Makanan Bayi
“Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut
waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan
asas-asas pokok dari pernyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan
makanan keras” (Ibrani 5:12).
Karena penyakit yang di deritanya, ada
orang dewasa yang harus makan makanan bayi. Umumnya kita akan memandang
orang-orang itu dengan kasihan karena kita tahu bahwa makanan bayi tidak
mengundang selera dan karena cukup melecehkan bagi orang dewasa untuk makan
bubur beras merah Cerelac atau Milna. Kasus yang lebih drastis adalah yang
menimpa Howard Cohen, yang setelah didiagnosa kanker pada tahun 1999, harus
minum ASI bersama-sama dengan 28 orang dewasa lainnya di California.
Dalam kitab Ibrani kita membaca tentang
orang-orang Kristen yang pantas makan makanan bayi – susu – ketika seharusnya
mereka sudah makan makanan keras untuk orang dewasa. Terlebih lagi, para bayi
dewasa ini “lamban dalam hal mendengarkan” (Ibr. 5:11).. – bebal!
Susu rohani, menurut kitab Ibrani, terdiri
atas “asas-asas pokok dari pernyataan Allah.” Istilah ini bermakna seperti
“pelajaran ABC dari pesan-pesan Allah.” System pendidikan di dunia kuno, baik
Yunani, Roma atau Yahudi, memiliki sebuah tahap dasar untuk anak-anak 7 yahun
ke atas. Mereka belajar dasar-dasar membaca, menulis, dan berhitung. Dari umur
14 dan seterusnya, mereka mulai belajar sastra, ternasuk mempelajari sastra
klasik (untuk remaja Yunani dan Roma) atau Taurat (untuk remaja Yahudi).
Setelah menyelesaikan pendidikan, mereka menerima tanda kelulusan atau teleios
(matang, lengkap, atau sempurna), seperti disinggung dalam ayat 14 dengan
istilah “terlatih.”
Orang-orang Kristen Yahudi ini pantas
mendapatkan makanan bayi ketimbang makanan keras. Susu yang dimaksud (“hal-hal
mendasar,” “ajaran poko,” dan “asas-asas”) terdiri atas
masalah-masalah seperti “pertobatan… iman… petunjuk tentang baptisan, penumpangan
tangan, kebangkitan orang-orang mati, dan hukuman kekal” (Ibr. 6:1,2). Hal-hal
ini adalah ajaran yang penting mungkin dimengerti tapi tidak meresap dalam
kerohanian sebagai orang-orang Kristen yang matang secara intelektual maupun
rohani.
Dari konteks terdekat di dalam kitab
Ibrani, jelas bahwa makanan keras yang diperuntukkan bagi mereka yang telah
lulus sekolah dasar itu adalah tentang karya Yesus Kristus, yang telah
berkorban satu kali untuk selamanya karena dosa-dosa kita dan sebagai Imam
Besar (menurut peraturan Melkisedek) yang melayani demi kita di kemah suci
surgawi (Ibr. 4:14-16; 5:1-10; 7:11-28; 8:9; dan 10).
Apakah menu makanan kita – susu atau
makanan keras?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar