Hidup Di Dalam Yesus
“Karena sama semua orang mati dalam persekutuan dengan
Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan
dengan Kristus” (1 Korintus 15:22).
Dilahirkan sebagai putra dan putri Adam berarti dilahirkan
dalam kekacauan baik secara rohani maupun secara fisik. Materi moral semua bayi
mengandung kecenderungan yang terus menerus melakukan pelanggaran. Adam adalah
tragedi yang kekal.
Kelahiran kedua membalikkan kondisi yang disebut tidak
berdaya ini. Kelahiran kedua menundukkan dan menekankan desakan kejahatan yang
di dalamnya kita dilahirkan sehingga hal itu tidak lagi berkuasa atas sifat
kita yang telah jatuh. Pertobatan adalah proses di mana sifat ini ditempatkan
dalam pengampunan. Seperti yang dikatakan Roma 6, 11, dan 12 kepada kita di
mana Kristus tinggal, di sana dosa tidak lagi berkuasa.
Ada lebih banyak lagi berita baik. Pertobatan bukan hanya
menundukkan rangsangan jahat dari sifat dosa yang kita warisi, tetapi juga
menghilangkan kecendrungan berbuat dosa yang kita peroleh. Dengan kata lain
desakan kejahatan yang dengannya kita dilahirkan dapat ditundukkan atau
ditekan. Namun, segala yang kita peroleh atau kembangkan selama perjalanan kita
melalui kehidupan dapat dan harus benar-benar dihilangkan.
Sehubungan dengan kemenangan atas pengendalian kejahatan
yang kita warisi Nabi kita mendorong kita dengan cara ini: “Kecenderungan alami
kita harus dikendalikan” (Testimonies for the Church, jld. 4, hlm. 235), dan
“Anda harus membuat usaha yang terus menerus untuk mengekang… kecenderungan
jahat” (ibid., jld. 5, hlm. 335).
Namun, dalam menggambarkan kemenangan atas kecenderungan
jahat yang kita peroleh, dia menyatakan: “Kesia-siaan dan kecenderungan
menyukai kepelisiran harus dibuang dari dalam kehidupan dan pengalaman orang
yang hidup oleh iman dan Anak Allah.” (Amanat kepada Orang Muda, hlm. 48).
Dan: “Kita harus menyadari bahwa melalui kepercayaan di dalam Dia, adalah hak
istimewa kita untuk mengambil bagian dalam sifat Ilahi, dan dengan
demikian lepas dari kerusakan yang ada di dunia yang penuh nafsu
ini. Kemudian kita dibersihkan dari segala dosa, dan semua cacat karakter. Kita
tidak lagi menyimpan satu kecendrungan berdosa” (The Seventh day Adventist
Bible Commentary, Ellen G. White Comments, jld. 7, hlm. 943).
Karena baik kecenderungan yang kita warisi
(yang tersedia secara alami) maupun yang dikembangkan (karakter yang diperoleh)
ditaklukkan oleh kuasa Roh Kudus (yang sebelumnya mengendalikan dan yang
kemudian mengakhiri), kita yang sepenuhnya menyerahkan diri kepada kehendak
–Nya dibenarkan dalam menuntut keselamatan – dihidupkan di dalam Kristus Yesus,
Adam kita yang kedua yang kita kenal dan perlukan. TYm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar