Sabtu, 08 Desember 2018

Makanan Bayi


Makanan Bayi

“Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari pernyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras” (Ibrani 5:12).

Karena penyakit yang di deritanya, ada orang dewasa yang harus makan makanan bayi. Umumnya kita akan memandang orang-orang itu dengan kasihan karena kita tahu bahwa makanan bayi tidak mengundang selera dan karena cukup melecehkan bagi orang dewasa untuk makan bubur beras merah Cerelac atau Milna. Kasus yang lebih drastis adalah yang menimpa Howard Cohen, yang setelah didiagnosa kanker pada tahun 1999, harus minum ASI bersama-sama dengan 28 orang dewasa lainnya di California.

Dalam kitab Ibrani kita membaca tentang orang-orang Kristen yang pantas makan makanan bayi – susu – ketika seharusnya mereka sudah makan makanan keras untuk orang dewasa. Terlebih lagi, para bayi dewasa ini “lamban dalam hal mendengarkan” (Ibr. 5:11).. – bebal!

Susu rohani, menurut kitab Ibrani, terdiri atas “asas-asas pokok dari pernyataan Allah.” Istilah ini bermakna seperti “pelajaran ABC dari pesan-pesan Allah.” System pendidikan di dunia kuno, baik Yunani, Roma atau Yahudi, memiliki sebuah tahap dasar untuk anak-anak 7 yahun ke atas. Mereka belajar dasar-dasar membaca, menulis, dan berhitung. Dari umur 14 dan seterusnya, mereka mulai belajar sastra, ternasuk mempelajari sastra klasik (untuk remaja Yunani dan Roma) atau Taurat (untuk remaja Yahudi). Setelah menyelesaikan pendidikan, mereka menerima tanda kelulusan atau teleios (matang, lengkap, atau sempurna), seperti disinggung dalam ayat 14 dengan istilah “terlatih.”

Orang-orang Kristen Yahudi ini pantas mendapatkan makanan bayi ketimbang makanan keras. Susu yang dimaksud (“hal-hal mendasar,”  “ajaran poko,” dan “asas-asas”) terdiri atas masalah-masalah seperti “pertobatan… iman… petunjuk tentang baptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati, dan hukuman kekal” (Ibr. 6:1,2). Hal-hal ini adalah ajaran yang penting mungkin dimengerti tapi tidak meresap dalam kerohanian sebagai orang-orang Kristen yang matang secara intelektual maupun rohani.

Dari konteks terdekat di dalam kitab Ibrani, jelas bahwa makanan keras yang diperuntukkan bagi mereka yang telah lulus sekolah dasar itu adalah tentang karya Yesus Kristus, yang telah berkorban satu kali untuk selamanya karena dosa-dosa kita dan sebagai Imam Besar (menurut peraturan Melkisedek) yang melayani demi kita di kemah suci surgawi (Ibr. 4:14-16; 5:1-10; 7:11-28; 8:9; dan 10).

Apakah menu makanan kita – susu atau makanan keras?

Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...