Kematian Adam
“Setelah Adam
hidup seratus tiga puluh tahun, ia memperanakkan seorang laki-laki menurut rupa
dan gambarnya, lalu memberi nama Set kepadanya.” (Kejadian 5:3)
Adam hidup
melihat Sembilan generasi keturunannya. Rentang hidupnya 10 kali lebih panjang
dari kita. Dia tidak hanya unggul secara fisik, tetapi dia juga, seperti halnya
semua orang sebelum masa air bah, memiliki kekuatan mental yang luar biasa.
Lingkungan mereka dipenuhi dengan keajaiban yang tak terhitung jumlahnya yang
menyenangkan indera dan merangsang kekaguman mereka kepada Sang Pencipta.
Tetapi semua itu dibatasi kematian. Daun-daun berguguran dari pohon yang megah,
keganasan hewan yang dulunya jinak, anak-anak domba disembelih untuk korban,
dan terutama untuk Adam dan Hawa, tubuh anak mereka Habel yang dibunuh menjadi
pengingat yang jelas tentang surga mereka yang hilang.
Ketika Adam
menyaksikan tingkat kejahatan yang semakin meningkat, ia memperingatkan
penduduk bumi tentang perangkat Setan dan menyampaikan kepada mereka janji
penebusan Allah. Tetapi peringatan itu sering dijawab dengan ejekan dan celaan
serta menjadi pengingat yang pahit bahwa dia, setelah semua, adalah yang patut
disalahkan.
Begitu berat
beban kesedihannya, begitu kejam ejekan mereka yang disa, ingin bantu, sehingga
prospek kematian menjadi, baginya, antisipasi, jalan keluar yang berkemurahan
atas pengelamannya yang menyedihkan. Pemikirannya yang paling menyenangkan
tidaklah pada hari-hari yang indah sebelum kejatuhan, tetapi pada janji akan
kebangkitan dan hidup dengan Penciptanya di bumi yang baru.
Kematian
adalah keadaan kita yang menyedihkan tetapi layak; seperti Adam, kita dapatkan.
Benar, Adam adlah “pasien pertama” dalam daftar panjang orang yang sakit di
bumi, tetapi, seperti yang ditegaskan Alkitab, “kita semua telah berbuat dosa”
(lihat Rm. 3:23) dan dihukum oleh konsekuensinya, hanya dalam kasih karunia,
kematian itu mengalahkan kekekalan penyakit kita, dan kegilaan ras kita,
Adam pertama hanya bisa berharap untuk akhirat. Ia tidak berdaya untuk
mendapatkan kemenangan atas kematian. Tetapi Adam Kedua telah menang-Dia
bangkit dari kubur. Dia adalah Simson kita yang pergi ke Timna dan membunuh
singa kematian; Dia adalah Daud kita yang telah menyelamatkan kita dari rahang
binatang kehancuran yang kuat; Dia adalah Ester kita yang; oleh mengorbankan
hidup-Nya, mendapat tempat di hati Bapa, dan dengan demikian menyelematkan kita
dari taktik Setan. Kristus adalah Penebus kita yang perkasa, pemenang kita
dalam pertempuran, kepala baru dari ras kita-Adam kita yang mulia dan lebih
baik.
Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar