Rabu, 10 April 2019

Saat Teduh 11 April 2019 : Mengatasi Perselisihan


1 Korintus 3:1-9



3:1 Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani 1 , o  tetapi hanya dengan manusia duniawi, p  yang belum dewasa q  dalam Kristus. 3:2 Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, r  sebab kamu belum dapat menerimanya. s  Dan sekarangpun kamu belum dapat menerimanya. 3:3 Karena kamu masih manusia duniawi 2 . Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan t  bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi? 3:4 Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos, u " bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani? 3:5 Jadi, apakah Apolos? v  Apakah Paulus? Pelayan-pelayan w  Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. 3:6 Aku menanam, x  Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. 3:7 Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. 3:8 Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri. y  3:9 Karena kami adalah kawan sekerja z  Allah; kamu adalah ladang a  Allah, bangunan b  Allah.
=============================================

Perselisihan merupakan sesuatu yang pasti ada pada hubungan manusia. Produk akhir dari perselisihan adalah perpecahan. Gereja pun tidak kebal terhadap kenyataan ini. Jalinan relasi antar pelayan pun kerap terserang pertikaian. Lalu, bagaimana cara mengatasinya?
Jemaat Korintus kaya dengan berbagai macam talenta. Secara kasatmata, mereka sepertinya rohani dalam pelayanan. Namun, Rasul Paulus malah menyebut mereka sebagai manusia duniawi. Penyebabnya adalah iri hati dan perselisihan di antara mereka. Muncul arogansi kelompok yang saling membanggakan diri, yaitu golongan Paulus, Apolos, Kefas, dan Kristus (bdk. 1Kor. 1:12).

Masalah di atas membawa perpecahan. Ini menjadi salah satu topik besar dalam Surat 1 Korintus. Untuk mengatasi perselisihan tersebut, Rasul Paulus menasehati supaya jemaat tidak berfokus pada manusia, tetapi kepada Allah. Paulus kembali mengingatkan tentang status orang percaya di hadapan Allah. Baik dirinya, rasul lain, maupun orang-orang Korintus hanyalah alat Tuhan (kawan sekerja). Tugas utama semuanya adalah memuliakan Allah lewat pelayanan, bukan memuliakan diri sendiri.

Permasalahan utama gereja hari ini bukanlah kekurangan talenta dan pelayan Tuhan. Ada perkara serius dan kerap terjadi, yaitu perselisihan dengan potensi perpecahan. Kesombongan dan iri hati jemaat Korintus masih layak kita renungkan dalam konteks gereja saat ini. Obat penawarnya hanya satu, yaitu kerendahan hati. Kita melayani Tuhan bukan mencari kemuliaan diri sendiri, tetapi kemuliaan Allah. Kita bukanlah pemilik pelayanan, melainkan hanya alat bagi kemuliaan-Nya.

Kita mungkin sulit menyelesaikan seluruh perselisihan dalam gereja. Namun paling tidak, kita berupaya agar tidak menjadi bagian dari pusaran pertengkaran. Kita belajar menahan diri karena perpecahan dalam gereja adalah kerugian besar bagi tubuh Kristus.

Doa: Tuhan, jauhkan kami dari hati yang dengki dan perselisihan supaya nama-Mu dimuliakan senantiasa dalam hidup kami.[AB]

Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...