Perintah yang Aneh dari Allah
“Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang
engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di
sana sebagai korban bakaran” (Kejadian 22:2)
Dapatkah Anda
menerima perintah dari Allah yang datang di tengah malaikat untuk
mempersembahkan anakmu sebagai korban bakaran? Saya tidak.
Karena kita
sudah seringkali mendengar kisah yang meruntuhkan nyali ini. Saya tidak akan
mengulangi detail ceritanya. Namun kita sering melewatkan detail geografis dan
konteks kisah ini.
Ketika
Abraham menerima perintah ini, ia sedang berdiam di Bersyeba (Kej.21:33). Allah
menyuruh dia pergi ke Moria. Jika Moria adalah bagian dari Yerusalem, maka
Abraham dan Ishak harus menempuh jarak 50 mil (80 km). Alkitab menyebutkan
bahwa mereka tiba di tujuan pada hari ketiga. Setelah peristiwa itu, Abraham
kembali ke Bersyeba untuk tinggal di sana (Kej. 22:19).
Detil
geografis lainnya terdapat dalam Kejadian 23:1-2, yang bercerita tentang
Sara yang meninggal pada usia 127 tahun… di sebuah kota bernama Kiryat-Arba,
yang belakangan dikenal sebagai Hebron. “Lalu Abraham datang, meratapi
dan menangisinya” (ay 2.). Jaraknya sekitar 30 mil (48 km) dari
Bersyeba tempat Abraham tinggal, ke Hebron.
Alkitab tidak
menceritakan bahwa Ishak berada di sana saat penguburan ibunya. Dan kita
mendapatkan lagi serpihan detail geografis di pasal 24, bahwa Ishak tinggal di
Lahai-Roh (ay.62). Tempat itu dikenal juga sebagai Ain-Gedeirat (atau
Ain Qedeis) atau Kedesh, yang letaknya 47 mil (kurang lebih 75 km) di sebelah
selatan Bersyeba.
Apakah Anda
sudah mendapat gambarannya ? Setelah peristiwa di Gunung Moria, Abraham
kembali ke Bersyeba; Sara meninggal di Hebron, 30 mil sebelah utara Bersyeba,
sehingga Abraham harus “datang” atau “pergi” ke sana (kata Ibrani yang dipakai
dapat berarti keduanya); dan Ishak tinggal di Lahai-Roi, 47 mil sebelah selatan
Bersyeba.
Terlihat
jelas bahwa peristiwa itu, keluarga Abraham terpecah-belah.
Ia tinggal di Bersyeba, Sara pergi 30 mil ke utara, dan Ishak menjauh hampir 50
mil ke Selatan. Mungkinkah ketaatan Abraham kepada Allah melebihi apa yang
dapat ditanggung oleh keluarganya?
Komitmen
religious sering berakibat seperti itu, Yesus berkata, “Jikalau seorang datang
kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya,
saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak
dapat menjadi murid-Ku” (Luk. 14:26). Seberapa kuat iman… dan
kesetiaanmu?
Immanuel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar