Titus 1:5-11
Mendidik Keluarga dalam Iman
1:5 Aku telah meninggalkan engkau di Kreta p dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua q di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu 1 , 1:6 yakni orang-orang yang tak bercacat, r yang mempunyai hanya satu isteri 2 , yang anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh atau hidup tidak tertib. 1:7 Sebab sebagai pengatur s rumah Allah seorang penilik jemaat 3 t harus tidak bercacat 4 , tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah, u 1:8 melainkan suka memberi tumpangan, v suka akan yang baik, w bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri x 1:9 dan berpegang y kepada perkataan yang benar 5 , yang sesuai dengan ajaran z yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya. 1:10 Karena sudah banyak orang hidup tidak tertib, terutama di antara mereka yang berpegang pada hukum sunat. a Dengan omongan b yang sia-sia mereka menyesatkan pikiran. 1:11 Orang-orang semacam itu harus ditutup mulutnya, karena mereka mengacau banyak keluarga c dengan mengajarkan yang tidak-tidak untuk mendapat untung yang memalukan.========================================================
Segemilang apa pun prestasi seseorang di dunia, kalau ia mengabaikan keluarga, maka ia dapat dianggap sebagai orang yang tidak memiliki budi pekerti. Bagaimanapun, Allah tidak akan membenarkan tindakan seseorang yang menelantarkan keluarganya demi mengejar kesuksesan. Karena itu, perihal mendidik keluarga dalam iman menjadi perhatian Paulus sehingga ia menjadikannya syarat penting bagi seorang calon penatua yang akan menjadi pemimpin jemaat di Kreta.
Kreta adalah sebuah pulau yang terdiri atas banyak kota. Paulus mendorong jemaat-jemaat kecil di Pulau Kreta untuk segera mandiri. Paulus mengutus Titus agar tetap tinggal di sana untuk mempersiapkan penatua-penatua yang cakap memimpin jemaat-jemaat yang akan mandiri. Kecakapan seorang penatua pertama-tama dinilai dari kecakapannya dalam keluarga, barulah kecakapan dalam mendidik jemaat. Penatua haruslah orang yang mendidik keluarganya dalam iman. Ia haruslah seorang yang menerapkan laku hidup kasih terhadap sesama, mampu memegang komitmen, dan mampu menguasai diri (8-9).
Mampu menguasai diri adalah hal utama yang patut dilakukan oleh seorang penatua. Pasalnya masyarakat Kreta terkenal dengan perilaku mengejar keuntungan material daripada kejujuran dan integritas diri. Bagi mereka, prinsip seperti itu bukanlah keutamaan dalam hidup. Orang yang hidupnya hanya mencari kekayaan, dan mengabaikan kebenaran Allah tidak layak menjadi penatua. Itu sebabnya kehidupan penatua patut menjadi teladan bagi orang lain (7).
Kekristenan dimulai dari keluarga. Keluarga dipandang sebagai wadah tunggal pembentukan kepribadian seseorang, baik secara akal budi, mental, dan rohani. Dalam keluarga, seorang anak mendapatkan pendidikan agama dan moral dasar untuk mengenal dan menjalankan kehendak Allah.
Tidak heran bahwa memerhatikan dan menjaga kelangsungan keluarga menjadi prioritas bagi siapa pun yang ingin menjadi penatua jemaat. [ETY]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar