Selasa, 02 April 2019

Saat Teduh 4 April 2019 : Persembahan Syukur


Imamat 2:1-16

2:1 "Apabila seseorang hendak mempersembahkan persembahan berupa korban sajian 1  r  kepada TUHAN, hendaklah persembahannya itu tepung s  yang terbaik dan ia harus menuangkan minyak t  serta membubuhkan kemenyan ke atasnya. u  v  2:2 Lalu korban itu harus dibawanya kepada anak-anak Harun, imam-imam itu. Setelah diambil dari korban itu tepung w  segenggam dengan minyak beserta seluruh kemenyannya, x  maka imam haruslah membakar semuanya itu di atas mezbah sebagai bagian y  ingat-ingatan korban itu, sebagai korban api-apian z  yang baunya menyenangkan bagi TUHAN. a  2:3 Korban sajian selebihnya adalah teruntuk bagi Harun dan anak-anaknya, b  yakni bagian maha kudus c  dari segala korban api-apian TUHAN. 2:4 Apabila engkau hendak mempersembahkan persembahan berupa korban sajian dari apa yang dibakar di dalam pembakaran roti, d  haruslah itu dari tepung yang terbaik, berupa roti bundar yang tidak beragi, yang diolah dengan minyak, atau roti tipis e  yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak. f  2:5 Jikalau persembahanmu merupakan korban sajian dari yang dipanggang di atas panggangan, g  haruslah itu dari tepung yang terbaik, diolah dengan minyak, berupa roti yang tidak beragi. 2:6 Korban itu harus dipotong-potong, lalu kautuangkanlah minyak ke atasnya; itulah korban sajian. 2:7 Jikalau persembahanmu merupakan korban sajian dari yang dimasak di dalam wajan, h  haruslah itu diolah dari tepung yang terbaik bersama-sama minyak. 2:8 Maka korban sajian yang diolah menurut salah satu cara itu haruslah kaupersembahkan kepada TUHAN, yakni harus disampaikan kepada imam, yang membawanya ke mezbah. 2:9 Kemudian imam harus mengkhususkan dari korban sajian itu bagian i  ingat-ingatannya lalu membakarnya di atas mezbah sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN. j  2:10 Korban sajian selebihnya adalah bagian Harun dan anak-anaknya, k  yakni bagian maha kudus dari segala korban api-apian l  TUHAN! 2:11 Suatu korban sajian yang kamu persembahkan kepada TUHAN janganlah diolah beragi, m  karena dari ragi atau dari madu 2  tidak boleh kamu membakar sesuatupun sebagai korban api-apian bagi TUHAN. 2:12 Tetapi sebagai persembahan dari hasil pertama n  boleh kamu mempersembahkannya kepada TUHAN, hanya janganlah dibawa ke atas mezbah menjadi bau yang menyenangkan. 2:13 Dan tiap-tiap persembahanmu yang berupa korban sajian haruslah kaububuhi garam, o  janganlah kaulalaikan garam perjanjian p  Allahmu dari korban sajianmu; beserta segala persembahanmu haruslah kaupersembahkan garam. 2:14 Jikalau engkau hendak mempersembahkan korban sajian dari hulu hasil q  kepada TUHAN, haruslah engkau mempersembahkan bulir gandum yang dipanggang di atas api, emping gandum baru, sebagai korban sajian dari hulu hasil gandummu. 2:15 Haruslah kaububuh minyak dan kautaruh kemenyan r  ke atasnya; itulah korban sajian. 2:16 Haruslah imam membakar sebagai ingat-ingatannya, s  sebagian dari emping gandumnya dan minyaknya beserta seluruh kemenyannya t  sebagai korban api-apian u  bagi TUHAN."

==================================================
Kita sudah menerima penebusan dan pemeliharaan berlimpah dari Allah. Jadi, kehidupan umat percaya seharusnya ditandai dengan luapan rasa syukur. Ini tidak hanya prinsip yang tertanam dalam Perjanjian Baru. Prinsip ini pun berlaku bagi umat Allah dalam Perjanjian Lama. Persis, pesan inilah yang dinyatakan dalam kurban sajian.

Kurban sajian adalah terjemahan dari kata minhah. Arti dasarnya adalah pemberian. Ini merupakan ekspresi ucapan syukur atas segala pemberian Allah dalam kehidupan umat-Nya.

Kurban sajian merupakan satu-satunya kurban tanpa darah. Alasannya, kurban ini ditujukan bukan untuk pengampunan dosa, melainkan sebagai ucapan syukur. Sebagian kurban sajian dibakar di atas mazbah (2). Sementara selebihnya adalah untuk Harun dan anak-anaknya (3). Ada beberapa cara mengolah tepung kurban sajian. Ada kurban yang dibakar (4), dipanggang (5), atau dimasak dalam wajan (7). Penekanan pentingnya, tepungnya wajib merupakan "tepung terbaik" (1, 4-6).

Kita harus mengucap syukur kepada Allah. Caranya dengan mempersembahkan sebagian dari hasil pemberian Allah kembali kepada-Nya. Namun, ada prinsip penting terkait ini. Allah itu kudus, maka persembahan kepada-Nya pun harus kudus. Semua yang kita persembahkan haruslah sesuai dengan ketetapan-Nya. Tentu saja yang diberikan haruslah yang terbaik. Pasalnya, Alkitab berulang kali menekankan bahwa umat harus memberikan "tepung terbaik".

Apakah kita juga berupaya untuk menyatakan rasa syukur kita kepada Allah? Memang, kita tidak lagi memberikan kurban sajian. Akan tetapi sebagai rasa syukur, kita juga perlu mempersembahkan apa yang dikehendaki Allah. Misalnya, waktu, tenaga, dan dana kita.

Allah Bapa sudah memberikan Anak Tunggal-Nya demi menyelamatkan kita. Oleh karena itu, marilah kita merenungkan apa yang sudah dan seharusnya kita berikan kepada-Nya.

Doa: Tuhan, ajarilah kami untuk menjalankan kehidupan yang mencerminkan rasa syukur. [IT]

Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...