Mazmur 111
111:1 Haleluya! Aku mau bersyukur kepada TUHAN 1 y dengan segenap hati, z dalam lingkungan a orang-orang benar dan dalam jemaah. b 111:2 Besar perbuatan-perbuatan c TUHAN, layak diselidiki oleh semua d orang yang menyukainya. 111:3 Agung dan bersemarak pekerjaan-Nya, dan keadilan-Nya tetap e untuk selamanya. 111:4 Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan-Nya peringatan; TUHAN itu pengasih dan penyayang. f 111:5 Diberikan-Nya rezeki g kepada orang-orang yang takut akan Dia. h Ia ingat untuk selama-lamanya akan perjanjian-Nya. i 111:6 Kekuatan perbuatan-Nya j diberitakan-Nya kepada umat-Nya, dengan memberikan kepada mereka milik pusaka bangsa-bangsa. k 111:7 Perbuatan tangan-Nya l ialah kebenaran dan keadilan, segala titah-Nya teguh, m 111:8 kokoh untuk seterusnya n dan selamanya, dilakukan dalam kebenaran dan kejujuran. 111:9 Dikirim-Nya kebebasan o kepada umat-Nya, diperintahkan-Nya supaya perjanjian-Nya itu untuk selama-lamanya; nama-Nya kudus dan dahsyat. p 111:10 Permulaan hikmat q adalah takut akan TUHAN 2 , r semua orang yang melakukannya berakal budi s yang baik. Puji-pujian t kepada-Nya tetap untuk selamanya.
========================================
Haleluya! Terpujilah Tuhan! Demikianlah Pemazmur memulai pujiannya kepada Allah. Seruan ini adalah awal dari rangkaian tulisan mazmur ini. Seruan liturgis yang ingin menyatakan betapa Tuhan layak untuk dipuji. Melalui pujian ini, Pemazmur ingin menyatakan syukur, sukacita, dan pengakuan imannya di hadapan publik. Ia juga mengajak yang hadir untuk ikut serta dalam rasa syukur dan menaruh keyakinan pada Allah Israel, Penguasa alam semesta.
Secara detail Pemazmur menyatakan bahwa perbuatan Tuhan itu sangat dahsyat. Hal itu tampak nyata pada alam semesta dan dalam peristiwa-peristiwa yang dialami. Semuanya itu layak direnungkan siang dan malam agar pelajaran berharga dapat dipetik dalam hidup ini dan diwujudkan dalam keseharian, baik melalui perkataan, perbuatan, nyanyian, pujian, dan berbagai bentuk kesenian lainnya.
Apa yang ditulis dalam ayat 6-9 mengingatkan kita pada peristiwa pembebasan bangsa Israel dari tanah Mesir. Pengalaman itu mengajak kita untuk semakin yakin bahwa Tuhanlah Sang Pembebas. Perbuatan tangan-Nya ialah kebenaran dan keadilan. Segala titah-Nya teguh. Dia melakukan segala sesuatu dalam kebenaran dan kejujuran-Nya. Ia mengikat perjanjian dengan umat-Nya untuk selama-lamanya. Karena itu, umat diajak untuk memegang teguh segala titah-Nya supaya mereka memperoleh hikmat, yakni takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan. Jika umat Allah hidup menurut ketetapan-Nya, maka hidup mereka akan memperlihatkan perbuatan yang baik dan berakal budi (10).
Marilah kita memuji nama Allah kita. Sebab Dialah yang patut disembah karena segala perbuatan tangan-Nya yang ajaib. Marilah nyatakan tekad dengan cara memenuhi hati kita dengan puji-pujian kepada Tuhan setiap saat. Jika hati kita sudah terhubung dengan Tuhan, maka kita bukan saja belajar memahami titah dan kehendak-Nya, tetapi juga bibir kita akan mengalir pujian yang tiada hentinya. Sebab kita mengetahui bahwa kasih setia Tuhan yang telah menopang dunia ini dan memelihara hidup kita sampai detik ini. [MH]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar