Minggu, 03 Maret 2019

Saat Teduh 6 Maret 2019

22:30 Namun kepala pasukan itu ingin mengetahui dengan teliti apa yang dituduhkan orang-orang Yahudi t  kepada Paulus. Karena itu pada keesokan harinya ia menyuruh mengambil Paulus dari penjara u  dan memerintahkan, supaya imam-imam kepala dan seluruh Mahkamah Agama v  berkumpul. Lalu ia membawa Paulus dari markas dan menghadapkannya kepada mereka. 23:1 Sambil menatap anggota-anggota Mahkamah Agama, w  Paulus berkata: "Hai saudara-saudaraku, x sampai kepada hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani y  yang murni 1  di hadapan Allah." 23:2 Tetapi Imam Besar Ananias z  menyuruh orang-orang yang berdiri dekat Paulus menampar mulut a  Paulus. 23:3 Membalas itu Paulus berkata kepadanya: "Allah akan menampar engkau, hai tembok yang dikapur putih-putih! b Engkau duduk di sini untuk menghakimi aku menurut hukum Taurat, namun engkau melanggar hukum Taurat oleh perintahmu untuk menampar c  aku." 23:4 Dan orang-orang yang hadir di situ berkata: "Engkau mengejek Imam Besar Allah?" 23:5 Jawab Paulus: "Hai saudara-saudara, aku tidak tahu, bahwa ia adalah Imam Besar. Memang ada tertulis: Janganlah engkau berkata jahat tentang seorang pemimpin bangsamu! d 23:6 Dan karena ia tahu, bahwa sebagian dari mereka itu termasuk golongan orang Saduki e  dan sebagian termasuk golongan orang Farisi, ia berseru dalam Mahkamah Agama itu, katanya: "Hai saudara-saudaraku, f  aku adalah orang Farisi, g  keturunan orang Farisi; aku dihadapkan ke Mahkamah ini, karena aku mengharap akan kebangkitan orang mati. h 23:7 Ketika ia berkata demikian, timbullah perpecahan antara orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki dan terbagi-bagilah orang banyak itu. 23:8 Sebab orang-orang Saduki mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan i  dan tidak ada malaikat atau roh, tetapi orang-orang Farisi mengakui kedua-duanya. 23:9 Maka terjadilah keributan besar. Beberapa ahli Taurat dari golongan Farisi j  tampil ke depan dan membantah dengan keras, katanya: "Kami sama sekali tidak menemukan sesuatu yang salah pada orang ini! k  Barangkali ada roh atau malaikat yang telah berbicara kepadanya. l 23:10 Maka terjadilah perpecahan besar, sehingga kepala pasukan takut, kalau-kalau mereka akan mengoyak-ngoyak Paulus. Karena itu ia memerintahkan pasukan untuk turun ke bawah dan mengambil Paulus dari tengah-tengah mereka dan membawanya ke markas. m  23:11 Pada malam berikutnya Tuhan datang berdiri di sisinya 2  dan berkata kepadanya: "Kuatkanlah hatimu, n  sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma. o "
==========================================
Siapa yang tidak mengenal Martin Luther, Sang Bapak Reformasi Gereja? Pada abad ke-16, Paus Leo X pernah mendiskreditkan ajaran Luther. Akibatnya, Luther harus menghadiri sidang di Worms pada tahun 1521. Sidang itu memaksa Luther agar menarik seluruh ajarannya. Namun, Luther teguh bagai batu karang, "Di sini aku berdiri. Kiranya Tuhan menolongku. Amin."

Keberanian seperti itu pernah juga dilakoni Paulus. Setelah kepala pasukan urung menyesahnya (22:29), ia diserahkan kepada Mahkamah Agama (22:30). Sidang terpaksa digelar untuk meneliti tuduhan orang-orang Yahudi kepadanya.

Lukas menuliskan keberanian Paulus dalam mempertahankan imannya di hadapan Mahkamah Agama (1). Bahkan ketika Imam Besar Ananias menyuruh orang untuk menamparnya, ia tidak gentar (2-3). Walau tertekan (4), Paulus malah dengan cerdik memecah suara para pembencinya (6). Ia memanfaatkan perbedaan doktrin antara orang Farisi dan Saduki.

Orang Saduki tidak percaya pada kebangkitan dan keberadaan malaikat atau roh. Sedangkan, orang Farisi percaya pada keduanya. Hal itu menimbulkan keributan besar di antara mereka. Orang Farisi kemudian membela Paulus setelah mengetahui bahwa ia juga seorang Farisi. Keributan besar itu membuat kepala pasukan membawa Paulus kembali ke markas (7-10).

Tindakan Paulus itu membutuhkan keberanian yang besar. Tentu saja kekuatannya datang dari Tuhan. Hanya mereka yang ada di sisi Allah yang mampu bertindak seperti itu (11). Hati yang berani bagi kebenaran adalah anugerah Allah semata.

Sebagai orang Kristen, kita mungkin pernah mengalami diskriminasi dan ketidakadilan. Masyarakat mengucilkan, menolak, bahkan menganiaya kita. Dari pengalaman Paulus, kita belajar agar tidak berkecil hati. Sama seperti Paulus, Tuhan pun akan mendampingi kita. Ia tidak berubah. Ia akan memberi kita kekuatan hati agar tetap tegar melewati itu semua.

Doa: Tuhan, berikan kami kekuatan hati untuk menjadi saksi-Mu di tengah dunia demi kemuliaan-Mu. [SL]

Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...