Yosua 22:9-34
Memahami Penjelasan Orang Lain
============================== =====================
Konflik terjadi karena ada kesalahpahaman antardua pihak atau lebih. Masing-masing pihak mengutamakan pendapatnya sendiri, sementara pihak yang berseberangan harus dihancurkan. Padahal, untuk meredakan suatu konflik, kita perlu membangun situasi saling memahami.
Yosua memerintahkan bani Ruben, bani Gad, dan suku Manasye yang setengah pergi ke Gilead-tanah milik mereka. Mereka kembali sebagai umat Allah yang hidup dengan mengikuti segala perintah Musa. Ketiga suku Israel ini berangkat menuju ke seberang sungai Yordan (9). Dalam perjalanan, mereka mendirikan mazbah besar menghadap ke Kanaan di Gelilot (10-11). Hal tersebut dipandang salah oleh umat Israel lainnya. Alasannya, itu dianggap meniru penyembahan berhala di Kanaan atau memberontak kepada Allah.
Imam Pinehas bin Eleazar dan sepuluh pemimpin suku Israel diutus menemui mereka. Tujuannya meminta mereka untuk kembali setia kepada Allah (17-19). Mereka juga diingatkan akan murka Allah jika berkhianat kepada-Nya (20).
Bani Ruben, Gad, dan suku Manasye yang setengah mencoba menjelaskan maksud membangun mazbah tersebut. Mereka ingin mengingat identitasnya sebagai umat Allah serta bertekad untuk patuh kepada-Nya. Atas penjelasan itu, umat Israel memuji kebesaran Allah (33).
Perbedaan gagasan dari dua pribadi merupakan hal wajar. Tuhan memberi kita kemampuan berpikir dan mengambil keputusan. Ini adalah anugerah Allah. Jadi, kita belum tentu merupakan pihak yang paling benar. Kita membutuhkan kerendahan hati agar memahami penjelasan pihak lain. Dengan demikian, setiap pribadi dimampukan untuk peka pada kehendak Allah dan bukan mengutamakan kehendaknya sendiri. Kehidupan akan terasa indah jika ada sikap saling memahami. Mari kita berusaha dengan sungguh-sungguh menjadi pribadi rendah hati. Jadi, kita jangan selalu merasa sebagai pihak yang paling benar.
Doa: Ya Tuhan, berilah kemampuan agar kami dapat memahami orang lain. [JS]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar