Titus 1:12-16
Menegur dengan Tegas
1:12 Seorang dari kalangan mereka, nabi d mereka sendiri, pernah berkata: "Dasar orang Kreta e pembohong, binatang buas, pelahap yang malas." 1:13 Kesaksian itu benar. Karena itu tegorlah f mereka dengan tegas supaya mereka menjadi sehat dalam iman, g 1:14 dan tidak lagi mengindahkan dongeng-dongeng h Yahudi dan hukum-hukum i manusia yang berpaling dari kebenaran. j 1:15 Bagi orang suci semuanya suci 1 ; k tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, l karena baik akal maupun suara hati mereka najis. m 1:16 Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal 2 Dia. n Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik. o
==============================================================================
Menyampaikan teguran merupakan hal biasa, namun sulit dilakukan karena kebanyakan orang lebih suka mendengar hal-hal yang menyenangkan telinga. Banyak orang cenderung menolak teguran, sekalipun bermanfaat. Karena itulah muncul istilah ABS (Asal Bapak Senang). Istilah ini menggunakan gaya eufemistis dalam berbahasa. Artinya, ABS dipakai sebagai pengganti ungkapan kasar, seperti: penjilat, munafik, dan sebagainya.
Rasul Paulus dalam suratnya mengingatkan Titus untuk tidak segan-segan menegur tegas jemaat Kreta yang masih melakukan budaya sinkretisme. Misalnya, memegang dongeng-dongeng Yahudi dan sederet peraturan yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Kristus. Teguran tersebut harus didasarkan pada kebenaran dan kasih Kristus. Paulus tidak mengatakan, "Tegurlah mereka dengan keras", melainkan "tegurlah mereka dengan tegas".
Kata "tegas" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti jelas, terang benar, dan nyata. Itu berarti Titus diminta untuk menegur secara transparan apa saja yang salah dan mesti diperbaiki oleh jemaat Kreta. Istilah "tegas" tidak berarti harus menggunakan kata-kata yang keras dan kasar. Malahan Paulus menyarankan penggunaan kata-kata yang positif dan membangun. Sebab sebuah perkataan lebih tajam daripada sebilah pedang. Karena itu, hendaknya dipikirkan dengan matang bagaimana cara mengomunikasikannya.
Keberanian menegur secara santun, tulus, benar, dan bijak adalah karya Roh Kudus dalam diri orang beriman. Bila orang beriman membuka diri dipimpin oleh Roh Kudus, maka kuasa-Nya akan mendorong orang tersebut untuk berani menyatakan kebenaran. Namun, Roh Kudus tidak membuat seseorang menjadi hakim yang mencari-cari kesalahan dan menghakimi sesamanya secara membabi buta. Sebaliknya, Roh Kudus menuntun orang percaya menjadi saluran kasih Allah bagi sesamanya dengan cara menyatakan kesalahan dengan jelas dan memberikan solusi untuk memperbaiki kesalahan dalam terang kebenaran Allah. [ETY]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar