Imamat 6:24-30
====================================
Kekudusan Allah menuntut ketaatan yang mendetail dalam melaksanakan
perintah-Nya. Sebagai konsekuensinya, kita harus melepaskan keputusan
berdasarkan pertimbangan pikiran sendiri. Kita harus cermat dalam mendengar dan
melaksanakan perintah-Nya. Kita bisa melihat ini dari teladan para imam
berkenaan tentang kurban penghapus dosa.Ada kemiripan antara kurban sajian dan kurban penghapusan dosa. Persamaannya, ada bagian dari kurban yang diperuntukkan bagi imam. Bedanya, setiap keturunan Harun harus memakan bagiannya dari kurban sajian. Sementara, bagian dari kurban penghapusan dosa hanya dikonsumsi imam yang sedang bertugas (26-29). Kesamaan kedua, semua bagian itu dimakan di tempat kudus, yaitu di pelataran Kemah Pertemuan.
Aturan tentang pakaian dan perkakas lainnya pun ada. Pakaian yang terkena percikan darah mesti dicuci di tempat kudus (27). Belanga tanah yang dipakai untuk memasak kurban harus dipecahkan (28). Mungkin, itu sebagai antisipasi agar jangan sampai ada sisa. Pasalnya, dalam Im. 7:15-17, disebutkan supaya tidak ada sisa dari kurban. Seandainya masih ada tersisa, itu semua harus dibakar pada hari ketiga. Jika belanganya terbuat dari tembaga, harus digosok dan dibasuh air (28). Namun, ada bagian dari kurban yang tidak boleh dimakan, melainkan dibakar habis (30).
Setiap mempersembahkan kurban selalu ada peraturan-peraturan khusus yang menyertainya. Para imam wajib melaksanakannya tanpa kompromi. Tuhan menuntut agar mereka melakukannya dengan terperinci. Artinya, itu menunjukkan bahwa Allah adalah pribadi yang teratur.
Kita sering berpikir bahwa sikap hati adalah yang terpenting dalam melayani Tuhan. Akibatnya, kita kerap lalai bahkan mengabaikan praktik-praktik konkret dalam lapangan. Akan tetapi, nas hari ini berbicara lain. Selain menuntut sikap hati, Tuhan juga menagih ketaatan yang mendetail. Ia ingin agar segala perintah-Nya dijalankan dengan tepat dan spesifik.
Doa: Tuhan, ajarilah kami taat sesuai keinginan-Mu. [IT]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar