Selasa, 19 September 2017

Renungan Kristen : Bernubuat untuk Kalangan Sendiri



Zefanya 1:1-7

1:1 Firman TUHAN yang datang kepada Zefanya 1  bin Kusyi bin Gedalya bin Amarya bin Hizkia dalam zaman Yosia a  bin Amon, b  raja Yehuda.
Penghukuman pada hari TUHAN
1:2 "Aku akan menyapu bersih segala-galanya 2  dari atas muka bumi, c  demikianlah firman TUHAN. 1:3 Aku akan menyapu manusia dan hewan; d  Aku akan menyapu burung-burung di udara e  dan ikan-ikan di laut. Aku akan merebahkan orang-orang fasik dan akan melenyapkan manusia dari atas muka bumi, f  demikianlah firman TUHAN. g  1:4 Aku akan mengacungkan tangan-Ku h  terhadap Yehuda 3  dan terhadap segenap penduduk Yerusalem. Aku akan melenyapkan dari tempat ini sisa-sisa Baal i  dan nama para imam j  berhala, 1:5 juga mereka yang sujud menyembah di atas sotoh kepada tentara langit k  dan mereka yang menyembah dengan bersumpah setia kepada TUHAN 4 , namun di samping itu bersumpah demi Dewa Milkom, l  1:6 serta mereka yang berbalik m  dari pada TUHAN, yang tidak mencari n  TUHAN dan tidak menanyakan o  petunjuk-Nya." 1:7 Berdiam p  dirilah di hadapan Tuhan ALLAH! Sebab hari TUHAN 5  q  sudah dekat. Sungguh TUHAN telah menyediakan perjamuan korban r  dan telah menguduskan para undangan-Nya.
=================================================

Firman TUHAN yang datang kepada Zefanya bin Kusyi bin Gedalya bin Amarya bin Hizkia dalam zaman Yosia bin Amon, raja Yehuda" (1:1). Zefanya adalah satu-satunya nabi yang silsilahnya diperkenalkan hingga empat keturunan, yang menyiratkan bahwa dia merupakan buyut dari Raja Hizkia. Dia merupakan keturunan bangsawan yang harus menegur para bangsawan lainnya, juga Raja Yosia, yang sekaligus pula kerabatnya. Artinya, Zefanya bernubuat untuk kalangan sendiri.

Dengan lugas dan jelas, Zefanya menubuatkan bahwa Allah akan merebahkan orang-orang fasik dan melenyapkan manusia dari muka bumi, juga Yehuda dan segenap penduduk Yerusalem (3-4). Serangan dan penjajahan bangsa-bangsa lain terhadap Yehuda merupakan hukuman Allah. Karena para pemimpin maupun umat Yehuda tak lagi mengakui Allah sebagai Tuhan Israel. Mereka hidup semaunya. Selain Allah Israel, mereka juga menyembah matahari dan bulan, juga dewa-dewa lainnya.

Untuk semua itu, Zefanya berseru: "Berdiam dirilah di hadapan Tuhan ALLAH! Sebab hari TUHAN sudah dekat" (7). Seruan Zefanya merupakan keniscayaan karena di hadapan Allah tak mungkin manusia bertingkah laku sesukanya. Terlebih ketika manusia tak lagi mematuhi kehendak khalik-Nya.
Berdiam diri berarti tidak membela diri, apalagi mencari kambing hitam-melemparkan kesalahan kepada orang lain-namun rela menerima hukuman atas segala kesalahan yang telah diperbuat. Berdiam diri berarti pula pasrah terhadap keadilan Allah, yang menghukum orang bersalah; namun percaya juga terhadap belas kasihan Allah. Allah memang membenci dosa, tetapi mengasihi manusia berdosa.

Tugas kenabian Zefanya tentu tidak mudah. Agar pesannya sungguh efektif, Sang Nabi harus bersedia menjadikan dirinya teladan. Itu berarti Zefanya harus terlebih dahulu berdiam diri-pasrah terhadap keadilan dan kasih Allah: rela menerima hukuman Allah karena kesalahan sendiri sekaligus berharap sungguh pada belas kasihan Allah. Sikap seperti itu harus ada pada orang percaya abad XXI. [YM]

Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...