Selasa, 12 Maret 2019

Saat Teduh 13 Maret 2019

Kisah Para Rasul 27:14-44
Firman Allah Sumber Kekuatan

27:14 Tetapi tidak berapa lama kemudian turunlah dari arah pulau itu angin badai, j  yang disebut angin "Timur Laut". 27:15 Kapal itu dilandanya dan tidak tahan menghadapi angin haluan. Karena itu kami menyerah saja dan membiarkan kapal kami terombang-ambing. 27:16 Kemudian kami hanyut sampai ke pantai sebuah pulau kecil bernama Kauda, dan di situ dengan susah payah kami dapat menguasai sekoci kapal itu. k  27:17 Dan setelah sekoci itu dinaikkan ke atas kapal, mereka memasang alat-alat penolong dengan meliliti kapal itu dengan tali. Dan karena takut terdampar l  di beting Sirtis, mereka menurunkan layar dan membiarkan kapal itu terapung-apung saja. 27:18 Karena kami sangat hebat diombang-ambingkan angin badai, maka pada keesokan harinya mereka mulai membuang muatan kapal ke laut. m  27:19 Dan pada hari yang ketiga mereka membuang alat-alat kapal dengan tangan mereka sendiri. 27:20 Setelah beberapa hari lamanya baik matahari maupun bintang-bintang tidak kelihatan, dan angin badai yang dahsyat terus-menerus mengancam kami, akhirnya putuslah segala harapan kami untuk dapat menyelamatkan diri kami. 27:21 Dan karena mereka beberapa lamanya tidak makan, berdirilah Paulus di tengah-tengah mereka dan berkata: "Saudara-saudara, jika sekiranya nasihatku n  dituruti, supaya kita jangan berlayar dari Kreta, o  kita pasti terpelihara dari kesukaran dan kerugian ini! 27:22 Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap bertabah hati, p  sebab tidak seorangpun di antara kamu yang akan binasa, kecuali kapal ini. 27:23 Karena tadi malam seorang malaikat q  dari Allah, yaitu dari Allah yang aku sembah r  sebagai milik-Nya, berdiri di sisiku, s  27:24 dan ia berkata: Jangan takut, Paulus 1 ! Engkau harus menghadap Kaisar; t  dan sesungguhnya oleh karunia Allah, maka semua orang yang ada bersama-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat karena engkau. u  27:25 Sebab itu tabahkanlah hatimu 2 , v  saudara-saudara! Karena aku percaya kepada Allah, bahwa semuanya pasti terjadi sama seperti yang dinyatakan kepadaku. w  27:26 Namun kita harus mendamparkan kapal ini x  di salah satu pulau. y 27:27 Malam yang keempat belas sudah tiba dan kami masih tetap terombang-ambing di laut Adria. Tetapi kira-kira tengah malam anak-anak kapal merasa, bahwa mereka telah dekat daratan.27:28 Lalu mereka mengulurkan batu duga, dan ternyata air di situ dua puluh depa dalamnya. Setelah maju sedikit mereka menduga lagi dan ternyata lima belas depa. 27:29Dan karena takut, bahwa kami akan terkandas di salah satu batu karang, mereka membuang empat sauh di buritan, dan kami sangat berharap mudah-mudahan hari lekas siang. 27:30 Akan tetapi anak-anak kapal berusaha untuk melarikan diri dari kapal. Mereka menurunkan sekoci, z  dan berbuat seolah-olah mereka hendak melabuhkan beberapa sauh di haluan. 27:31 Karena itu Paulus berkata kepada perwira dan prajurit-prajuritnya: "Jika mereka tidak tinggal di kapal 3 , kamu tidak mungkin selamat.. a 27:32Lalu prajurit-prajurit itu memotong tali sekoci dan membiarkannya hanyut. 27:33 Ketika hari menjelang siang, Paulus mengajak semua orang untuk makan, katanya: "Sudah empat belas hari lamanya kamu menanti-nanti saja, menahan lapar dan tidak makan apa-apa. 27:34 Karena itu aku menasihati kamu, supaya kamu makan dahulu. Hal itu perlu untuk keselamatanmu. Tidak seorangpun di antara kamu akan kehilangan sehelaipun dari rambut kepalanya. b 27:35 Sesudah berkata demikian, ia mengambil roti, mengucap syukur kepada Allah di hadapan semua mereka, memecah-mecahkannya, c  lalu mulai makan. 27:36 Maka kuatlah hati d  semua orang itu, dan merekapun makan juga. 27:37Jumlah kami semua yang di kapal itu dua ratus tujuh puluh enam jiwa. 27:38 Setelah makan kenyang, mereka membuang muatan gandum ke laut e  untuk meringankan kapal itu. 27:39 Dan ketika hari mulai siang, mereka melihat suatu teluk yang rata pantainya. f  Walaupun mereka tidak mengenal daratan itu, mereka memutuskan untuk sedapat mungkin mendamparkan kapal itu ke situ. 27:40 Mereka melepaskan tali-tali sauh, g  lalu meninggalkan sauh-sauh itu di dasar laut. Sementara itu mereka mengulurkan tali-tali kemudi, memasang layar topang, supaya angin meniup kapal itu menuju pantai. 27:41 Tetapi mereka melanggar busung pasir, dan terkandaslah kapal itu. Haluannya terpancang dan tidak dapat bergerak dan buritannya hancur dipukul oleh gelombang h  yang hebat. 27:42 Pada waktu itu prajurit-prajurit bermaksud untuk membunuh tahanan-tahanan, supaya jangan ada seorangpun yang melarikan diri dengan berenang. 27:43 Tetapi perwira itu ingin menyelamatkan Paulus. i  Karena itu ia menggagalkan maksud mereka, dan memerintahkan, supaya orang-orang yang pandai berenang lebih dahulu terjun ke laut dan naik ke darat, 27:44 dan supaya orang-orang lain menyusul dengan mempergunakan papan atau pecahan-pecahan kapal. Demikianlah mereka semua selamat j  naik ke darat.
============================================
Panik adalah serangan takut mendadak dan membuat kita sulit berpikir tenang. Biasanya, hal ini terpicu oleh sebuah situasi genting, mengancam, dan muncul tiba-tiba. Dalam keadaan seperti ini, kita kerap bertindak di luar akal sehat dan menjadi tidak tenang.

Paulus diperhadapkan dengan kesulitan dalam perjalanannya. Ketika berada di kapal, badai datang menerpa. Angin puyuh itu memaksa kapal serta seisi penumpangnya menyerah. Mereka membiarkan kapal terombang-ambing (14-15). Badai itu sangat hebat, sampai-sampai mereka terpaksa membuang muatan, bahkan alat-alat kapal ke laut (18-19).

Situasi begitu mencekam. Matahari dan bintang pun seolah takut dan menyembunyikan diri. Angin badai terus menebar teror dan ancaman. Akibatnya, mereka pun putus asa karena merasa tidak akan selamat (20). Kondisi ini pasti menguras emosi dan tenaga. Selama empat belas hari mereka hanya menanti-nanti sambil menahan lapar (21, 33).

Dalam momen itulah Paulus muncul. Ia mengumandangkan kedaulatan Allah bahwa semua yang terjadi adalah atas izin-Nya (22-24, 34). Keyakinan Paulus akan firman Allah begitu menegarkan hatinya. Itu rahasia ketenangannya dalam memberi nasihat. Ia mengambil roti, mengucap syukur, kemudian membagikannya (35). Tindakan Paulus sungguh menguatkan banyak orang (36-38).

Dari pengalaman Paulus, kita melihat kekuatan firman Allah. Firman Allah bisa menyalurkan energi penenang saat kita menghadapi masalah. Ia mampu membuat kita tabah dalam mengatasi masalah di tengah situasi genting. Bukan hanya menolong diri sendiri, firman Allah juga mampu menguatkan orang lain.
Nas kali ini mengajak kita menghayati dan menghidupi firman Allah. Kita bisa melakukannya dengan banyak cara, misalnya, membaca Alkitab, mendengarkan khotbah, dan diskusi. Ini penting karena bisa memupuk ketabahan dan ketahanan kita dalam menjalani kehidupan.

Doa: Biarlah firman-Mu menjadi kekuatan dan menabahkan hati dalam setiap pergumulan yang Engkau percayakan dalam hidup kami. [MUL]

Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...