“Benarlah perkataan ini:
‘Jika kita mati dengan Dia, kitapun akan hidup dengan Dia; Jika kita bertekun,
kitapun akan ikut memerintah dengan Dia; Jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan
menyangkal kita; Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat
menyangkal diri-Nya”’ (2 Timotius 11-13).
Beberapa “perkataan”
disampaikan dengan sangat jelas. Kita menyebutnya pepatah, peribahasa singkat
yang menyampaikan gagasan yang masuk akal. Pepatah di bahasa Inggris “adage”
yang berasal dari kata Latin yang berarti “amsal.” Dalam ayat hari ini Paulus
mengutarakan apa yang disebutnya sebagai perkataan yang benar (“Benarlah
perkataan ini”). Meskipun nampaknya sebagai perkataan ini sudah jelas,
barangkali kita tetap harus membedahnya sehingga dapat melihat isinya sebagian
demi sebagian. Setiap bagian dimulai dengan kata “jika.” Nah, bahasa Yunani
memiliki beberapa kondisi dan kata-kata yang digunakan Paulus
disebut oleh para ahli tata bahasa sebagai “kondisi sederhana.” Kata “jika” ini
menunjukkan sebuah asumsi dan dapat begitu saja diterjemahakn menjadi “bila,”
“karena,” atau “meskipun.”
Bagian 1: “Jika kita
mati dengan dia, kitapun akan hidup dengan Dia.”
Paulus mengajarkan bahwa
orang-orang Kristen – semua orang Kristen – telah mati bersama Yesus. Ia tidak
berbicara secara harfiah, tentu saja, hanya kiasan. Namun demikian, Paulus
menggunakan konsep ini secara serius. Yesus sebagai Anak Manusia mewakili
seluruh umat manusia, dan ketika Ia mati untuk para pendosa, kita pun mati
bersama-sama dengan-Nya. Paulus menggunakan bentuk kata kerja masa lalu (past
tense). Dengan demikian, kita boleh hidup bersama dengan-Nya di sini dan
sekarang seperti juga yang akan datang.
Bagian 2; “Jika kita
bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia.”
Jika terus bertekun
dengan berani dan tenang menghadapi penderitaan yang menyertai komitmen kita
kepada Yesus Kristus, maka di masa yang akan datang kita akan memerintah
bersama Yesus sang Raja.
Bagian 3: “Jika kita
menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal kita.”
Ketika kita menolak
Kristus. Ia pun menolak kita. Itu bukanlah yang dikehendaki-Nya. Namun
keselamatan memang datang ketika kita merangkul-Nya sebagai Juruselamat. Jika
kita mengakui-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat, kita akan binasa.
Bagian 4: “Jika kita
tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.”
Meskipun kita saat ini
masih (present tense) tidak setia (tanpa Iman) tidak berarti Kristus pun akan
tidak setia. Ada hal-hal yang Allah (dan Kristus) tidak dapat lakukan, dan
salah satunya, menurut Paulus adalah menjadi tidak setia. Paulus mengatakan
bahwa Ia tidak memiliki kuasa atau kemampuan untuk menjadi yang lain dari
diri-Nya Sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar