Kemampuan Adam Kedua Untuk Mati
“Dan
sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan
diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya
kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak
mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan.’” ( 1
Timotius 3:16).
Misteri
inkarnasi setara dengan misteri kebangkitan. Keduanya tidak dapat dijelaskan
dalam istilah manusia; keduanya akan menjadi fokus penyelidikan sepanjang masa
kekekalan. Sejauh ini, bagaimanapun, sekarang kita mengerti. Pada inkarsi,
Keilahian Allah mengambil tubuh yang fana; tubuh, seperti tubuh kita, tunduk
pada kematian. Pada Penyaliban, tubuh itu benar-benar binasa. Sifat manusia-Nya
berakhir; tubuh yang terbaring di dalam kubur baru Yusuf adalah mayat tak
bernyawa. Manusia Yesus mati.
Tetapi
Kristus Ilahi tidak mati. Tetapi tubuh yang dengannya Dia menyatakan dirinya
kepada manusialah yang mati. tetapi Keilahian, menurut definisi, tidak bisa
dibinasakan. Allah tidak bisa dikurangi menjadi keadaan yang hampa.
Kita tidak
lebih berpengetahuan mengenai proses bagaimana Allah yang Ilahi memisahkan
diri-Nya sendiri dari manusia Yesus di Golgota daripada cara yang olehnya
mereka terhubung di Bethlehem. Kita tahu, bagaimanapun, bahwa Kristus Sang
Pencipta tidak mati, dan Yesus Penebus tidak tetap dalam kematian. Dia
telah berjanji: “Rombak Bait Allah ini, dalam tiga hari Aku akan mendirikannya
kembali” (Yoh. 2:19). Dan pada hari ketiga Ia bangkit. Manusia Yesus menelan
kematian, tetapi kematian tidak bisa mencerna Dia. Dia memiliki fisik yang
dapat mati, tetapi bukan kesalahan moral yang membuat kematian menjadi realitas
“selamanya.”
Karena sifat
kerohanian-Nya yang tidak pernah mengenal dosa, Dia tidak layak untuk mati. Dia
mampu untuk mati, tetapi yang tidak bersalah tidak perlu mati. Ia mampu mati,
tetapi tidak pantas mati-rentan, tetapi tidak melanggar. Dia tidak mati karena
dosa-Nya, tetapi karena kita. “Dosa-dosa kita dibentangkan di hadapan Kristus,
dihukum di dalam Kristus , disingkirkan oleh Kristus, agar kebenaran-Nya dapat
diperhitungkan kepada kita” (Signs of the Times, 30 Mei 1895).
Kepada Dia
yang tidak mengenal dosa, kesalahan semua orang dibentangkan. Meskipun Dia
mengenal kelemahan, karena Dia tidak mengenal kejahatan, Allah yang dibenarkan
karena menyembelih Dia telah menyatakan Dia tidak bersalah dengan menyelamatkan
tubuh-Nya dari pembusukan dan menerima Dia sebagai Adam Kita yang terkasih,
yang hidup yang lebih baik. (BS)
Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar