Sabtu, 30 September 2017

Renungan Kristen : Pemerintahan Tuhan atas Hati Raja



Ester 2:12-18

2:12 Tiap-tiap kali seorang gadis mendapat giliran untuk masuk menghadap raja Ahasyweros, dan sebelumnya ia dirawat menurut peraturan bagi para perempuan selama dua belas bulan, sebab seluruh waktu itu digunakan untuk pemakaian wangi-wangian: enam bulan untuk memakai minyak mur dan enam bulan lagi untuk memakai minyak kasai g  serta lain-lain wangi-wangian perempuan. 2:13 Lalu gadis itu masuk menghadap raja, dan segala apa yang dimintanya harus diberikan kepadanya untuk dibawa masuk dari balai perempuan ke dalam istana raja. 2:14 Pada waktu petang ia masuk dan pada waktu pagi ia kembali, tetapi sekali ini ke dalam balai perempuan yang kedua, di bawah pengawasan Saasgas, sida-sida raja, penjaga para gundik. h  Ia tidak diperkenankan masuk lagi menghadap raja, kecuali jikalau raja berkenan kepadanya dan ia dipanggil dengan disebutkan namanya. i  2:15 Ketika Ester--anak Abihail, j  yakni saudara ayah Mordekhai yang mengangkat Ester sebagai anak--mendapat giliran untuk masuk menghadap raja, k  maka ia tidak menghendaki sesuatu apapun selain dari pada yang dianjurkan oleh Hegai, sida-sida raja, penjaga para perempuan. Maka Ester dapat menimbulkan kasih sayang l  pada semua orang yang melihat dia. 2:16 Demikianlah Ester dibawa masuk menghadap raja Ahasyweros ke dalam istananya pada bulan yang kesepuluh--yakni bulan Tebet--pada tahun yang ketujuh dalam pemerintahan baginda. 2:17 Maka Ester dikasihi oleh baginda lebih dari pada semua perempuan lain, dan ia beroleh sayang dan kasih baginda lebih dari pada semua anak dara lain, sehingga baginda mengenakan mahkota kerajaan ke atas kepalanya dan mengangkat dia menjadi ratu 1  m  ganti Wasti. 2:18 Kemudian diadakanlah oleh baginda suatu perjamuan n  bagi semua pembesar dan pegawainya, o  yakni perjamuan karena Ester, dan baginda menitahkan kebebasan pajak bagi daerah-daerah serta mengaruniakan anugerah, sebagaimana layak p  bagi raja.
=====================================

Penulis memakai istilah "perjamuan" sebagai petunjuk pergantian situasi. Perjamuan pertama berujung pada tindakan merendahkan martabat Wasti, sedangkan perjamuan kedua sebagai tindakan pengesahan status Ester menjadi ratu. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa hidup dapat diibaratkan seperti roller coaster, terkadang ada di bawah dan kadang-kadang ada di atas. Tetapi bagi orang percaya, segala sesuatu harus dilakukan dengan kerja keras dan bertanggung jawab. Masalah hasil akhirnya diserahkan kepada kedaulatan Allah.

Bagi Ester, hanya ada dua pilihan, yaitu: berusaha menjadi ratu atau sekadar menjadi gundiknya Ahasyweros. Pilihan menjadi gundik mungkin lebih aman karena tidak terlalu berisiko. Tetapi ia tetap terpenjara dalam kemewahan istana (14). Sedangkan pilihan menjadi ratu akan lebih berbahaya karena identitasnya sebagai bangsa buangan akan terbongkar (5-7). 

Namun, status dan relasinya dengan raja mungkin saja mendatangkan keuntungan bagi bangsa pilihan Allah. Persoalannya adalah para gadis lainnya berupaya sebaik mungkin memenangkan hati raja agar bisa terpilih menjadi ratu. 

Beda halnya dengan Ester yang tidak memiliki ambisi menjadi ratu. Tidak ada sedikit pun keinginan mengikuti kompetisi tersebut. Ia "terjebak" oleh parasnya yang cantik dan menawan (7-8). Suka atau tidak suka, Ester hanya punya satu pilihan, yaitu mengikuti aturan main di bawah pengawasan Hegai. Ternyata Ester sangat disukai oleh Hegai dan semua yang melihatnya (15), serta dikasihi oleh raja (17). Secara eksplisit memang tidak dituliskan bahwa Tuhanlah yang menyebabkan hal itu terjadi. Namun, di balik semuanya itu adalah hasil karya Allah (lih. Ams. 21:1).


Alkitab tidak mencatat bagaimana respons Ester, entah menangis atau tertawa. Seolah-olah hal itu tidak penting karena yang terpenting adalah apa yang sedang Tuhan kerjakan untuk melindungi dan menyelamatkan umat-Nya dari kebinasaan. Apakah hidup Anda sedang berada "di atas" atau "di bawah"? Yang terutama adalah Tuhan sedang berkarya melalui hidup Anda. [BS]

Kabar Baik 30 Sep 2017



Shalom.

Semakin besar cinta kasih yang ada didalam hati, semakin jarang kita bisa kesal terhadap orang lain yang begitu menuntut, merendahkan, atau yang tidak setuju dengan kita.»IHT«

Amsal 19:11  Akal budi membuat seseorang panjang sabar dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran. 

Memaafkan tidak tergantung situasi dan kondisi apapun, tetapi tergantung suasana hati kita, semakin besar kasih yang ada dalam hati kita, maka semakin mudah kita memaafkan siapapun juga, termasuk orang yang paling menyebalkan sekalipun.

Kenapa pertengkaran dan huru hara terjadi? Karena kasih manusia semakin hari semakin dingin, mereka tidak lagi memiliki kasih didalam hatinya.

2 Timotius 3:2  Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, 

Bila ada kasih dalam hubungan suami istri, anak dan orang tua, persahabatan dan hubungan apapun juga pasti tidak akan ada pertengkaran, sebab kasih menutupi segalanya.

Bila kita masih demikian mintalah kasih kepada sumberNya, yaitu Yesus Kristus, maka Dia pasti akan memberikannya kepada kita, sebab kasih menutupi segala kesalahan dan memerdekakan kita dari kebencian.

2 Korintus 4:16  Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.

Tuhan memberkati.

Kamis, 28 September 2017

Kabar Bak 29 September 2017

Shalom.

Integritas lebih penting dari popularitas, sayangnya banyak orang melakukan secara terbalik.»IHT«

Lukas 9:26  Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus.

Kenapa orang lebih banyak mengejar popularitas ketimbang integritas, sebab popularitas menyenangkan daging, sedangkan integritas menyalibkan kedagingan kita.
Menjadi pengikut Kristus kita harus penuh integritas, sebab tanpa integritas kita tidak pernah bisa menjadi pengikut Kristus yang sejati.

Dalam mengejar popularitas banyak orang yang berusaha menyenangkan dan menyembah manusia lain, padahal hanya Tuhan yang layak disembah.
Buat apa kita terkenal dimata manusia, tetapi tidak dikenal oleh Tuhan? jujurlah pada hati nurani kita, bahwa selama ini demi popularitas kita sudah kehilangan integritas kepada Tuhan.

Hanya orang yang memiliki karakter yang kuat, yang selalu ingin menyenangkan hati Tuhan selama -lamanya.

Immanuel.

Renungan Kristen : Kedaulatan dan Intervensi Allah


2:1 Sesudah peristiwa-peristiwa ini, setelah kepanasan murka raja Ahasyweros surut, w  terkenanglah baginda kepada Wasti dan yang dilakukannya, dan kepada apa yang diputuskan atasnya. 2:2 Maka sembah para biduanda raja yang bertugas pada baginda: "Hendaklah orang mencari bagi raja gadis-gadis, yaitu anak-anak dara yang elok rupanya; 2:3 hendaklah raja menempatkan kuasa-kuasa di segenap daerah kerajaannya, supaya mereka mengumpulkan semua gadis, anak-anak dara yang elok rupanya, di dalam benteng Susan, di balai perempuan, di bawah pengawasan Hegai, sida-sida raja, penjaga para perempuan; hendaklah diberikan wangi-wangian kepada mereka. 2:4 Dan gadis yang terbaik pada pemandangan raja, baiklah dia menjadi ratu ganti Wasti 1 ." Hal itu dipandang baik oleh raja, dan dilakukanlah demikian. 2:5 Pada waktu itu ada di dalam benteng Susan seorang Yahudi, yang bernama Mordekhai bin Yair bin Simei bin Kish, x  seorang Benyamin 2:6 yang diangkut dari Yerusalem sebagai salah seorang buangan 2  yang turut dengan Yekhonya, y  raja Yehuda, z  ketika ia diangkut ke dalam pembuangan oleh raja Nebukadnezar, raja Babel. 2:7 Mordekhai itu pengasuh Hadasa, yakni Ester, a  anak saudara ayahnya, sebab anak itu tidak beribu bapa lagi; gadis itu elok b  perawakannya dan cantik parasnya. Ketika ibu bapanya mati, ia diangkat sebagai anak oleh Mordekhai. 2:8 Setelah titah dan undang-undang raja tersiar dan banyak gadis dikumpulkan di dalam benteng Susan, c  di bawah pengawasan Hegai, maka Esterpun dibawa masuk ke dalam istana raja, di bawah pengawasan Hegai, penjaga para perempuan. 2:9 Maka gadis itu sangat baik pada pemandangannya dan menimbulkan kasih sayangnya, d  sehingga Hegai segera memberikan wangi-wangian dan pelabur e  kepadanya, dan juga tujuh orang dayang-dayang yang terpilih dari isi istana raja, kemudian memindahkan dia dengan dayang-dayangnya ke bagian yang terbaik di dalam balai perempuan. 2:10 Ester tidak memberitahukan kebangsaan dan asal usulnya, karena dilarang f  oleh Mordekhai. 2:11 Tiap-tiap hari berjalan-jalanlah Mordekhai di depan pelataran balai perempuan itu untuk mengetahui bagaimana keadaan Ester dan apa yang akan berlaku atasnya.
============================================

Jika kita percaya pada mutlaknya kedaulatan Allah, maka tidak ada yang "kebetulan" dalam hidup ini. Segala sesuatu diatur oleh Tuhan untuk menggenapi rencana-Nya, walau akal budi manusia sulit memahaminya.
Meskipun Ahasyweros tiba-tiba terkenang akan peristiwa yang menimpa Ratu Wasti (bdk. 1:3 dan 2:16), namun hal itu tidak terjadi di luar kendali Tuhan. Bahkan saat para biduanda mengusulkan agar diadakan pemilihan calon ratu yang baru, kita melihat Tuhan berkarya melalui Ester (2-4). Hal itu tampak dari perlakuan khusus Hegai terhadap Ester. Karena Tuhan membangkitkan rasa sayang Hegai kepada Ester (8-9).

Sebagian besar orang akan merasa bahagia dan tersanjung apabila anak perempuannya terpilih menjadi calon ratu. Namun, berbeda dengan Ester dan Mordekhai. Mereka sama sekali tidak memiliki ambisi mencari kekuasaan dan kekayaan. Sebaliknya kalau bisa mereka ingin menyembunyikan identitas sebagai bangsa Yahudi. Lagi pula orang Yahudi dilarang kawin campur dengan orang non-Yahudi, sekalipun dia adalah Kaisar. Sebab pernikahan campur sangat dipandang negatif oleh masyarakat Yahudi (bdk. Ezr. 10:10; Neh. 10:30). Selain itu, tampaknya orang Yahudi tidak terlalu disukai oleh bangsa Persia. Itu sebabnya Ester perlu menyembunyikan identitasnya dan Mordekhai perlu secara rutin memeriksa keadaan Ester.

 Est. 3:8). Dalam situasi seperti itu, Mordekhai yang belum memahami rencana Tuhan lebih memilih mawas diri sembari menantikan pimpinan Tuhan.
Menurut pemahaman Mordekhai, Tuhan tidak berkenan dengan perkawinan campur. Tetapi penolakan terhadap titah raja akan berisiko besar, apalagi dengan statusnya sebagai bangsa buangan (

Kita lebih menyukai situasi "hitam atau putih" karena lebih mudah untuk menanggapinya. Sedangkan situasi "abu-abu" dibutuhkan kesabaran dan ketelitian agar langkah yang diambil tidak gegabah. Yang terpenting dari semuanya itu adalah mengandalkan Tuhan dan percaya bahwa segala sesuatu berada dalam kedaulatan-Nya. [BS]
==========================================================

Jerat Kesombongan

JERAT KESOMBONGAN 

#1. BERPUSAT PADA DIRI SENDIRI
Segala pembicaraan selalu dihubungkan dengan dirinya karena merasa menjadi ‘pusat kehidupan’. Orang jenis ini merasa bahwa dirinya selalu dapat terkait dengan apapun yang sedang menjadi topik pembicaraan. Mereka menguasai pembicaraan untuk membelokkan setiap fokus hanya kepada dirinya saja. 


#2. MEMAMERKAN “ORANG PENTING”
Orang sombong memamerkan kedekatannya dengan orang-orang penting di seputar dirinya. Bahkan ketika orang penting itu sebenarnya hanya sedikit tahu, atau bisa juga tidak kenal sama sekali dengan dirinya. Mereka mengklaim punya akses, mengaku sebagai orang dekat, atau jurus apapun; seolah-olah dengan cara itu, mereka otomatis menjadi orang penting juga.


#3. PAMER DALAM KELUHAN
“Kenapa ya, masih belum ada tanda-tanda jawaban dari Tuhan? Padahal sudah doa setiap hari, bahkan sambil berpuasa...” Pernah dengar keluhan model ini? Sebenarnya ada selipan kesombongan dalam kalimat itu. Ia tidak sedang sekadar mengeluh, tetapi ingin memamerkan doa dan puasa yang dilakukannya.


#4. MERENDAHKAN CAPAIAN ORANG LAIN
Mereka yang terjerat kesombongan merasa tidak aman dengan apa yang bisa dicapai orang lain. Lalu cara untuk menunjukkan sikap tidak mau kalah adalah dengan meremehkan pencapaian orang lain. Sebaik apapun yang bisa dilakukan orang lain, pasti ada cara mencela yang didapat mereka yang sombong dan berniat menjatuhkan.


#5. GAGAL MENAKAR PORSI
Orang lain tentu saja boleh mengetahui apa yang terjadi dalam hidup kita. Tetapi semuanya harus ditakar dengan porsinya. Bagian mana yang harus dipublikasi, bagian mana yang tetap menjadi privasi, harus berada pada batas yang jelas. Kesombongan merusak batas-batas itu dan mengelabui kita dengan janji palsu bahwa semua orang akan kagum dengan apa yang mereka ketahui tentang kita.


By  : https://www.facebook.com/jprihanto 

Renungan Kristen : Menguasai Diri = Dikuasai oleh Allah



Ester 1:9-22

1:9 Juga Wasti, sang ratu, mengadakan perjamuan j  bagi semua perempuan di dalam istana raja Ahasyweros. 1:10 Pada hari yang ketujuh, ketika raja riang gembira hatinya k  karena minum anggur, l  bertitahlah baginda kepada Mehuman, Bizta, Harbona, m  Bigta, Abagta, Zetar dan Karkas, yakni ketujuh sida-sida yang bertugas di hadapan raja Ahasyweros, 1:11 supaya mereka membawa n  Wasti, sang ratu, dengan memakai mahkota kerajaan, menghadap raja untuk memperlihatkan kecantikannya o  kepada sekalian rakyat dan pembesar-pembesar, karena sang ratu sangat elok rupanya. 1:12 Tetapi ratu Wasti menolak untuk menghadap menurut titah raja yang disampaikan oleh sida-sida itu, sehingga sangat geramlah raja dan berapi-apilah murkanya. p  1:13 Maka bertanyalah raja kepada orang-orang arif bijaksana, orang-orang yang mengetahui kebiasaan zaman 1  q --karena demikianlah biasanya masalah-masalah raja dikemukakan kepada para ahli undang-undang dan hukum; 1:14 adapun yang terdekat kepada baginda ialah Karsena, Setar, Admata, Tarsis, Meres, Marsena dan Memukan, ketujuh pembesar r  Persia dan Media, yang boleh memandang wajah raja dan yang mempunyai kedudukan yang tinggi di dalam kerajaan--,tanya raja: 1:15 "Apakah yang harus diperbuat atas ratu Wasti menurut undang-undang, karena tidak dilakukannya titah raja Ahasyweros yang disampaikan oleh sida-sida?" 1:16 Maka sembah Memukan di hadapan raja dan para pembesar itu: "Wasti, sang ratu, bukan bersalah kepada raja saja, melainkan juga kepada semua pembesar dan segala bangsa yang di dalam segala daerah raja Ahasyweros. 1:17 Karena kelakuan sang ratu itu akan merata kepada semua perempuan, sehingga mereka tidak menghiraukan suaminya, apabila diceritakan orang: Raja Ahasyweros menitahkan, supaya Wasti, sang ratu, dibawa menghadap kepadanya, tetapi ia tidak mau datang. 1:18 Pada hari ini juga isteri para pembesar raja di Persia dan Media yang mendengar tentang kelakuan sang ratu akan berbicara tentang hal itu kepada suaminya, sehingga berlarut-larutlah penghinaan dan kegusaran. s  1:19 Jikalau baik pada pemandangan raja, t  hendaklah dikeluarkan suatu titah kerajaan dari hadapan baginda dan dituliskan di dalam undang-undang Persia dan Media, sehingga tidak dapat dicabut u  kembali, bahwa Wasti dilarang menghadap raja Ahasyweros, dan bahwa raja akan mengaruniakan kedudukannya sebagai ratu kepada orang lain yang lebih baik dari padanya. 1:20 Bila keputusan yang diambil raja kedengaran di seluruh kerajaannya--alangkah besarnya kerajaan itu! --,maka semua perempuan akan memberi hormat kepada suami mereka, dari pada orang besar sampai kepada orang kecil." 1:21 Usul itu dipandang baik oleh raja serta para pembesar, jadi bertindaklah raja sesuai dengan usul Memukan itu. 1:22 Dikirimkanlah oleh baginda surat-surat ke segenap daerah kerajaan, tiap-tiap daerah menurut tulisannya dan tiap-tiap bangsa menurut bahasanya, v  bunyinya: "Setiap laki-laki harus menjadi kepala dalam rumah tangganya dan berbicara menurut bahasa bangsanya."
============================================================

Musuh terbesar dari setiap orang adalah dirinya sendiri (bdk. Ams. 16:32). Setelah berhasil meyakinkan para pembesar kerajaan sekutunya, Ahasyweros berpuas diri. Ia mulai lengah dan kehilangan penguasaan diri sehingga terjadilah tiga ironi berkenaan dengan kekuasaannya. Yang seharusnya tunduk berbalik menjadi yang menundukkan, yaitu: anggur, istri, dan bawahan.

Ahasyweros yang sanggup memengaruhi para pembesar dari 127 daerah ternyata tidak mampu melawan pengaruh anggur yang membasahi kerongkongannya. Anggur telah menaklukkan akal sehatnya dan menjadikannya tidak bisa berpikir jernih serta membuat keputusan dengan bijak. Titahnya tidak lagi berasal dari pikiran waras, melainkan dari suasana hati yang dikuasai oleh anggur sehingga ia rela menukar martabat Sang Ratu untuk mendapat lebih banyak kegembiraan.

Ahasyweros yang ditakuti oleh bangsa India hingga Etiopia, ternyata tidak ditakuti di rumahnya sendiri. Ia memiliki kekuasaan, tetapi Wasti memiliki karakter. Bahkan Wasti sanggup mengubah (baca: memerintah) suasana hati Ahasyweros dalam sekejap. Hari terakhir perjamuan itu yang seharusnya menjadi hari yang paling menggembirakan berubah menjadi hari yang penuh kegeraman. Sebab ia yang mengesahkan Undang-Undang, namun tidak memahami aturan tersebut dengan bijaksana. Yang terjadi justru mengagetkan karena Ahasyweros menerima usulan Memukan (13-20), salah satu dari tujuh pakar hukum dan undang-undang yang dianggap arif bijaksana. Titah baru itu membuat seluruh daerah mengetahui bahwa Ahasyweros gagal menjadi teladan sebagai kepala rumah tangga yang arif.

Dalam Efesus 5:18 Paulus menyatakan bahwa setiap orang diperhadapkan pada dua pilihan, yakni: dikuasai anggur (hawa nafsu) atau dipenuhi Roh Allah. Pilihan itu memperlihatkan dua jalan kehidupan yang akan ditempuh oleh seseorang. Dosa membuat manusia tidak mampu memilih dengan tepat, maka dibutuhkan kasih karunia Allah. Hanya dalam Kristuslah seseorang dimampukan membuat pilihan yang tepat sesuai kehendak Allah. [BS]

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...