Jumat, 22 Maret 2019

Saat Teduh 25 Maret 2019 : Menaati dengan Cermat dan Tepat


Imamat 6:24-30


6:24 TUHAN berfirman kepada Musa, demikian: 6:25 "Katakanlah kepada Harun dan anak-anaknya: Inilah hukum tentang korban penghapus dosa. m  Di tempat n  korban bakaran disembelih, di situlah harus disembelih korban penghapus dosa di hadapan TUHAN. o  Itulah persembahan maha kudus. 6:26 Imam yang mempersembahkan korban penghapus dosa itulah yang harus memakannya; haruslah itu dimakan di suatu tempat yang kudus, p  di pelataran q  Kemah Pertemuan. r  6:27 Setiap orang yang kena kepada daging korban itu menjadi kudus, s  dan bila darahnya ada yang tepercik kepada sesuatu pakaian, haruslah engkau mencuci pakaian itu di suatu tempat yang kudus. 6:28 Dan belanga t  tanah, tempat korban itu dimasak, haruslah dipecahkan, dan jikalau dimasak di dalam belanga tembaga, haruslah belanga itu digosok dan dibasuh dengan air. 6:29 Setiap laki-laki di antara para imam haruslah memakannya; u  itulah persembahan maha kudus. v  6:30 Tetapi setiap korban penghapus dosa, yang dari darahnya dibawa sebagian ke dalam Kemah Pertemuan untuk mengadakan pendamaian w  di dalam tempat kudus, x  janganlah dimakan, melainkan dibakar y  habis dengan api."
====================================
Kekudusan Allah menuntut ketaatan yang mendetail dalam melaksanakan perintah-Nya. Sebagai konsekuensinya, kita harus melepaskan keputusan berdasarkan pertimbangan pikiran sendiri. Kita harus cermat dalam mendengar dan melaksanakan perintah-Nya. Kita bisa melihat ini dari teladan para imam berkenaan tentang kurban penghapus dosa.

Ada kemiripan antara kurban sajian dan kurban penghapusan dosa. Persamaannya, ada bagian dari kurban yang diperuntukkan bagi imam. Bedanya, setiap keturunan Harun harus memakan bagiannya dari kurban sajian. Sementara, bagian dari kurban penghapusan dosa hanya dikonsumsi imam yang sedang bertugas (26-29). Kesamaan kedua, semua bagian itu dimakan di tempat kudus, yaitu di pelataran Kemah Pertemuan.

Aturan tentang pakaian dan perkakas lainnya pun ada. Pakaian yang terkena percikan darah mesti dicuci di tempat kudus (27). Belanga tanah yang dipakai untuk memasak kurban harus dipecahkan (28). Mungkin, itu sebagai antisipasi agar jangan sampai ada sisa. Pasalnya, dalam Im. 7:15-17, disebutkan supaya tidak ada sisa dari kurban. Seandainya masih ada tersisa, itu semua harus dibakar pada hari ketiga. Jika belanganya terbuat dari tembaga, harus digosok dan dibasuh air (28). Namun, ada bagian dari kurban yang tidak boleh dimakan, melainkan dibakar habis (30).

Setiap mempersembahkan kurban selalu ada peraturan-peraturan khusus yang menyertainya. Para imam wajib melaksanakannya tanpa kompromi. Tuhan menuntut agar mereka melakukannya dengan terperinci. Artinya, itu menunjukkan bahwa Allah adalah pribadi yang teratur.

Kita sering berpikir bahwa sikap hati adalah yang terpenting dalam melayani Tuhan. Akibatnya, kita kerap lalai bahkan mengabaikan praktik-praktik konkret dalam lapangan. Akan tetapi, nas hari ini berbicara lain. Selain menuntut sikap hati, Tuhan juga menagih ketaatan yang mendetail. Ia ingin agar segala perintah-Nya dijalankan dengan tepat dan spesifik.

Doa: Tuhan, ajarilah kami taat sesuai keinginan-Mu. [IT]

Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...