Kemah Pertemuan
“TUHAN memanggil Musa dan berfirman
kepadanya dari dalam Kemah Pertemuan: Berbicaralah kepada orang Israel” (Imamat
1:1,2).
Buku Imamat “terasa” asing bagi kita. Mengapa?
Pertama-tama, kitab itu adalah buku pegangan bagi imam-imam
Israel, dan kita bukanlah imam. (Meskipun nama dalam Bahasa Inggrisnya Leviticus
berarti kita bukan untuk orang Lewi, isi kitab ini bukanlah untuk orang Lewi,
melainkan lebih khusus untuk para imam. Kitab ini hanya menyinggung orang Lewi
satu kali, yaitu dalam Imamat 25 :32-34).
Yang kedua, kita tidak lagi mempersembahkan korban hewan, dan akan
merasa jijik jika tiba-tiba Allah menyuruh kita melakukan apa yang petunjuknya
dirinci dalam kitab Imamat. Meskipun kitab Imamat secara tertulis mengatur
bahwa korban , tetap saja hal itu Nampak sebagai sebuah cara yang menjijikkan
untuk mencapai tujuan tersebut.
Namun demikian, jika kita tidak hanya fokus pada masalah itu, maka
kita tetap akan memperoleh “berkat” dengan membaca kitab Imamat ini.
Dalam ayat pertama kitab Imamat, TUHAN adalah pihak yang aktif. Ia
“memanggil Musa.” Kata Ibrani ini bisa digunakan untuk memanggil seseorang yang
bersembunyi dengan ketakutan. Mengapa Musa sampai bersembunyi? Biasanya ia
selalu cukup akrab dengan Allah. Keluaran 30:34 membantu kita untuk
mengerti mengapa Musa bertindak tidak seperti biasanya: “Lalu awan itu
menutupi Kemah Pertemuan, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci”. Pekerjaan
pembangunan telah selesai. Sekarang tanda yang kelihatan dari penerimaan Allah
– kehadiran-Nya – turun seperti awan, memenuhi kemah suci dengan kemuliaan-Nya
dan mengubah kemah pertemuan menjadi kemah suci.
Suara Allah menggelegar dari dalam “kemah pertemuan.” Di
masyarakat Timur Dekat kuno, kemah-kemah digunakan sebagai tempat kediaman bagi
dewa-dewa. Di Kanaan, tempat tujuan orang Israel, El (kepala dewa-dewa mereka)
tinggal di sebuah kemah. El juga memiliki sidang yang bertemu dengannya dari
waktu ke waktu – diduga bertempat di dalam kemah kediamannya. Dalam kasus orang
Israel, TUHAN berdiam di kemah yang dibangun oleh Musa, yang bukan merupakan
tempat bertemunya makhluk-makhluk supranatural, namun merupakan tempat bagi Dia
untuk bertemu dengan Musa dan Bangsa Israel.
Di dalam kemah pertemuan, dengan Shekinah kehadiran YHWH
menyelimuti tabut perjanjian di bilik Mahakudus, menyatakan bahwa, “Allah
beserta kita.” Dan pernyataan itu berarti ganda. Pertama, “Allah beserta kita”
menunjukkan kehadiran fisik – Allah berada di sini… di tempat ini. Yang kedua,
“Allah beserta kita” dapat memilki aspek psikologis – Allah berada di pihak
kita…. Dia ada untuk kita.
Tuhan memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar