Selasa, 19 Februari 2019

Saat Teduh 22 Feb 2019

Yosua 22:1-8
Firman-Nya sebagai Dasar Persaudaraan

22:1 Lalu Yosua memanggil orang Ruben, orang Gad dan suku Manasye yang setengah itu, 22:2 dan berkata kepada mereka: "Kamu telah memelihara segala yang diperintahkan o  kepadamu oleh Musa, hamba TUHAN itu, dan telah mendengarkan perkataanku dalam segala yang kuperintahkan kepadamu.22:3 Kamu tidak meninggalkan saudara-saudaramu selama waktu ini, sampai sekarang, tetapi kamu setia memelihara perintah TUHAN, Allahmu, kepadamu. 22:4 Tetapi sekarang TUHAN, Allahmu, telah mengaruniakan keamanan p  kepada saudara-saudaramu, seperti yang dijanjikan-Nya kepada mereka. Oleh sebab itu, pulanglah ke kemahmu, q  ke tanah milikmu, yang telah diberikan kepadamu oleh Musa, hamba TUHAN itu, di seberang Yordan. r  22:5 Hanya, lakukanlah dengan sangat setia perintah s  dan hukum, yang diperintahkan kepadamu oleh Musa, hamba TUHAN itu, yakni mengasihi TUHAN, t  Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, tetap mengikuti perintah-Nya, u  berpaut pada-Nya dan berbakti kepada-Nya dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu. v 22:6 Lalu Yosua memberkati w  mereka dan melepas mereka pergi. Maka pulanglah mereka ke kemah mereka. 22:7Kepada suku Manasye yang setengah telah diberikan Musa bagian mereka di Basan; x  kepada suku yang setengah lagi telah diberikan Yosua bagian mereka di antara saudara-saudara mereka di sebelah barat y sungai Yordan. Lagipun ketika Yosua melepas mereka pergi ke kemah mereka, setelah memberkati mereka, z  22:8 maka ia berkata kepada mereka, demikian: "Pulanglah ke kemahmu dengan kekayaan yang banyak dan dengan sangat banyak ternak, a  dengan perak, emas, tembaga, besi b  dan dengan pakaian yang sangat banyak. Bagilah c  dengan saudara-saudaramu jarahan d  yang dari musuhmu itu."
=================================================

Kita pasti akrab dengan istilah "persaudaraan". Ada banyak spanduk dan pamflet dengan tema ini. Mungkin hal ini pun sering menjadi tema di dalam ibadah. Namun, walaupun sering dibicarakan, kita harus mengakui bahwa persaudaraan sering kali sulit dijaga. Kita kerap mengartikan persaudaraan sebatas ikatan primordial dan kesamaan kepentingan belaka.

Pengalaman bangsa Israel menunjukkan bagaimana persaudaraan dijalankan. Aktor utamanya empat puluh ribu orang dari suku Ruben, Gad, dan Manasye yang setengah. Secara sukarela, mereka ikut bertempur membantu bangsa Israel menaklukkan tanah Kanaan. Mereka berkorban dengan meninggalkan tempat tinggal mereka di sisi timur Yordan. Selama tujuh tahun, mereka bahu-membahu dengan saudara yang lain menghadapi bahaya. Mereka pun menolong dengan tuntas, yaitu sampai akhir dari perang itu.
Yosua menilai tindakan mereka sebagai bentuk kepatuhan kepada perintah Tuhan (2-3). Yosua kemudian menasihati mereka agar tetap setia mengikuti perintah Tuhan (5). Dalam hal ini, Yosua melihat bahan baku solidaritas suku Ruben, Gad, dan Manasye. Dasarnya bukanlah sentimen emosional, namun kepatuhan pada perintah Tuhan.

Kita kerap tertipu dalam memahami arti persaudaraan. Kita mengartikannya hanya sebuah ikatan persaudaraan, suku, agama, dan golongan. Kita selalu menggunakan standar yang fana dalam membangun persaudaraan. Sebaliknya, kita lupa menaruh Tuhan dan perintah-Nya sebagai acuan membangun relasi. Misalnya tentang semangat mengasihi. Ketika Yesus membicarakan mengenai kasih, nada dari perkataan itu adalah perintah (Yoh.. 13:34).

Mari kita merenung sejenak. Dalam menjalin tali persaudaraan, apa dasar dari relasi itu? Apakah persaudaraan itu dibangun di atas prinsip firman-Nya atau hanya sebatas kecocokan semata?

Doa: Tuhan, selidikilah motif persaudaraan kami yang bukan dari-Mu agar memiliki dasar perintah-Mu. [JS]

Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...