Apakah Orang Yang Dipercaya Berbohong?
“Di manakah Ahimaas dan Yonatan?”
Jawab perempuan itu kepada mereka: “Mereka telah menyeberangi sungai itu.’
Kemudian mereka mencari, tetapi tidak mendapatkannya, lalu pulanglah mereka ke
Yerusalem” (2 Samuel 17:20).
Betapapun berhasilnya Daud, tetap saja ada pemberontakan.
Sampai-sampai Daud dan pengawal pribadinya harus berlari menyelamatkan diri.
Dan ternyata yang memimpin pemberontakan adalah Absalom, anaknya sendiri.
Daud meninggalkan Husai untuk “menyeberang” ke pihak Absalom agar
bisa menyusup ke pemberontak yang hendak menggantikan kekuasaan yang diberikan
Allah kepadanya. Absalom yang mencurigai maksud Husai akhirnya termakan oleh
mulut manis dan tipuan sang penasihat.
Dua anak muda, Ahimaas dan Yonatan menjadi penghubung Husai dengan
Daud. Pada suatu ketika, saat keduanya dalam perjalanan untuk melaporkan
rencana Absalom kepada Daud, hampir saja para pemberontak memergoki mereka.
“Jadi pergilah ke duanya dengan segera, dan sampailah mereka ke rumah seseorang
di Bahurim” (2 Sam. 17:18). Mereka lalu masuk ke dalam sebuah sumur di halaman
rumah itu. Lalu perempuan pemilik rumah “mengambil kain tudungan,
membentangkannya di atas mulut sumur itu dengan menaburkan butir-butir gandum
di atasnya, sehingga tidak kelihatan apa-apa” (ay. 19).
Ketika tentara Absalom tiba, mereka bertanya kepada perempuan
pemilik rumah itu, “Di manakah Ahimaas dan Yonatan?” (ay. 20). Pahlawan tak
dikenal ini menjawab: “Mereka telah menyeberangi sungai itu” (ay.20). karena
tidak berhasil menemukan Ahimaas dan Yonatan, tentara Absalom pun pulang ke
Yerusalem dengan tangan kosong. Lalu dua orang agen rahasia itu merangkak
keluar dan melaporkan segala sesuatunya kepada Daud.
Baik Husai maupun wanita tak dikenal itu berbohong untuk
melindungi Daud. Haruskah mereka melakukan hal itu demi menyelamatkan hidup
sang raja? Ini hanyalah dua dari beberapa kejadian di dalam Alkitab di mana
orang berkata bohong – dan terkadang hal itu justru diperintahkan oleh Allah
sendiri.
Anda tentunya pernah mendengar pengkhotbah bercerita betapa Pencipta
kita dengan kebijaksanaan-Nya telah melengkapi makhluk-makhluk ciptaan-Nya
dengan kemampuan untuk mempertahankan hidup. Dan bukankah kemampuan itu
seringkali berupa tipuan bagi pemangsa mereka?
Bayangkan jika Anda berlindung di rumah seorang sahabat dari
kejaran para pembunuh, dan sahabatmu itu tidak mau berbohong kepada para
pembunuh yang mengetuk pintu rumahnya dan bertanya apakah Anda ada di dalam.
Saya sering mendengar ungkapan, “Jangan percayakan hidupmu pada seseorang yang
tidak mau berbohong untuk melindungimu.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar