lainnya. Dapat dikatakan bahwa dalam peperangannnya melawan bangsa Filistin, walaupun para raksasa terus berdatangan, Daud tetap menang! Ini juga bisa terjadi dalam kehidupan kita. Sebagaimana surga menyediakan masa depan bagi Raja Israel dengan kebijaksanaan dan keberanian dan kekuatan untuk menang dalam pertentangan besar, Tuhan kita dan kekuatan Firman-Nya memperlengkapi kita dengan kemenangan terus-menerus mengalahkan raksasa diri, dan pada kedatangan-Nya , menerima upah yang kekal.

Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Kristen : Jangan Takut

Yesaya 7:1-9
Janganlah Takut

7:1 Dalam zaman Ahas z  bin Yotam bin Uzia, raja Yehuda 1 , maka Rezin, a  raja Aram, b  dengan Pekah c  bin Remalya, d  raja Israel, maju ke Yerusalem untuk berperang melawan kota itu, namun mereka tidak dapat mengalahkannya. 7:2 Lalu diberitahukanlah kepada keluarga Daud: e  "Aram telah berkemah di wilayah Efraim, f " maka hati Ahas dan hati rakyatnya gemetar g  ketakutan seperti pohon-pohon hutan bergoyang ditiup angin. 7:3 Berfirmanlah TUHAN kepada Yesaya: "Baiklah engkau keluar menemui Ahas, engkau dan Syear Yasyub 2 ,h  anakmu laki-laki, ke ujung saluran kolam atas, ke jalan raya pada Padang i  Tukang Penatu, 7:4 dan katakanlah kepadanya: Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang, j  janganlah takut k  dan janganlah hatimu kecut l  karena kedua puntung m  kayu api yang berasap ini, yaitu kepanasan amarah n  Rezin dengan Aram dan anak Remalya. o  7:5 Oleh karena Aram dan Efraim dengan anak Remalya p  telah merancang q  yang jahat atasmu, dengan berkata: 7:6 Marilah kita maju menyerang Yehuda dan menakut-nakutinya serta merebutnya, kemudian mengangkat anak Tabeel sebagai raja di tengah-tengahnya, 7:7 maka beginilah firman r  Tuhan ALLAH: Tidak akan sampai hal itu, dan tidak akan terjadi, s  7:8 sebab Damsyik t  ialah ibu kota Aram, dan Rezin u  ialah kepala Damsyik. Dalam enam puluh lima tahun 3  Efraim akan pecah, v  tidak menjadi bangsa lagi. 7:9 Dan Samaria w  ialah ibu kota Efraim, dan anak Remalya ialah kepala Samaria. Jika kamu tidak percaya, x  sungguh, y  kamu tidak teguh jaya. z "
==============================================
Israel telah terpisah menjadi dua negara, yaitu bagian Utara disebut Israel dan bagian Selatan yang disebut Yehuda (1). Saat itu tengah terjadi perlawanan terhadap Kerajaan Asyur. Rezin (Raja Aram) dan Remalya (Raja Israel) telah bersekutu mengajak Ahas, Raja Yehuda. Namun ajakan mereka ditolak oleh Ahas. Itu sebabnya Aram dan Israel hendak menyerang Yehuda. Di tengah situasi yang panas, Yesaya hadir dan meminta Ahas tidak perlu takut (4) dan menyarankan agar ia memegang janji Tuhan (9).
Keadaan Yehuda memang serbasalah. Dalam perhitungan politik, melawan Kerajaan Asyur bukan perkara gampang. Sedangkan ajakan untuk bersekutu yang ditawarkan Rezin dan Remalya belum tentu mampu mengalahkan Asyur. Bagi Ahas, hal itu bukan menyelesaikan masalah, malahan menambah masalah baru. Karena itu, Ahas mengambil keputusan menolak ajakan Rezin dan Remalya. Keputusannya justru membuat Rezin dan Remalya marah. Kedua raja tersebut bersiap menyerang Yehuda. Situasi genting itu membuat Ahas dan rakyatnya berada dalam ketakutan (2).
Tuhan mengutus Yesaya untuk memberikan dukungan kepada Ahas agar tidak takut menghadapi ancaman Rezin dan Remalya. Yang dibutuhkan Ahas dan rakyatnya hanyalah berpegang teguh pada Tuhan. Melalui Yesaya, Tuhan menjanjikan bahwa apa yang ditakuti Ahas dan rakyatnya, tidak akan terjadi (7). Tampaknya janji Tuhan tidak mampu meredakan rasa cemas dan takut pada Ahas. Malahan Ahas mencari perlindungan pada bangsa Asyur (2Raj. 16:7). Ketakutan Ahas membuatnya mengabaikan keberadaan dan sabda Tuhan. Ahas lebih memilih mengandalkan kekuatan manusia daripada Tuhan.
Orang yang berada dalam ketakutan sering kali mengambil tindakan gegabah dan jalan pintas untuk menyelesaikan masalah. Alhasil, ketakutan justru menciptakan persoalan baru. Karena itu, kita perlu belajar bahwa di tengah ketakutan semestinya berpegang teguh pada janji Tuhan. Sebab Ia tidak pernah mengecewakan kita. [ASP]
Tuhan Yesus memberkati.

Jumat, 27 Oktober 2017

Renungan Pagi 28 Oktober 2017


Jaminan Ganda Kita

“Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena  itu dunia tidak mengenali kita. Sebab dunia tidak mengenal Dia” (1 Yohanes 3:1)

Pernyataan apakah yang dapat menerangi hari Anda – apakah itu adalah suatu kepastian untuk membawa Anda pada harapan dan motivasi? Perhatikan kutipan ini: “Tabiat itu akan nyata bukan dengan perbuatan baik yang kadang-kadang dan perbuatan-perbuatan buruk yang kadang-kadang pula, melainkan dengan kecenderungan perkataan dan perbuatan setiap hari” (Kebahagiaan Sejati, hlm. 66).  Dan mengapakah hal ini sangat luar biasa? Karena itu berbicara tentang sesuatu perlindungan “ganda” yang berhubungan dengan pertobatan. Pertama, kita diberikan perlindungan memiliki karakter Kristus dan dengan tindakan itu, kita diterima  oleh Bapa. Kedua, kualitas dari pola hidup kita, penurutan kita, tidak dinilai dari berapa sering kita jatuh dan cemas sehingga membuat kita merasa bersalah, tetapi melalui pola hidup kita.

Apakah artinya perbuatan buruk? Makan yang terlalu banyak dan terlalu cepat, bekerja terlalu keras atau terlalu lama, menghakimi orang lain, iri hati, sombong, gampang lupa, membicarakan orang lain, mendengarkan dan mengatakan hal yang tidak pasti, gagal untuk tetap teguh pada saat krisis, memamerkan kesombongan,  “sedikit berbohong untuk kebaikan,” tidak menguduskan Sabat, mementingkan  diri  sendiri untuk kehendak kita, berbuat baik untuk mendapat balasan, dan tutup mata kepada keadaan orang miskin dan sangat membutuhkan. Hal-hal ini adalah cara yang sering kita salah mengerti. Perwakilan Tuhan yang tidak pernah kenal lelah – Malaikat-malaikat kudus yang selalu memperhatikan, “Dia mengetahui semua yang kita lakukan dan mendengar semau yang kita katakan” – dan mencatat semuanya itu.

Meskipun demikian, kabar baiknya adalah, jika kita tanpa kenal lelah berdoa dengan sungguh-sungguh, percaya dan menurut, dengan mengakui segala dosa kita, kita tidak akan, dikucilkan dari keluarga Tuhan. Fakta bahwa Dia mengerti siapa kita dan mengetahui bahwa kita adalah debu dan penilaian kita “tidak pernah sempurna” bertumbuh dalam terang dan perlindungan Kristus yang kudus (bukan daftar perbuatan baik dan buruk) adalah sebagai motivasi yang menakjubkan.

Meskipun mencoba sungguh-sungguh, Yohanes kekasih tidak menemukan bahasa yang lebih indah untuk menggambarkan  belas kasihan Tuhan. Frustasi dalam  upayanya itu, dia meninggalkan usahanya untuk mencari kata-kata terbaik dan berseru dengan penuh penyerahan tetapi sangat kagum, “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita” (1 Yohanes 3:1).

Dia (Yohanes), yang melihat kasih Kristus lebih dalam dari orang lain, tidak dapat menemukan bahasa yang memuaskan tentang kasih karunia Tuhan – dan kita juga tidak akan dapat. Meskipun demikian, sebagaimana yang dikatakan dalam Alkitab, kita dapat “diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya” (lihat 2 Korintus 3:18). Perasaan yang mendalam ini adalah suatu perjalanan seumur hidup, perintah dan jaminan untuk kita pada hari ini dan setiap hari.

Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Kristen : Pendosa yang Diutus






Yesaya 6:1-13

Pendosa yang Diutus



Cara Tuhan mengutus Yesaya digambarkan dengan luar biasa. Dalam penglihatannya, Yesaya melihat Tuhan! (1) dan para Serafim yang berseru tentang kekudusan-Nya (3). Penglihatan itu menggetarkan hati Yesaya. Dengan penuh ketakutan ia berseru, "Celakalah aku!" (4). Sebab Yesaya menyadari bahwa dirinya berdosa dan tidak layak di hadapan Tuhan. Namun, Tuhan sendiri yang berkenan melayakkan hamba-Nya (7). Yesaya pun diutus menjadi nabi di tengah-tengah bangsa yang keras hati (8).

Berjumpa dengan Tuhan adalah hal yang sangat istimewa. Namun tidak semua orang dapat bertatap muka dengan Tuhan. Musa sendiri hanya diperkenankan melihat punggung Tuhan (lih. Kel. 33:20). Di satu sisi, ada perasaan gembira saat Yesaya melihat Tuhan, namun di sisi lain ada perasaan yang mencekam dan menakutkan yang dialami oleh Yesaya. Ditambah lagi ada seruan yang menggetarkan dari para Serafim tentang hakikat Tuhan yang kudus. Dengan perasaan takut dan gentar Yesaya mengakui bahwa dirinya tidak pantas berada di hadapan Tuhan. Yesaya pun mengakui bahwa dirinya hidup di tengah lingkungan yang najis bibir dan ia pun tertular oleh kenajisan itu.

Tuhan tahu kondisi Yesaya dan Ia tidak mempersoalkan hal itu. Dengan cara yang ajaib, Tuhan menghapus kesalahannya dan mengampuni hamba-Nya (7). Kini, Yesaya diminta untuk menjadi utusan Tuhan. Dengan kemantapan hati Yesaya menyerahkan dirinya pada misi Tuhan (8). Ia menyatakan kesiapannya untuk menjadi penyambung lidah Tuhan untuk menyatakan penghukuman bagi bangsanya.

Namun, Yesaya bertanya sampai berapa lama berita penghukuman itu akan disampaikan? (11a). Jawaban Tuhan tegas, yakni sampai seluruh wilayah Israel menjadi sunyi sepi (11b). Setelah itu barulah tumbuh tunas yang kudus (13).

Dalam hal melayani, Tuhan tidak mencari orang saleh dan benar untuk mewujudkan kehendak-Nya di dunia. Yang dibutuhkan oleh Tuhan adalah orang yang mau diubahkan oleh Firman-Nya. Bagaimana dengan kita?

Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Kristen : Mengabaikan Peringatan



Mengabaikan Peringatan

Yesaya 5:8-30

Kali ini Nabi Yesaya memberikan peringatan keras kepada umat Allah. Ungkapan itu tampak pada penggunaan kata "celakalah" sebanyak enam kali (8, 11, 18, 20, 21, 22). Jika peringatan keras itu tak didengarkan, maka hukuman Allah menanti, yaitu murka Allah yang menyala-nyala. Murka itu diekspresikan dengan kiasan "tangan teracung dan gunung bergetar (25)." Cara Allah menghukum adalah dengan memanggil bangsa yang jauh untuk melumat Israel (26).

Peringatan yang disampaikan Yesaya menunjukkan betapa bobroknya kehidupan umat Allah pada masa itu. 

Celaka yang pertama terkait dengan penindasan sosial. Para pemimpin hidup demi kepentingan sendiri. Mereka merampas harta benda rakyat. 

Celaka yang kedua membongkar kehidupan berpesta pora dan disertai kemabukan. Hidup yang dijalani umat jauh dari kepedulian sosial. Mereka dirasuki oleh kenikmatan diri. Kekudusan Tuhan tak lagi penting buat mereka.

Celaka yang ketiga menunjukkan bahwa berdusta sudah menjadi kebiasaan sehari-hari. Dusta tidak lagi dianggap sebagai dosa, melainkan pembenaran diri. Hati nurani mereka telah mati sehingga tidak ada lagi perasaan bersalah ketika orang berdusta. 

Celaka yang keempat memutarbalikkan kebenaran. Adalah biasa bagi mereka membolak-balikkan ketidakbenaran menjadi kebenaran dan sebaliknya. Kepandaian beretorika dan berargumentasi membuat yang benar menjadi salah dan yang salah menjadi benar.

Celaka yang kelima menganggap diri bijak. Mereka salah menilai diri. Dengan kesombongan mereka merasa diri lebih bijaksana dan cerdas ketimbang yang lain.

Celaka keenam memperlihatkan perlombaan untuk menonjolkan kemampuan buruk. Semakin buruk tingkah laku seseorang, semakin ia menjadi bangga. Tidak ada satu pun perbuatan dan sikap hidup mereka yang diperkenan oleh Allah.

Tuhan tidak pernah menghukum seseorang tanpa alasan. Ia terlebih dahulu memberikan peringatan. Apabila teguran-Nya diabaikan, maka hukuman-Nya pun akan menimpa hidup kita. 

Tuhan Yesus memberkati.
____
I Salam,
logo anggur baru.jpgPAUD Anggur Baru | Gerakan Sentuhan Kasih | SMS Firman Tuhan | Layanan Doa | Kabar Baik
SK KEMHUNKAM No : AHU-0012926.AH.01.04.Tahun 2015
Equipping people to Know, Grow and Show God Love's.
Rek. Bank Pelayanan : (BRI) 7249-01-009116-53-0 an. Yayasan Anggur Baru Ministry
Jln. Batu Bintang #7 B. Batrem Kota Dumai |( : 0811-7501777 | Twitter : @YABMinistry

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...