Berkat Keimaman
“TUHAN memberkati engkau dan melindungi
engkau; TUHAN menyinari engkau dengan wajahnya-Nya dan memberi engkau kasih
karunia” (Bilangan 6:24, 25).
“Dan melindungimu.” Kata ini pertama kali digunakan di
dalam Kejadian 2:15, yang bercerita tentang Adam yang memelihara taman di mana
ia ditempatkan oleh Allah. Kata itu juga digunakan untuk menggambarkan apa yang
dilakukan oleh gembala – menjaga dombanya. Kata ini memiliki konotasi
kehati-hatian, sebuah perhatian yang penuh kasih.
“Semoga TUHAN menyinari engkau dengan
wajah-Nya.” Gambarannya adalah ketika mentari terbit, dan cahayanya menyinari
seluruh negeri. Wajah TUHAN yang menyinari kita menandakan penekan-Nya.
Sebaliknya saat Ia menyembunyikan wajah-Nya dari kita, itu pertanda bahwa Ia
tidak berkenan. Allah di sini digambarkan sedang bersinar-sinar dalam kasih-Nya
kepada anak-anak-Nya.
“Semoga TUHAN… memberi engkau kasih
karunia.” Kata yang digunakan di sini menggambarkan bagaimana penguasaan
yang baik berhubungan dengan hambanya. Lebih dari separuh kemunculan kata ini
di Perjanjian Lama merujuk pada sikap Allah, dan kata sifat dari akar kata yang
sama selalu merujuk pada Allah. Allah menunjukkan kebaikan hati-Nya kepada
umat-Nya. Seorang raja yang memiliki sifat seperti ini, akan memperhatikan
penderitaan rakyatnya.
“Semoga TUHAN menghadapkan wajah-Nya
kepadamu.” Ungkapan ini serupa dengan Allah menyinari dengan wajah-Nya.
Meskipun secara harfiah kita tidak dapat melihat wajah Allah, dalam metafora
ini kita seolah dapat melihatnya. Di sini digambarkan Allah menghadapkan
wajah-nya kepada umat-Nya sehingga mereka dapat menatap-Nya langsung.
“Semoga TUHAN… memberi engkau damai sejahtera”
kata
kerja yang digunakan memiliki arti menaruh atau meletakkan sesuatu di sebuah
tempat. Dalam hal ini, Allah menaruh shalom ke atas umat-Nya. Meskipun kata
shalom sering diterjemahkan menjadi “damai”, arti di dalamnya lebih dari
sekedar kondisi tiadanya peperangan. Shalom mencakup kesehatan, keselamatan,
dan ketenangan. Itu juga mengandung arti lain yaitu, kebahagiaan yang utuh.
Amen.