Minggu, 10 Maret 2019

Saat Teduh 12 Maret 2019


Kisah Para Rasul 21:37-40

Berbicara dengan Kepala Dingin

21:37 Ketika Paulus hendak dibawa masuk ke markas, r  ia berkata kepada kepala pasukan itu: "Bolehkah aku mengatakan sesuatu kepadamu?" Jawabnya: "Tahukah engkau bahasa Yunani? 21:38 Jadi engkau bukan orang Mesir itu, yang baru-baru s  ini menimbulkan pemberontakan dan melarikan empat ribu orang pengacau bersenjata ke padang gurun? t " 21:39 Paulus menjawab: "Aku adalah orang Yahudi, dari Tarsus, u  warga dari kota yang terkenal di Kilikia; v  aku minta, supaya aku diperbolehkan berbicara kepada orang banyak itu." 21:40 Sesudah Paulus diperbolehkan oleh kepala pasukan, pergilah ia berdiri di tangga dan memberi isyarat w  dengan tangannya kepada rakyat itu; ketika suasana sudah tenang, mulailah ia berbicara kepada mereka dalam bahasa Ibrani, x  katanya:
===================================================
Dapatkah suatu permasalahan diselesaikan dengan keributan dan perdebatan? Tentu saja bisa, namun itu bukan cara yang elok.

Paulus sadar akan hal tersebut. Dalam perikop sebelumnya, orang-orang Yahudi menuduh dan meneriaki dia. Pasalnya, dia dituding telah menista agama Yahudi (21:28). Karena masalah itu, mereka membuat kegaduhan. Menghadapi itu semua, Paulus tidak panik. Dia tenang dan meminta izin kepada kepala pasukan agar memberinya kesempatan berbicara (37, 39).

Sebelum mengutarakan pikirannya, Paulus sadar dia sedang menghadapi massa yang mengamuk. Agar suaranya didengarkan, maka dia harus menenangkan mereka. Tentu saja ini bukan urusan gampang. Berbicara dalam kegaduhan seperti itu, bak mencoba berlayar di tengah badai, bukan?
Kepala pasukan pun mengizinkan Paulus untuk berbicara. Selanjutnya, Paulus harus menenangkan amukan massa terlebih dahulu. Kalau tidak, maka komunikasi dua arah akan batal terwujud. Kemudian, dia memberikan isyarat kepada mereka dengan tangannya (40). Suasana pun mulai tenang.

Kesabaran serta ketenangan Paulus membuat suasana menjadi lebih sejuk. Terlihat bahwa Paulus adalah sosok yang matang, dewasa, dan berpengalaman. Padahal, jika mau, dia bisa langsung berteriak balik kepada mereka. Dia bisa pamer menyombongkan diri dan kehebatannya kepada mereka. Dalam kasus ini, sebenarnya dia berhak marah. Namun, itu semua tidak dilakukannya. Dia menunggu waktu yang tepat untuk meluruskan permasalahan ini.

Kita dapat belajar sesuatu dari Paulus, yaitu tentang menahan diri. Kita sering kali sulit untuk menahan diri, apalagi jika kita merasa dalam posisi benar. Dalam situasi konflik, kita acap kali menuntut agar didengarkan, bukan mendengarkan. Oleh sebab itu, baiklah kita belajar untuk mengontrol diri. Ini penting supaya kita bisa berbicara dan menyelesaikan masalah dengan cara elegan.

Doa: Tuhan, berikan kami kemampuan agar bisa menyelesaikan masalah dengan kepala dingin. [SL]

Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...