Sabtu, 08 Desember 2018

Saat Teduh 10 Des 2018


Keluaran 20:18-21

Berdekat dengan Allah Tanpa Takut

20:18 Seluruh bangsa itu menyaksikan guruh mengguntur, kilat sabung-menyabung, sangkakala e  berbunyi dan gunung berasap. f  Maka bangsa itu takut g  dan gemetar dan mereka berdiri jauh-jauh. 20:19 Mereka berkata kepada Musa: "Engkaulah berbicara dengan kami, maka kami akan mendengarkan; tetapi janganlah Allah berbicara h  dengan kami, nanti kami mati. i " 20:20 Tetapi Musa berkata kepada bangsa itu: "Janganlah takut 1 , j  sebab Allah telah datang dengan maksud untuk mencoba k  kamu dan dengan maksud supaya takut l  akan Dia ada padamu, agar kamu jangan berbuat dosa. m " 20:21 Adapun bangsa itu berdiri jauh-jauh, tetapi Musa pergi mendekati embun n  yang kelam di mana Allah ada.
========================================
Bacaan hari ini mengisahkan Allah hadir di tengah-tengah umat disertai guruh, kilat, bunyi sangkakala, dan gunung berasap. Peristiwa alam yang luar biasa ini membuat seluruh bangsa gemetar dan menjauh. Namun Musa tidak takut, bahkan ia datang mendekat ke tempat di mana Allah ada.
Mendengar Allah berbicara secara langsung sangat menggentarkan, bahkan dikatakan sepertinya memperhadapkan umat kepada kematian. Kesucian dan kemuliaan Allah tak tertahan menyinari, menguji, dan memeriksa hati mereka. Berbagai peristiwa dan mukjizat yang dialami umat, sejak keluar dari Mesir, mempersiapkan mereka dapat hidup selaras dengan prinsip kebenaran, ketetapan dan tuntutan Allah.

Saking takutnya bangsa Israel, mereka meminta Musa mewakili bangsanya bertemu dan berbicara kepada Allah. Sebaliknya, Musa mencoba menghibur dan menguatkan bangsanya agar tidak takut. Rasa takut akan Allah membuat umat menjauh (19-21). Sebelumnya Musa sudah memberikan teladan dengan mendekati tempat di mana Allah ada, awan tebal yang menutupi gunung (Kel.19:9).
Ada perasaan takut yang menyebabkan kita menjauh dari Allah karena ketidakbenaran dalam perbuatan sehari-hari. Ada rasa "takut" yang disertai perasaan hormat dan kagum yang mendorong kita untuk datang kepada Allah. Perasaan seperti ini membuat kita menyadari bahwa tanpa firman dan kebenaran-Nya, mustahil hidup kita dapat diperkenan Allah.

Bacaan ini mengajak kita memperbarui kembali persekutuan pribadi dengan Allah dalam doa, Firman, dan perintah-Nya. Janganlah kita ditegur oleh Allah dahulu barulah mau berubah. Lebih baik kita mengambil tekad untuk menjalani hidup bersama Allah daripada hidup dalam kebiasaan orang fasik.

Doa: Ya Tuhan, ajarlah dan berilah kami kemampuan untuk hidup dekat dengan-Mu dengan rasa syukur dan bukan dengan perasaan takut karena melakukan pelanggaran setiap hari dalam perbuatan kami. [YTP]

Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...