Tiga Waktu Pelayanan Kristus

Orang Advent telah mengabdikan banyak
waktu untuk mempelajari kitab Ibrani agar dapat mengerti dengan lebih baik akan
karya Yesus Kristus. Mereka pun telah menghabiskan banyak waktu untuk
berdiskusi beberapa hal yang mendetail. Di dalam komentar singkat di sini, kita
akan memusatkan diri pada tiga masa pelayanan-Nya: apa yang Ia lakukan di masa
lalu, apa yang dilakukan-Nya saat ini, dan apa yang akan dilakukan-Nya di masa
yang akan datang.
Karya Yesus di masa lalu – Di dalam konteks upacara kemah suci,
Yesus melayani sebagai korban persembahan. Di Golgota Ia mati untuk umat
manusia – “Anak Domba Allah” tidak seperti korban sehari-hari orang Yahudi yang
sangat tidak efektif karena mereka harus mempersembahkan korban setiap hari,
Yesus sebagai korban “hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk
menanggung dosa banyak orang.” Itulah mengapa korban yang berulang-ulang di
dalam Misa memutarbalikkan kenyataan. Kristus tidak perlu dikorbankan
berulang-ulang seperti pada kultus Yahudi dan ritus Roma.
Karya Yesus saat ini – Tidak seperti upacara korban Yahudi di
mana imam-imam berbeda dari hewan korban, kenyataan rohani pengorbanan Yesus
adalah Ia sekaligus bertindak sebagai iman besar dan korban. Sebagai antitype
imam besar Yahudi, Ia masuk “ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat
Allah guna kepentingan kita.” Pengorbanan-Nya di kayu salib begitu efektif
sehingga hanya perlu dilakukan satu kali saja, tetapi kita membutuhkan
kelangsungan pelayanan-Nya agar efek pengorbanan satu kali untuk selamanya itu
tetap hidup bagi kita. Jadi Kristus yang disalib, bangkit, dan naik itu
sekarang berada di hadapan Allah, di mana Ia terus mewakili kepentingan kita.
Karya Yesus di masa yang akan datang
– Apa yang
telah Ia lakukan dan sedang Ia lakukan benar-benar menakjubkan. Namun demikian,
masih ada lagi – karya –Nya di masa yang akan datang, harapan yang terberkati.
“Bagi mereka yang tekun menantikan-Nya, Ia akan datang untuk ke dua kali, bukan
untuk menanggung dosa tapi memberikan keselamatan.” Dengan menanggung dosa di
kayu salib, Ia membuat keselamatan menjadi mungkin bagi kita. Tetapi ketika Ia
datang di awan-awan, itulah saatnya Ia membawa keselamatan itu untuk kita! Dan
ketika kita menyanyikan lagu wayne Hooper “Kita Memiliki Pengharapan,” (Lagu
Sion no. 168), bulu kudukku meremang!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar