Setiap orang pasti pernah melewati masa penuh krisis.. Berbagai masalah datang bertamu dan membuat hidup kita terasa berat. Dari kawanan persoalan itu, ada saja perkara yang sepertinya tak punya jalan keluar. Persoalan besar datang menghimpit dan melahirkan rasa pesimis. Dalam kesunyian dan dari hati yang khawatir, kita menjerit kepada Tuhan mencari pertolongan.
Yosua juga mengalami kondisi serupa. Kabar tentang betapa hebat Israel dalam berperang tersiar. Ini membuat banyak kerajaan membangun koalisi untuk mengalahkan Israel (1-3). Mereka semua menggabungkan kekuatan untuk sama-sama menaklukkan Israel. Alkitab mencatat tentara yang terkumpul banyaknya seperti pasir di laut (4). Kekuatan seperti ini pasti menggetarkan hati Yosua.
Namun, Tuhan berfirman kepada Yosua, "Jangan takut" (6). Tuhan berjanji akan menyerahkan semua lawan-lawan Israel. Kemudian, Tuhan memberikan firman kepada Yosua. Yosua melakukan semua perintah Tuhan dan tidak satu pun terabaikan (15). Hasilnya, dia berhasil meraih kemenangan (7-14).
Pengalaman Yosua menunjukkan bahwa Tuhan lebih besar dari setiap permasalahan. Fakta ini membuat Yosua menjadi tenang kala berhadapan dengan kekuatan besar musuh. Dia menjadi berani karena Tuhan menjamin keselamatannya. Dia percaya penuh pada firman-Nya dan menjalankannya dengan sempurna.
Ketaatan Yosua tidak bersandar pada janji kemenangan dari Tuhan. Sebaliknya, kepatuhan itu bersumber dari pribadi Tuhan itu sendiri. Yosua patuh karena dia mengenal Tuhan yang memberi perintah, bukan karena iming-iming hadiah. Ketaatan akhirnya mensyaratkan sebuah keintiman relasi antara manusia dan Tuhan. Hanya dengan mengenal Dia, maka ketaatan murni bisa dilakukan.
Saat menghadapi masalah hidup, kita perlu meneladani Yosua. Solusi sejati terletak pada kepekaan kita mendengar firman Allah dan menaatinya.
Doa: Tuhan, ajar kami untuk peka dan taat pada firman-Mu. [KT]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar