Pejuang Doa
“Engkau telah bergumul melawan Allah…, dan
engkau menang” (Kejadian 32: 26).
Yakub kembali ke Kanaan dari Haran dan bertemu dengan Esau, dan ia
sungguh ketakutan! Pikiran akan bertemu dengan kakaknya dalam waktu dekat,
mendorongnya untuk bertelut – akan baik bagi Yakub dan juga bagi kita apabila
kita bicara dengan Allah bukan hanya di saat sedang ketakutan..
Dalam kegalauannya Yakub memohon kepada Allah, “Lepaskanlah
kiranya aku dari tangan kakakku, dari tangan Esau, sebab aku takut kepadanya,
jangan-jangan ia datang membunuh aku, juga ibu-ibu dengan anak-anaknya.
Bukankah Engkau telah berfirman: Tentu aku akan berbuat baik kepadamu dan
menjadikan keturunanmu sebagai pasir di laut, yang karena banyaknya tidak dapat
dihitung” (ay. 11,12).
Setelah berdoa Yakub membagi rombongan keluarganya menjadi dua,
dan mengirim mereka ke seberang sungai Yabok, sedangkan ia bermalam sendirian
di tepi sebelah sungai itu. Ketika hari gelap dan Yakub merasakan ada seseorang
di dekatnya, ia pun menyerang penyusup itu. Mereka bergulat sepanjang malam.
Bergantian seorang di atas yang lain, saling menelikung, balas mengunci,
menindih, dan seterusnya.
Menjelang fajar, Allah akhirnya membiarkan Yakub menang, yang
kemudian berkata dengan takjub. “Aku telah melihat Allah berhadapan muka” (ay.
30).
Apa pendapat kita tentang pertarungan tak seimbang dengan Allah
yang dimenangkan Yakub yang berusia 97 tahun itu? Tentunya banyak yang bisa
kita katakan.
Saya sendiri memandang perjumpaan itu sebagai sebuah ironi.
Pertama ,Yakub telah bertemu dengan malaikat-malaikat (ay. 1). Kedua, ia
memohon pertolongan. Dan ketiga, Allah muncul sendiri di hadapannya. Apakah
Anda pernah melihat Allah dalam wujud manusia seperti itu setelah Anda berdoa
memohon pertolongan-Nya? Saya rasa tidak. Namun itulah yang terjadi dalam kisah
ini.
Dan apakah Yakub menyambut kehadiran Allah? Tidak. Ia malah
mengajak Dia berkelahi, dan mendapat sebutan pejuang doa. Sebenarnya saya tidak
terlalu menyukai istilah itu karena terkesan seolah-olah kita mesti memaksa
Allah dalam doa-doa kita. Yakub, si pejuang doa yang pertama, bergulat dengan Allah…
dan menang! Tetapi sebenarnya ia tidak perlu melakukan itu. Allah datang
sebagai jawaban atas doanya.
Beberapa kali kita tidak menyadari jawaban Allah atas doa-doa kita
dan bahkan tidak mengakuinya sebagai berkat?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar