Selasa, 26 Maret 2019

Saat Teduh 27 Maret 2019 : Sabar Menantikan Jawaban Doa


Kisah Para Rasul 28:11-16

28:11 Tiga bulan kemudian kami berangkat dari situ naik sebuah kapal dari Aleksandria u  yang selama musim dingin berlabuh di pulau itu. Kapal itu memakai lambang Dioskuri. 28:12 Kami singgah di Sirakusa dan tinggal di situ tiga hari lamanya. 28:13 Dari situ kami menyusur pantai, lalu sampai ke Regium. Sehari kemudian bertiuplah angin selatan dan pada hari kedua sampailah kami di Putioli. 28:14 Di situ kami berjumpa dengan anggota-anggota v  jemaat, dan atas undangan mereka kami tinggal tujuh hari bersama-sama mereka. Sesudah itu kami berangkat ke Roma. 28:15 Saudara-saudara w  yang di sana telah mendengar tentang hal ihwal kami dan mereka datang menjumpai kami sampai ke Forum Apius dan Tres Taberne. Ketika Paulus melihat mereka, ia mengucap syukur kepada Allah lalu kuatlah hatinya. 28:16 Setelah kami tiba di Roma 1 , Paulus diperbolehkan tinggal dalam rumah sendiri bersama-sama seorang prajurit yang mengawalnya. x 
==============================

Menunggu adalah hal yang tidak mudah. Kesabaran dan pengharapan akan saling beradu demi sebuah kebutuhan atau keinginan. Jadi, tidaklah mengherankan kalau banyak orang menyerah karena kurang sabar dalam penantian. Menunggu selalu menuntut kesetiaan dan kepercayaan kepada siapa penantian itu ditujukan.

Ketika memanjatkan doa, kita pun dituntut untuk menunggu jawaban dari Tuhan. Cara Tuhan menjawab doa tidak ada polanya. Ada doa yang segera dijawab, namun banyak juga yang membutuhkan waktu panjang. Periode penantian ini adalah masa krusial dalam formasi spiritualitas kita. Ada orang yang sabar menanti karena percaya bahwa Tuhan pasti selalu bersama anak-Nya. Akan tetapi, ada juga yang gegabah dan mulai mempertanyakan kebijakan-Nya.

Dalam perjalanan menuju Roma, Paulus menghadapi banyak tantangan dan kesulitan. Pertama, ia berstatus sebagai tawanan (27:1). Selama perjalanan, bahaya selalu mengintai, kapal diombang-ambingkan badai, dan sampai akhirnya rusak (27:9, 20, 41). Ia terancam dibunuh (27:42-43). Bahkan, ia pernah dipagut ular (28:3) serta tiga bulan terdampar di Pulau Malta (1, 11).

Akhirnya, Paulus berjumpa dengan jemaat di Putioli dan Roma (13-14). Hatinya sangat bersyukur, terhibur, dan semakin dikuatkan karena pertemuan ini (15). Peristiwa ini adalah jawaban dari doa Paulus. Ia pernah memohon kepada Allah agar bisa mengunjungi jemaat di Roma (Roma 1:10-11).
Cara Tuhan menjawab doa Paulus begitu rumit dan berliku-liku. Namun, kita dapat belajar dari Paulus tentang kesetiaan dalam menjalani proses. Ia bergulat dengan getirnya kenyataan dengan sabar dan tekun. Lidahnya tidak pernah melontarkan nada protes kepada Allah. Karakter seperti ini bisa muncul karena kesatuan utuh antara Paulus dengan Tuhan. Dalam segala pergolakan batinnya, Paulus yakin bahwa Tuhan tidak pernah tidur. Jadi, mari kita setia dalam tiap penantian!

Doa: Tuhan, ajari kami setia menanti jawab-Mu atas setiap doa kami. [MUL]

Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...