Awal Dari Akhir
“Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita
mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan
kita sekalian” (Yesaya 53 :6).
Puncak pelayanan pengorbanan Kristus digenapi di kayu
salib. Di sana, Dia menyelesaikan pelayanan-Nya di bumi untuk kepentingan kita.
Semua pelayanan-Nya bagi kita adalah penting. Tetapi di kayu saliblah pekerjaan
penebusan-Nya mencapai puncaknya. Di sanalah Dia mengenakan dosa-dosa kita,
membayar utang kita, dan memeteraikan kehendak-Nya begitu melimpah dengan
karunia kebenaran.
Jalan menuju Golgota diarahkan melalui Getsemani. Gambaran
Yohanes mengenai langkah pertama dari tahap akhir perjalanan Kristus di dunia
diberikan dalam ayat yang berbunyi: “Keluarlah Ia [Yesus] dari situ
bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan mereka pergi ke seberang sungai Kidron.
Di situ ada suatu taman” (Yoh. 18:1).
Ketika Ia masuk ke taman. Yesus beralih dari cahaya matahari
kasih Bapa ke dalam bayangan salib. Statusnya berubah dari “pemelihara hukum”
menjadi “pelanggar hukum,” dari “sahabat Allah” menjadi “seteru Allah,”
dari “sekutu” menjadi “musuh,” dari perantara menjadi orang yang
membutuhkan perantara, dari sinar matahari kasih Allah kepada awan murka-Nya.
Dia tidak hanya menyeberangi sungai Kidron, tetapi ia juga menyeberangi “jalan
kebahagian:” Dia berbalik peran dari subjek pemeliharaan Bapa-Nya menjadi objek
kemarahan-Nya.
Di Getsemani, dengan “keluhan-keluhan yang tidak
terucapkan,” Dia menarik dosa-dosa kita kepada diri-Nya yang tidak berdosa dan
dengan demikian menarik halilintar murka Allah terhadap dosa. Zakharia
menggambarkan tindakan penggantian yang menakjubkan ini ketika ia menulis: “Hai
pedang, bangkitlah terhadap gembala-Ku, terhadap orang-orang yang paling karib
kepada-Ku!” (Za. 13:7). Ellen White memberikan ringkasan kesimpulannya ketika
dia menulis: “Dosa-dosa kita ditimpakan kepada Kristus, dihukum dalam Kristus,
dibawa oleh Kristus, agar kebenaran-Nya dapat diperhitungkan kepada kita” (Signs
of the Times, 30 Mei 1895).
Dalam seluruh hidup-Nya Yesus menanggung kelemahan kita,
memikul kesengsaraan kita, dan menderita segala penyakit kita. Tetapi sekarang
di Getsemani Dia menambahkan kepada konsekuensi dosa yakni yang kemanusiaan-Nya
sudah tanggung – dosa itu sendiri. Sekarang Dia tidak hanya terhitung di antara
pemberontak, Ia dianggap sebagai pemberontak. Dengan demikian “Dia membayar
utang yang bukan utang-Nya karena kita memiliki utang yang tidak bisa kita
bayar.” Pemikiran ini lebih daripada yang lainnya, menerangi pikiran kita,
menangkap hati kita, dan merangsang energi kita untuk menurut dan
melayani.
Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar