Api Dari Langit
“Tetapi Elia menjawab, katanya kepada perwira itu: ‘Kalau
benar aku abdi Allah, biarlah turun api dari langit memakan engkau habis dengan
kelima puluh anak buahmu.” Maka turunlah api dari langit memakan dia habis
dengan kelima puluh anak buahnya” (2 Raja-raja 1:10).
Ahazia, raja Israel
mengalami kecelakaan di istananya sendiri, ia jatuh “dari kisi-kisi kamar
atasnya” (2 Raj. 1:2). Kemungkinan ia terjatuh dari atap rumahnya . karena
tidak yakin apakah bisa sembuh dari sakitnya, ia mengirim utusannya untuk bertanya
kepada Baal-Zebub (“allah serangga”), di Ekron, perihal kesembuhannya.
Malaikat TUHAN
mengunjungi Elia dan memerintahkannya untuk mencegat utusan-utusan Ahazia. Nabi
pun menanyakan kepada mereka, apa maksud kedatangan mereka ke allah Ekron. Tidak
adakah Allah di Israel untuk dimintai nasihat? Lalu disampaikanlah pula oleh
Elia firman TUHAN tentang Ahazia: “Engkau pasti akan mati” (ay.4). (Terdengar
seperti kata-kata di Kejadian 2:17, bukan? Di saat engkau memakannya,
“pastillah engkau mati.” Kata-kata Ibrani yang digunakan sama persis!)
Raja merasa tidak puas
dengan campur tangan Elia, maka ia mengirim “seorang perwira dengan kelima
puluh anak buahnya” (2 Raj.1:9) untuk menangkap Elia. Namun Elia tidak gentar
melihat unjuk kekuatan tersebut dan menjawab dengan, “biarlah turun api dari
langit memakan engkau habis dengan kelima puluh anak buahmu” (ay.10). dan
terjadilah seperti itu. Ahazia mengirim pasukan kedua berjumlah 50 orang, dan
menemui hasil yang sama. Kemudian pasukan ketiga berjumlah 50 orang. Tapi
kepala pasukan ketiga ini tidak bodoh, dan memohon pengampunan kepada Elia.
Lalu Allah menyuruh Elia untuk pergi bersama-sama kepala pasukan itu ke
Samaria.
Elia terkenal sangat
meledak-ledak. Nabi inilah yang mengatur pertempuran antara Baal dan
TUHAN di Gunung Karmel. Dia pula yang membunuh para nabi Baal (1
Raj. 18:40). Kali ini ia mendatangkan api dari langit untuk
membinasakan 100 tentara dan pemimpin mereka (berbeda dengan Yesus yang menolak
mendatangkan api dari langit untuk membinasakan orang-orang). Nabi-nabi lainnya
juga tidak begitu menyolok. Musa sangat lembut hatinya. Yunus kabur dari
tugasnya. Yeremia gampang menangis. Hosea lebih mirip seorang yang romantik.
Yehezkiel nampak seperti orang yang tidak waras. Dan Allah menghargai kepribadian
yang berbeda-beda itu. Sepertinya ia tidak menghendaki penyampaian pesan yang
seragam pribadinya. Pria dan wanita denga karakter beraneka ragam dapat
melayani-Nya… dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar