Mazmur 107:1-9
Kasih Setia-Nya Tetap
107:1 Bersyukurlah 1 kepada TUHAN, j sebab Ia baik! k Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. 107:2 Biarlah itu dikatakan orang-orang yang ditebus l TUHAN, yang ditebus-Nya dari kuasa yang menyesakkan, 107:3 yang dikumpulkan-Nya m dari negeri-negeri, dari timur dan dari barat, dari utara dan dari selatan. 107:4 Ada orang-orang yang mengembara di padang belantara, n jalan ke kota o tempat kediaman orang tidak mereka temukan; 107:5 mereka lapar p dan haus, q jiwa mereka lemah lesu di dalam diri mereka. 107:6 Maka berseru-serulah r mereka kepada TUHAN 2 dalam kesesakan mereka, dan dilepaskan-Nya mereka dari kecemasan mereka. 107:7 Dibawa-Nya mereka menempuh jalan yang lurus, s sehingga sampai ke kota t tempat kediaman orang. 107:8 Biarlah mereka bersyukur u kepada TUHAN karena kasih setia-Nya, v karena perbuatan-perbuatan-Nya w yang ajaib terhadap anak-anak manusia, 107:9 sebab dipuaskan-Nya x jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan. y========================================================
Pemazmur mengatakan, "Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya" (Mzm. 107:1). Ia memulai mazmurnya dengan mengajak umat Israel bersyukur kepada Allah. Rasa syukur itu dikumandangkan bukan tanpa alasan. Dan alasannya adalah Allah itu baik. Kebaikan itu ditegaskan dengan pernyataan bahwa kasih setia Allah tidak pernah berhenti. Israel, sebagai bangsa, sekali lagi mengalami penebusan Allah (2).
Umat Israel telah dikumpulkan Allah dari negeri-negeri di mana mereka telah dibuang (3). Pengalaman hidup sebagai bangsa yang dibuang tentulah amat menyesakkan. Bagaimanapun umat Israel tidak bisa mengembangkan identitas (agama, budaya, dan politik) mereka sendiri dengan leluasa. Mereka adalah bangsa budak yang bisa diperlakukan apa saja oleh tuannya dan berada di luar perlindungan hukum. Sehingga , kepulangan umat Israel kembali ke negerinya sendiri di luar nalar manusia.
Pada kemerdekaan pertama -- kemerdekaan dari belenggu penjajahan di tanah Mesir -- umat Israel dipimpin oleh Musa. Pada kemerdekaan kedua, Allah menggunakan Koresh, Raja Negeri Persia, untuk mengizinkan umat Israel pulang ke Israel. Mereka pulang karena dekret pemimpin bukan dari kalangan sendiri. Dan kemerdekaan kedua ini memperlihatkan dengan jelas bahwa Allah tidak melupakan umat-Nya. Meski Israel berkali-kali melawan titah-Nya, kasih setia Allah tetap!
Kelihatannya pemazmur sengaja mengingatkan umat Israel akan pengembaraan nenek moyang mereka di padang belantara menuju Tanah Perjanjian. Di tengah kelaparan, kehausan, dan kecemasan, Allah senantiasa mencukupkan kebutuhan mereka dan menuntun sampai ke Kanaan. Kemerdekaan kedua sebenarnya juga merupakan pengulangan kisah tersebut. Umat Israel juga harus melalui padang belantara untuk sampai ke tanah leluhur.
Penyertaan Tuhan tetap, tak berubah, dan tidak bergantung pada sifat manusia. Sehingga pemazmur menyerukan rasa syukur atas kasih setia dan kebaikan Allah (8-9). [YM]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar