Sabtu, 31 Maret 2018

Renungan Pagi “Potret Kasih Allah” 01 April 2018


Keluarga Raja Daud

“Semuanya itu anak-anak Daud, belum terhitung anak-anak dari gundik-gundik” (1 Tawarikh 3:9).

Sungguh bacaan yang aneh untuk sebuah renungan pagi! Tetapi teks ini ada di Alkitab. Bagaimana menurut Anda? Apakah memang beberapa bagian Alkitab tidak cocok untuk saat teduh? Mungkin saja demikian. Tetapi bisa jadi kita menemukan potret kasih Allah yang lain di sini untuk mengisi album potret yang sudah kita dapat dari Daud… dan yang lainnya.

Bukan rahasia lagi (meski  mungkin mengejutkan bagi anak-anak bahwa Daud memiliki banyak istri dan gundik, begitu pula tokoh-tokoh Alkitab lainnya. Apakah yang harus kita perbuat dengan data yang anomaly (bagi kita) ini?

Tradisi keluarga pada zaman Alkitab (ingat bahwa budaya Timur Dekat sangat berbeda dengan cara hidup orang Barat) sering mengagetkan – bahwa membuat kita terperanjat. Mereka bisa menganggap kaum  kaum wanita sebagai harta benda, bukan sebagai manusia. Bahkan dalam Sepuluh Firman, diucapkan dan kemudian ditulis oleh Allah sendiri, seorang istri disebut dalam satu tarikan napas bersama dengan rumah, lembu, keledai, budak, dan harta milik lainnya (Kel. 20:17).  (Bahkan ada beberapa bukti dalam beberapa kebudayaan yang memandang wanita sebagai makhluk yang berbeda dari pria!).

Selain itu, dalam masyarakat Israel kuno (di Mesir misalnya) pernikahan yang ideal adalah antara kerabat terdekat – terutama antar sepupu, atau bahkan saudara tiri. Dan memiliki banyak istri bukan hal luar biasa. Selain itu, budak  perempuan dapat menjadi kekasih majikannya sehingga naik statusnya menjadi lebih tinggi daripada pembantu rumah tangga lainnya tetapi naik dengan hak-hak yang lebih sedikit dibandingkan istri-istri utama. Para istri level kedua ini disebut gundik. Kebiasaan yang aneh (bagi kita) lainnya adalah “perkawinan turun ranjang” (dalam bahasa Inggris disebut Levirate Marriage, istilah yang tidak ada kaitannya dengan suku Lewi). Lembaga ini, yang masih berlaku dalam beberapa masyarakat adat, mengharuskan seorang pria untuk mengawini istri adik/kakaknya yang belum memiliki anak saat suaminya meninggal.

Begitulah Daud membentuk sebuah keluarga yang berbeda dari keluarga masa kini. Meskipun demikian, Samuel menyebutnya bahwa bagi TUHAN ia adalah “seorang yang berkenan di hati-Nya” (1 Sam. 13:14). (Abraham, yang keluarga nya juga berbeda dengan keluarga kita saat ini, disebut sebagai “Sahabat Allah” dan “yang Kukasihi” [Yak. 2:23; Yes 41:8]. Syukur kepada Allah yang menerima siapa kita, apa adanya, di mana pun kita berada. Ia dapat menggunakan kita bila  kita membuka diri pada bimbingan-Nya dan mengabdi kepada-Nya. Allah lebih besar daripada budaya manusia dan dapat bekerja di dalamnya sambil juga mengubahnya.

Saat Teduh 1 April 2018 : Berbahaya Jika Tidak Percaya

Markus 16:9-20




Kabar Baik 1 April 2018


Shalom.
 
Dunia boleh tidak percaya, bila Yesus sudah bangkit dari antara orang mati, akan tetapi dunia sudah membuktikan bahwa Yesus sudah bangkit! Anda perlu bukti? Saking banyaknya anda jadi bingung, ya sudah percaya saja!. »IHT«

1 Korintus 15:6  Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal.

500 orang telah menjadi saksi bahwa mereka melihat dan menyaksikan bahwa Yesus sudah bangkit dan hidup, padahal atas kesaksian dua orang atau lebih sudah menjasi sah.

Markus 16:14  Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya.

Mari buka mata hati kita, agar Roh Kudus mengajar dan mendidik kita agar percaya saja,  jika kita percaya maka seluruh apek hidup kita akan dipulihkan Tuhan.

Selamat paskah, selamat hari minggu, selamat menikmati kuasa kebangkitanNya, carilah Tuhan, puji dan sembah Tuhan dan terimalah mujizatNya.

Tuhan Yesus memberkati kita semua.
---
I LG. Hutagalung,

Renungan Pagi “Potret Kasih Allah” : 1 April 2018



Bagaimana Menolong Mereka Yang Tertindas

“Pergilah, juallah minyak itu, bayarlah hutangmu, dan hiduplah dari lebihnya, engkau serta anak-anakmu” (2 Raja-raja 4:7).

Pria tanpa nama dalam kisah ini adalah seorang suami, dan salah seorang anak nabi. Karena beberapa alasan  yang tidak diketahui, pria ini mati meninggalkan keluarganya dalam kondisi mengenaskan karena utang. Para penagih utang hendak menjadikan kedua anaknya sebagai budak untuk melunasi utangnya, seperti yang diatur oleh Hukum Musa.

Ketika jandanya melaporkan persoalannya kepada nabi Elisa, nabi ini menjawab, “Beritahukanlah kepadaku janda apa-apa yang kaupunya di rumah.” (2 Raja. 4:2). Dalam kemiskinannya janda itu tidak memiliki apa-apa – hanya sebuah buli-buli berisi minyak zaitun; yang tentu saja tidak cukup berharga. Maka kata Elisa, “Pergilah, mintalah bejana-bejana dari luar, dari pada segala tetanggamu, bejana-bejana kosong, tetapi jangan terlalu sedikit. Kemudian masuklah, tutuplah pintu sesudah engkau dan anak-anakmu masuk, lalu tuanglah minyak itu kedalam segala bejana. Mana yang penuh angkatlah!” (ay. 3,4).

Ketika melakukan perintah itu, secara ajaib minyak di dalam buli-buli tidak habis-habisnya mengisi bejana yang terus didatangkan anak-anaknya dari tetangga mereka. Ketika tidak ada lagi bejana tersisa, janda itu pun bertanya kepada Elisa apa yang harus mereka lakukan. Ia menjawab, “Pergilah, juallah minyak itu, bayarlah hutangmu, dan hiduplah dari lebihnya, engkau serta anak-anakmu” (ay.7)

Dalam menolong mereka yang tertindas, kita dapat melakukan tiga hal berikut. Ketiganya tidak saling  bertentangan satu sama lain.

Kita dapat melakukan perbuatan baik dengan memberikan sumbangan uang untuk mengatasi kebutuhan mereka selama beberapa waktu. Tapi banyak orang yang menganggap bantuan uang merendahkan martabat, dan betapa pun miskinnya, mereka akan menolak. Meskipun demikian, terkadang bantuan semacam itulah yang dapat kita lakukan untuk mengatasi sebuah situasi dengan segera.

Di saat lain kita dapat melakukan hal yang lebih baik dengan menyediakan cara agar mereka dapat menolong diri sendiri, seperti yang dilakukan oleh Elisa pada kisah hari ini. Anda sering mendengar ungkapan: “Berikan ikan pada orang yang lapar, maka kau hanya memberinya makan untuk hari ini. Tapi ajarkan orang itu memancing, maka kau memberinya makan seumur hidupnya.”

Yang terbaik dapat kita lakukan adalah menghapus penyebab ketertindasan itu, karena penderitaan biasanya hasil dari kesalahan manusia. Kita dapat secara proaktif berjuang demi keadilan bagi semua orang. “Jika melihat kebaikan manusia maka kita bisa berharap adanya kesadaran dari setiap orang, tapi melihat keberdosaan manusia, aturan hukum sangatlah dibutuhkan. Perbuatan amal, selalu dibutuhkan ; tapi itu tidak pernah bisa menggantikan keadilan” (William Sloane Coffin).

Saat Teduh 31 Maret 2018 : Hiburan yang Tidak Wajar

Markus 15:16-20

Saat Teduh 30 Maret 2018 : Yesus Disalibkan Bagi Kita

Markus 15:20-32




Renungan Pagi “Potret Kasih Allah” 31 Maret 2018


Yehu, Sang Pembaru

“Nabi muda itu menuang minyak ke atas kepala Yehu serta berkata kepadanya: ‘Beginilah firman TUHAN, Allah Israel : Telah Kuurapi engkau menjadi raja…. Maka engkau akan membunuh keluarga tuanmu Ahab” (2 Raja-raja 9:6, 7).

Penyembahan kepada Baal menjadi-jadi di Israel, terutama karena pengaruh Raja Ahab dan istrinya Izebel. Saatnya telah tiba untuk sebuah perubahan – yang radikal. Elisa mengirim salah seorang anak para nabi kepada Yehu untuk memulai reformasi.

Nabi yang masih magang itu melihat Yehu bergaul akrab dengan para perwira militer, maka ia mengajak Yehu ke dalam kamar dan mengurapinya di sana. Ketika Yehu kembali, ada minyak menetes dari rambutnya. Setelah dibujuk-bujuk oleh para perwira itu, akhirnya Yehu menjelaskan bahwa ia baru saja diurapi menjadi raja Israel. Dengan bersemangat, para perwira itu mengakui kedudukan Yehu dan mengumumkan, “Yehu raja!” (2 Raj.8:13).

Yehu menjalankan tugasnya dengan serius dan segera mengumumkan perubahan. Pertama, ia membunuh Yoram, raja Isreal yang lama, yang baru pulang dari Yizreel untuk mengobati luka-lukanya. Kedua, ia juga menyuruh pembantunya untuk membunuh Ahazia, raja Yehuda , yang kebetulan sedang mengunjungi koleganya, Raja Yoram. Berikutnya, Yehu menyuruh orang untuk membunuh Izebel dan memberikan jasadnya kepada anjing-anjing kelaparan. Kemudian para pengikutnya membantai 70 orang anak Ahab di Samaria. Kelima, Yehu membunuh seluruh petugas yang ada sangkut pautnya dengan pemerintahan Ahab. Keenam, ia memerintahkan pembunuhan atas 42 orang kerabat Raja Ahazia. Ketujuh, Yehu membunuh sisa  kerabat Ahab yang tinggal di Samaria. Dan terakhir, Yehu berpura-pura menjadi penyembah Baal yang lebih taat daripada Ahab, dan mengumpulkan seluruh penyembah Baal di kuil Baal, lalu mengesekusi mereka semua.

Orang berpikir bahwa pembunuhan sekian banyak orang yang dilakukan oleh Yehu adalah sesuatu yang berlebihan. Namun denga cara itu, “Yehu memunahkan Baal dari Israel” (2 Raj. 10:28). Tapi di balik kegigihannya dalam menyapu bersih keluarga Ahab, kerabat Ahazia dan penyembah-penyembah Baal, “Yehu tidak menjauh dari dosa-dosa Yerobeam bin Nebat, yang mengakibatkan orang Israel berdosa pula, yakni dosa penyembahan anak-anak lembu emas yang di Betel dan yang di Dan” (ay.29). Apakah kegigihannya memerangi satu hal membuatnya lengah dalam hal lainnya?

Umumnya kita sangat mudah terjebak ke dalam ekstremitas. Kita pasti mengenal ada orang yang sangat bersemangat menjadi penggiat kesehatan – bahkan hingga ke tingkat ekstrem – tetapi kurang terhormat dalam, katakanlah bidang etika dan moral. Akan sangat terpuji kiranya bila kita dapat konsisten dalam seluruh aspek kehidupan.  (BS)

Immanuel.

Kabar Baik 31 Maret 2018


Shalom.
 
Dunia boleh tidak percaya, tapi tanpa kematianNya, manusia tidak akan pernah bisa menebus dosanya sendiri, sebab itu Yesus mati untuk menebus dosa anda dan saya. »IHT«

Ibrani 9:22  Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.

Siapapun anda, tanpa pengorbanan Yesus diatas kayu salib, anda tidak pernah menerima pengampunan dosa, anda tinggal mengaku saja maka anda sudah menerima pengampunan dosa.

Roma 10:9  Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.

Begitu mudahnya memperoleh pengampunan dosa? Jawabnya betul mudah, sebab Dia adalah Allah sendiri yang sanggup mengampuni kita semua.

Yesaya 1:18  Marilah, baiklah kita beperkara! — firman TUHAN — Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.

Katakan saja: Yesus saya mau percaya, maka seberat apapun dosa kita pasti diampuni, segala beban, sakit hati, kepahitan, dendam, ketakutan & kuatir, pasti lenyap seketika.

Ibrani 10:18-19  Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa. Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,

Mulai detik ini kita dapat memanggil Dia, Bapa yang kekal, Bapa yang penuh kasih,  sebab kita layak menghampiriNya, masuk kedalam hadiratNya dengan penuh ucapan syukur.

Selamat hari Paskah, selamat menikmati kebebasan dari beban dosa, kita adalah orang orang yang beruntung sebab Darah Yesus, sudah memerdekakan kita dari segala dosa.
---
I LG. Hutagalung,

Kabar Baik 30 Maret 2018


Shalom.

Masa depan ada ditangan Tuhan, Dia tahu persis apa yang akan anda hadapi, jangan berkecil hati, nikmati saja hidup anda hari ini.»IHT«

Pengkhotbah 2:22-23  Apakah faedahnya yang diperoleh manusia dari segala usaha yang dilakukannya dengan jerih payah di bawah matahari dan dari keinginan hatinya? Seluruh hidupnya penuh kesedihan dan pekerjaannya penuh kesusahan hati, bahkan pada malam hari hatinya tidak tenteram. Ini pun sia-sia.

Kita boleh saja merancang masa depan, membuat metode ini dan itu, tetapi ketetapan Tuhanlah yang menentukannya, itu sebabnya apapun hasilnya harus kita terima dengan ucapan syukur.

Pengkhotbah 2:24-25  Tak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada makan dan minum dan bersenang-senang dalam jerih payahnya. Aku menyadari bahwa ini pun dari tangan Allah. Karena siapa dapat makan dan merasakan kenikmatan di luar Dia?

Ucapan syukur adalah ungkapan hati dari orang yang sedang menikmati hidupnya sebagai anugerah yang ajaib dari Tuhan.

Pengkhotbah 2:26  Karena kepada orang yang dikenan-Nya Ia mengaruniakan hikmat, pengetahuan dan kesukaan, tetapi orang berdosa ditugaskan-Nya untuk menghimpun dan menimbun sesuatu yang kemudian harus diberikannya kepada orang yang dikenan Allah. Ini pun kesia-siaan dan usaha menjaring angin. 

Kita telah memperoleh perkenan Tuhan, sebab Dia telah memberikan pada kita karunia hikmat dan pengetahuan akan Allah, setiap hari kasihNya pada kita selalu baru, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, dia selalu memelihara dan menjaga kita.

Alangkah indahnya hidup ku, kebaikkanNya tidak pernah meninggalkan aku selama lamanya, bagaimana dengan anda?...hmmm saya mengasihi anda, mari ikuti teladanku, hidup dalam Kristus penuh dengan kasih karunia, bahkan memiliki jaminan hidup kekal.

Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Selasa, 27 Maret 2018

Saat Teduh 28 Maret 2018: Yesus Diam Seribu Bahasa

Markus 15:1-15

Yesus Diam Seribu Bahasa



Renungan Pagi “Potret Kasih Allah” : 28 Maret 2018


Pertempuran Melawan Moab

“Lalu berkatalah raja Israel: “Wahai TUHAN telah memanggil ketiga raja ini untuk menyerahkan mereka ke dalam tangan Moab!’ Tetapi bertanyalah Yosafat: Tidak adakah di sini seorang nabi TUHAN, supaya dengan perantaraannya kita meminta petunjuk TUHAN?” (2 Raja-raja 3: 10, 11).

Mesa, raja Moab, telah menjadi sekutu raja Israel, Ahab. Setiap tahun ia harus membayar upeti kepada Israel berupa 100.000 anak domba dan bulu dari 100.000 domba jantan (2 Raj. 3:4). Jumlah sebanyak itu tentunya sangat membebani kondisi keuangan negaranya.

Begitu Ahab mati dan digantikan oleh Yoram anaknya, Mesa pun melancarkan pemberontakan dan membatalkan perjanjian yang memberatkannya itu. Maka Yoram pun meminta bantuan militer kepada Yosafat, raja Yehuda, dan juga kepada raja Edom. Tentu saja persekutuan tiga Negara ini sangat rapuh mengingat hubungan mereka yang kurang harmonis.

Selama tujuh hari tentara gabungan menyerang Moab, tapi mereka kehabisan “air  untuk tentara dan untuk hewan yang mengikuti mereka” (ay.9). situasi ini berubah menjadi bencana dan seluruh bala tentara itu segera menjadi seperti barisan mayat hidup yang berjalan di teri matahari Timur Tengah.

Menghadapi situasi mengerikan ini. Raja Yoram berkata, “Wahai TUHAN telah memanggil ketiga raja ini untuk menyerahkan mereka ke dalam tangan Moab!” (ay.10). kata-katanya terdengar saleh, seolah-olah dia berkata, “Ini adalah kehendak Allah.” Tetapi teologi seperti itu di satu pihak terdengar  Calvinistis, tapi di lain pihak fatalistis. Ia menganggap apa pun yang terjadi – baik, buruk, netral – adalah apa yang telah diatur oleh Allah sejak kekekalan. Tapi apakah semuanya melulu kehendak Allah? Apakah Ia menghendaki hilangnya 10 hingga 20 hektar hutan  tropis setiap menitnya? Pelecehan yang dialami dua puluh lima persen anak perempuan? Angin topan, tornado, dan tsunami yang meluluhlantakkan planet ini? Dua puluh ribu hingga 40.000 orang mati kelaparan setiap harinya? Sembilan puluh delapan ribu pasien yang mati setiap tahun karena malpraktik?

Dari pada menganggap semua kejadian sebagai kehendak Allah, lebih baik kiranya bersikap seperti Yosafat yang memiliki cara pandang positif. Ia merasa sudah waktunya berpaling kepada Allah. “Tidak adakah di sini seorang nabi TUHAN, supaya dengan perantaraannya kita meminta petunjuk TUHAN? “ (ay. 11).

Tentu saja saat ini tidak ada nabi yang tinggal di sekitar kita, tapi kita dapat menyelidiki nasihat tertulis dari Allah. Dan pasti banyak cara untuk melangkah sesuai dengan kehendak-Nya, meski hal itu tidak selalu dapat kita mengerti dengan gamblang.

Kabar Baik 28 Maret 2018


Shalom.

Iman adalah keberanian untuk menghadapi kenyataan dengan pengharapan. »Robert Schuller«

Roma 4:18  Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."

Setiap orang hidup tentunya memiliki banyak pengharapan, ada yang berharap memiliki rumah, memiliki jodoh, memiliki anak, dan juga pengharapan pengharapan lainnya.

Kadang kadang pengharapan tersebut bagai mimpi yang sulit sekali bisa dijangkau, begitu jauhnya sampai rasanya mau menyerah dan mati rasa untuk mengharapnya.

Roma 4:19  Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup.

Seandainya kita resapi posisi Abraham, dengan panjangnya pergumulan yang dialaminya, pasti menjadi pertarungan batin yang begitu hebat dan dahsyat, coba kita bertanya kepada hati kita, apa kita sanggup memiliki iman seperti itu?

Roma 4:20-22  Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.

Ternyata orang yang mudah menyerah, lalu lari dari kenyataan hidup, bukanlah orang yang hidup dalam kebenaran, jadi iman percaya adalah pertarungan yang harus dialami setiap orang percaya untuk memperoleh perkenanan Tuhan.

Ibrani 11:6  Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.

Ayo, mulai saat ini kita tidak boleh menyerah, kita harus berani memiliki iman dan pengharapan, sebab janji Tuhan "Ya dan Amin", maju terus sambil berdoa dan berkarya bagi Kristus. Amen.

Tuhan Yesus memberkati.
---
I LG Hutagalung,

Senin, 26 Maret 2018

Renungan Pagi “Potret Kasih Allah” : 27 Maret 2018


Api Dari Langit

“Tetapi Elia menjawab, katanya kepada perwira itu: ‘Kalau benar aku abdi Allah, biarlah turun api dari langit memakan engkau habis dengan kelima puluh anak buahmu.” Maka turunlah api dari langit memakan dia habis dengan kelima puluh anak buahnya” (2 Raja-raja 1:10).

Ahazia, raja Israel mengalami kecelakaan di istananya sendiri, ia jatuh “dari kisi-kisi kamar atasnya” (2 Raj. 1:2). Kemungkinan ia terjatuh dari atap rumahnya . karena tidak yakin apakah bisa sembuh dari sakitnya, ia mengirim utusannya untuk bertanya kepada Baal-Zebub (“allah serangga”), di Ekron, perihal kesembuhannya.

Malaikat TUHAN mengunjungi Elia dan memerintahkannya untuk mencegat utusan-utusan Ahazia. Nabi pun menanyakan kepada mereka, apa maksud kedatangan mereka ke allah Ekron. Tidak adakah Allah di Israel untuk dimintai nasihat? Lalu disampaikanlah pula oleh Elia firman TUHAN tentang Ahazia: “Engkau pasti akan mati” (ay.4). (Terdengar seperti kata-kata di Kejadian 2:17, bukan? Di saat engkau memakannya, “pastillah engkau mati.” Kata-kata Ibrani yang digunakan sama persis!)

Raja merasa tidak puas dengan campur tangan Elia, maka ia mengirim “seorang perwira dengan kelima puluh anak buahnya” (2 Raj.1:9) untuk menangkap Elia. Namun Elia tidak gentar melihat unjuk kekuatan tersebut dan menjawab dengan, “biarlah turun api dari langit memakan engkau habis dengan kelima puluh anak buahmu” (ay.10). dan terjadilah seperti itu. Ahazia mengirim pasukan kedua berjumlah 50 orang, dan menemui hasil yang sama. Kemudian pasukan ketiga berjumlah 50 orang. Tapi kepala pasukan ketiga ini tidak bodoh, dan memohon pengampunan kepada Elia. Lalu Allah menyuruh Elia untuk pergi bersama-sama kepala pasukan itu ke Samaria.

Elia terkenal sangat meledak-ledak. Nabi inilah yang mengatur pertempuran  antara Baal dan TUHAN di Gunung Karmel. Dia pula yang membunuh  para nabi Baal (1 Raj. 18:40). Kali ini ia mendatangkan api  dari langit untuk membinasakan 100 tentara dan pemimpin mereka (berbeda dengan Yesus yang menolak mendatangkan api dari langit untuk membinasakan orang-orang). Nabi-nabi lainnya juga tidak begitu menyolok. Musa sangat lembut hatinya. Yunus kabur dari tugasnya. Yeremia gampang menangis. Hosea lebih mirip seorang yang romantik. Yehezkiel nampak seperti orang yang tidak waras. Dan Allah menghargai kepribadian yang berbeda-beda itu. Sepertinya ia tidak menghendaki penyampaian pesan yang seragam pribadinya. Pria dan wanita denga karakter beraneka ragam dapat melayani-Nya… dengan baik.

Saat Teduh 27 Maret 2018 : Sidang Mahkamah Agama

Markus 14:53-65




Kabar Baik 27 Maret 2018


Shalom.

Sama seperti tentara yang tidak pernah dikirim ke medan perang sendirian, Tuhan pun tidak merancang kita untuk melakukan misi sendirian. »IHT«

Markus 6:7  Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat,

Dari 12 rasul, Yesus mengutus murid murid Nya berdua berdua, itu menunjukkan pada kita bahwa dalam melayani sebaiknya jangan seorang diri, gereja jangan pernah merasa kuat lalu sendirian.

Lukas 10:1  Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.

Yesus sangat serius menekankan murid muridNya untuk tidak pergi melayani sendirian, sebab kesaksian yang paling indah dan bagus adalah ketika kita bisa saling berbagi dalam kasih.
Tuhan ingin kita bersaksi untuk Dia, melalui keterbukaan dari gaya hidup kita, kekompakan team sangat dianjurkan agar bisa saling melengkapi sebagai satu tubuh Kristus.

Markus 3:23-26  Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan: "Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis? Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri dan kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, melainkan sudahlah tiba kesudahannya.

Bila Iblis saja tidak pernah saling menjatuhkan dan menghancurkan, bagaimana gereja Tuhan sebagai satu tubuh Kristus saling menyerang dan saling menjatuhkan? Apakah kita tidak bisa bersama sama? Jawabnya pasti bisa, bila kita meletakkan ego dan irihati  lalu saling topang dan saling mendoakan dalam Kasih Kristus.

Berhentilah berpolemik, mari kita dukung dan doakan pelayanan apapun, dimanapun tempatnya, yang penting nama Yesus ditinggikan dan dimuliakan.

Yohanes 12:32  dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku."

Amen. Tuhan Yesus memberkati.
---
I LG.Hutagalung,

Minggu, 25 Maret 2018

Saat Teduh 25 Maret 2018 : Saksi Penyangkalan Petrus

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...