Rabu, 31 Januari 2018

Renungan Pagi “Potret Kasih Allah” 01 Februari 2018

Berkat  Keimaman

“TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN menyinari engkau dengan wajahnya-Nya dan memberi engkau kasih karunia” (Bilangan 6:24, 25).

Mari kita melihat lebih dekat rumusan berkat keimaman di atas.

Semoga TUHAN memberkati engkau.” Kata kerja yang dipakai di sini menunjukkan keinginan – kerinduan dari TUHAN untuk memberkati umat-Nya. Tapi bisa jadi lebih dari itu. Kata tersebut menunjukkan tindakan Allah …yang sudah berjanji untuk memberkati. Mengucapkan berkat dalam tradisi Timur Dekat  adalah sebuah tindakan performatif. Artinya tindakan pengucapan kata-kata itu sendiri akan menghasilakan apa yang diinginkan.

Dan melindungimu.” Kata ini pertama kali digunakan di dalam Kejadian 2:15, yang bercerita tentang Adam yang memelihara taman di mana ia ditempatkan oleh Allah. Kata itu juga digunakan untuk menggambarkan apa yang dilakukan oleh gembala – menjaga dombanya. Kata ini memiliki konotasi kehati-hatian, sebuah perhatian yang penuh kasih.

“Semoga TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya.” Gambarannya adalah ketika mentari terbit, dan cahayanya menyinari seluruh negeri. Wajah TUHAN yang menyinari kita menandakan penekan-Nya. Sebaliknya saat Ia menyembunyikan wajah-Nya dari kita, itu pertanda bahwa Ia tidak berkenan. Allah di sini digambarkan sedang bersinar-sinar dalam kasih-Nya kepada anak-anak-Nya.

“Semoga TUHAN… memberi engkau kasih karunia.” Kata yang digunakan di sini menggambarkan bagaimana penguasaan yang baik berhubungan dengan hambanya. Lebih dari separuh kemunculan kata ini di Perjanjian Lama merujuk pada sikap Allah, dan kata sifat dari akar kata yang sama selalu merujuk pada Allah. Allah menunjukkan kebaikan hati-Nya kepada umat-Nya. Seorang raja yang memiliki sifat seperti ini, akan memperhatikan penderitaan rakyatnya.

“Semoga TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu.” Ungkapan ini serupa dengan Allah menyinari dengan wajah-Nya. Meskipun secara harfiah kita tidak dapat melihat wajah Allah, dalam metafora ini kita seolah dapat melihatnya. Di sini digambarkan Allah menghadapkan wajah-nya kepada umat-Nya sehingga mereka dapat menatap-Nya langsung.


“Semoga TUHAN… memberi engkau damai sejahtera” kata kerja yang digunakan memiliki arti menaruh atau meletakkan sesuatu di sebuah tempat. Dalam hal ini, Allah menaruh shalom ke atas umat-Nya. Meskipun kata shalom sering diterjemahkan menjadi “damai”, arti di dalamnya lebih dari sekedar kondisi tiadanya peperangan. Shalom mencakup kesehatan, keselamatan, dan ketenangan. Itu juga mengandung arti lain yaitu, kebahagiaan yang utuh.

Amen.

Saat Teduh 1 Februari 2018

Markus 6:6-13

Mengutamakan Kewajiban

6:6 Ia merasa heran atas ketidakpercayaan 1  mereka.

Yesus mengutus kedua belas rasul
(6-6b) Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa x  sambil mengajar. 6:7 Ia memanggil kedua belas murid y  itu dan mengutus mereka berdua-dua. z  Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat 2 , a  6:8 dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan, 6:9 boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju. 6:10 Kata-Nya selanjutnya kepada mereka: "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. 6:11 Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu b  sebagai peringatan bagi mereka." 6:12 Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, c  6:13 dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak 3  d  dan menyembuhkan mereka.
================================================
Bekerja sama merupakan usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Dalam kerja sama setiap pribadi saling memerhatikan, meneguhkan, menghargai satu sama lain, sehingga selalu ada kekuatan baru dalam tim.

Ketika Yesus berjalan dari desa ke desa sambil mengajar (7), Ia memanggil kedua belas rasul dan mengutus mereka berdua-dua (7). Konteks perutusan itu terjadi setelah Yesus ditolak di Nazaret, kampung halaman-Nya (bdk. Mrk. 6:1-6a). Penolakan tidak membuat-Nya berhenti menyampaikan pengajaran. Ia semakin gigih menyatakan ajaran. Kegigihan-Nya diwujudkan dengan melibatkan para rasul. Mereka tidak diutus sendirian, melainkan berdua-dua. Setiap dua orang menjadi satu tim. Maksud dari perutusan tim adalah supaya mereka saling mendukung satu sama lain. Perutusan berdua-dua didasarkan pada pemahaman bahwa kesaksian hanya sah jika ada dua orang yang menyatakannya (bdk. Ul. 19:15).

Dalam menyatakan kesaksian tentang Kristus para murid diberi kuasa atas roh jahat (7). Mereka dilarang membawa apa-apa dalam perjalanan (8). Hal ini menunjukkan bahwa mereka harus menyerahkan segala pemeliharaan hidup kepada Allah.

Para murid yang diutus itu nantinya tidak selalu menjumpai tuan rumah yang ramah. Ada pula yang menolak kehadiran mereka. Jika tuan rumah menerima, mereka harus tinggal di tempat itu sampai berangkat dari tempat itu (10). Jika terjadi penolakan, para murid harus segera mengebaskan debu yang di kaki (11). Pengibasan debu sebagai peringatan kepada tuan rumah bahwa mereka ikhlas dengan penolakan itu.

Injil menceritakan bahwa tim yang diutus oleh Yesus bekerja dengan baik. Ayat 13 menyebutkan bahwa mereka memberitakan pertobatan, mengusir setan, memulihkan orang-orang sakit. Itulah kekuatan tim yang bekerja sama dalam perutusan Yesus.


Bagaimana dengan kita saat ini? Apakah siap menyambut perutusan Yesus dan bekerja sama dengan sesama murid-Nya? [WSP]

Kabar Baik 1 Februari 2018

Shalom.

Tuhan tidak pernah ingin kita lari dari situasi yang sulit, sebab keadaan yang demikian akan mendewasakan rohani kita.»IHT«

1 Korintus 10:13  Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

Jangan pernah lari dari situasi yang sulit, ketahuilah hal ini akan meningkatkan iman percaya menjadi semakin bertumbuh kuat, sebab kita akan melihat dan merasakan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita.

Mazmur 119:107  Aku sangat tertindas, ya TUHAN, hidupkanlah aku sesuai dengan firman-Mu.

Tekanan sekuat apapun berdoalah kepadaNya, agar kita tetap kuat serta tetap bersyukur karena kebaikanNya.

Mazmur 119:106  Aku telah bersumpah dan aku akan menepatinya, untuk berpegang pada hukum-hukum-Mu yang adil.

Tetaplah berpegang pada janji janjiNya, kasih setiaNya kekal selama lamanya, bahwa Dialah Allah yang adil dan benar yang tidak pernah meninggalkan kita. Amen.
Selamat beraktifitas.          
---
I Lambok Geraldo Hutagalung

Saat Teduh 31 Januari 2018

Selasa, 30 Januari 2018

Kabar Baik 31 Januari 2018

Shalom.

Prioritaskan Tuhan dalam seluruh aspek hidup kita, maka hal yang paling istimewa akan kita dapatkan dalam hidup ini. »IHT«

Matius 6:33  Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Ratusan kali ayat di Alkitab menunjukkan bahwa kita harus memprioritaskan Tuhan dalam seluruh aspek kehidupan, akan tetapi ratusan kali juga kita melanggarnya mulai dari alasan klasik sampai kepada alasan spesifik.

Itulah sebabnya manusia jatuh kedalam berbagai -bagai pencobaan dan kegagalan, sebab kita selalu mengutamakan kepentingan pribadi kita dan bukan Tuhan.

Seandainya saja kita dapat seratus persen menerapkannya dalam hidup ini, pasti jalan hidup kita berbeda dari yang sekarang.

Kita terlalu ngeyel dengan bertahan dalam pola hidup yang keliru selama ini, itu sebabnya kita terjerat oleh banyak kegagalan, sebaiiknya jangan buang buang waktu disisa waktu hidup kita sekarang, berubahlah!

Belajar tekun, taat dan setia dalam mengiring Yesus, percayalah! Cepat atau lambat kita pasti berubah, hidup kita hari ini pasti lebih baik dari kemarin, dan besok pasti akan lebih baik dari hari ini.

Tuhan Yesus memberkati kita semua.


Minggu, 28 Januari 2018

Renungan Pagi “Potret Kasih Allah” : 28 Januari 2018

Makanan Yang Haram

“Akulah TUHAN, Allahmu,… haruslah kamu kudus, sebab Aku ini, dan janganlah kamu menajiskan dirimu dengan setiap binatang yang mengeriap dan merayap atas bumi” (Imamat 11:44).

Orang Israel diperbolehkan makan (1) mamalia yang berkuku belah dan mengunyah makanannya, (2) ikan yang memiliki sirip dan sisik, (3) unggas-unggas tertentu. Banyak teori  dikemukan untuk menjelaskan ini, namun tidak ada yang memuaskan.

Ada yang mengatakan bahwa makanan “haram” menimbulkan penyakit. Tapi tunggu dulu! Daging babi memang bisa menyebabkan penyakit karena cacingnya, tapi itu jika tidak dimasak sampai matang. Sebaliknya, hewan yang disebut “halal” pun bisa menimbulkan penyakit. Yang lain berpendapat bahwa hewan yang diharamkan itu memiliki kebiasaan yang jorok. Babi, contohnya, berkubang di lumpur. Bagaimana dengan hewan “halal” seperti domba yang bulunya penuh kotoran? Ada yang menjelaskan bahwa unggas tertentu diharamkan karena suka makan bangkai. Tapi ayam yang “halal” pun gemar melakukannya.

Kitab imamat memberikan alasan dikeluarkannya aturan tentang makanan ini. Bangsa Israel hanya boleh makan daging yang “halal” supaya mereka tetap kudus, karena Allah itu kudus – sebuah alasan religious. Tapi bagaimanakah menggolongkan hewan yang “halal” dan “haram” akan dapat membantu meningkatkan kekudusan?

Ada yang menunjukkan bahwa membedakan antara “halal” dan “haram” membantu memelihara tata alam semesta. Kekotoran adalah sesuatu yang tidak pada tempatnya. Kekudusan artinya memelihara segala sesuatu pada tempatnya. Orang Israel pantang makan daging hewan-hewan itu demi memelihara tata alam semesta. Uraian dari keterangan ini juga menuai banyak kritik. Namun setidaknya menunjukkan bahwa pemisahan hewan yang “halal” dan “haram” merupakan salah satu jalan bahwa orang Israel akan menjadi kudus.

Orang-orang Advent di masa awal telah mendiskusikan dengan serius Imamat pasal 11 ini. Stephen Haskell mendukung pelaksanaan aturan-aturan itu, James White mengatakan bahwa Kristus telah menghapus pembedaan daging “halal” dan “haram” tersebut. Dan apakah dengan menerima perbedaan tersebut kita juga harus menerima aturan lainnya dalam kitab Imamat? Setelah melalui pergumulan panjang akhirnya kita sepakat untuk makan hanya daging yang “halal” dan menghindari yang “haram.”

Yang jelas, mereka yang memilih makanan vegetaris tidak perlu khawatir akan melanggar aturan itu.

Haleluya !

Saat Teduh 29 Januari 2018 : Menari dalam Badai Kehidupan

4:35 Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang." 4:36 Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu n  di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. 4:37 Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. 4:38 Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" 4:39Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. 4:40 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya? o " 4:41 Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"
===================================================

Badai kehidupan dapat menimbulkan perasaan bahwa Tuhan jauh dan tidak memedulikan kita. Ia seakan-akan diam, tak peduli, dan membiarkan kita mati-matian menghadapi badai. Akhirnya dalam ketakutan kita merasa akan tenggelam dan binasa. Kepercayaan kepada Tuhan hilang karena ketakutan begitu kuatnya menguasai diri. Perhatian difokuskan pada badai permasalahan yang sedang berkecamuk, sehingga kita melupakan kehadiran Allah di tengah-tengah kehidupan.

Danau Galilea terkenal dengan badainya. Angin yang berhembus secara tiba-tiba dengan kekuatan yang dahsyat ke tengah danau dapat menimbulkan badai. Cuaca cerah dapat berubah secara tiba-tiba dengan datangnya badai menakutkan yang menggoncang danau itu. Badai itu lebih sering datang pada waktu petang. Perubahan suhu yang turun secara drastis dapat menimbulkan tekanan angin yang besar dan berhembus kencang ke tengah danau.

Yesus mengajak murid-murid-Nya untuk menyeberang pada waktu hari sudah petang (35). Ia bersama murid-murid-Nya berada di perahu yang sama menyeberangi danau. Ia menyertai murid-murid-Nya menyeberangi danau yang terkenal dahsyat anginnya. Ia tahu apa yang dilakukan-Nya sehingga tetap berani mengajak para murid-Nya (36).
Datanglah angin keras menghantam perahu yang ditumpangi Yesus. Kepanikan melanda semua orang yang ada dalam perahu. Mereka takut tenggelam dan binasa karena air danau sudah memenuhi perahu. Mereka berteriak-teriak panik dan akhirnya merespons secara negatif keadaan itu.

Ketakutan yang berlebihan bisa membuat kita tidak bisa percaya kepada Tuhan yang menyertai kita. Fokus kita hanya pada masalah yang berkecamuk saja, bukan pada kuasa-Nya. Dalam badai sekeras apa pun, marilah kita percayakan hidup kepada-Nya. Tuhan selalu menyertai kita.

Marilah kita memohon kekuatan agar dimampukan untuk mengarahkan hati kepada Tuhan ketika menghadapi badai kehidupan. Tuhan selalu menyertai kita dalam mengarungi kehidupan. [JS]

Kabar Baik 29 Januari 2018

Shalom.
Jika anda percaya, lakukanlah! »IHT«
Yohanes 5:8-9  Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah." Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat.
Banyak orang mengatakan bahwa tahun ini adalah tahun yang sukar, sehingga sebagian besar dari mereka diam ditempat alias tidak melakukan apapun, bila anda menunggu apakah anda dapat memperoleh sesuatu?
Dalam pertandingan orang yang bertahan tidak pernah bisa menjadi pemenang, hanya orang yang berani menyerang yang bisa menjadi pemenangnya, demikian pula anda jika hanya menunggu sampai kapan bisa meraih janji janji Allah.
Jika anda percaya! Bangkit dan berjalanlah! Bangkit dari kelumpuhan ekonomi, bangkit dari keterpurukan mental, bangkit dari keterpurukan iman, percayalah kepada Tuhan dengan segenap hati.
Disaat kita melangkah, Tuhan yang akan memimpin dan berjalan didepan kita, berdoa dalam ucapan syukur atas penyertaan dan kasih karuniaNya yang begitu berlimpah limpah.
Ayub 37:5  Allah mengguntur dengan suara-Nya yang mengagumkan; Ia melakukan perbuatan-perbuatan besar yang tidak tercapai oleh pengetahuan kita;
Amen. Tuhan Yesus memberkati.

Jumat, 26 Januari 2018

Renungan Pagi “Potret Kasih Allah” : 26 Januari 2018

Pesan Dari dalam Kemah

“Ia harus membawanya ke Pintu Kemah Pertemuan, supaya TUHAN berkenan akan dia” (Imamat 1:3).

Marilah melihat sejenak tentang Kemah Pertemuan dan pernak-perniknya. Pertama, halaman di sebelah dalam dinding kain. Di sebelah luar, tidak ada kegiatan yang berarti. Orang Israel membawa hewan korbannya ke halaman sebelah dalam kemah.

Kedua, ada sebuah ruang tertutup tirai yang disebut bilik yang kudus. Ruang ini dipercaya lebih suci dari pada pelataran kemah. Hanya para imam yang boleh memasuki bilik yang kudus.

Ketiga, bilik yang mahakudus sebagai tempat yang paling suci di dalam kemah. Bila bilik yang kudus boleh dimasuki oleh imam mana pun, bilik yang Mahakudus hanya boleh dimasuki oleh Imam Besar, dan hanya dimasuki sekali dalam satu tahun yaitu pada Hari Pendamaian.

Setiap ruangan memiliki peralatan khusus. Sebuah altar perunggu untuk korban bakaran berdiri di dalam halaman kemah. Di altar inilah hewan-hewan dibakar setelah disembelih. Di antara altar perunggu ini dengan jalan masuk ke bilik yang kudus terdapat sebuah wadah perunggu, tempat para imam mencuci tangan dan kaki sebelum memulai pelayanan mereka.

Di dalam bilik yang Kudus terdapat tiga pelataran upacara yang terbuat dari emas; sebuah meja roti, sebuah altar dupa, dan sebuah kaki dian. Karena dinding kemah tidak memiliki jendela, bilik yang kudus menjadi cukup gelap, dan cercah cahaya (untuk menerangi imam yang sedang bekerja) hanya berasal dari lampu minyak, sebagai lambang dari Roh Kudus, yang memungkinkan terlaksananya karya keselamatan. Roti pertunjukkan di meja diganti setiap hari Sabat dan rupanya melambangkan Allah, sang sumber kehidupan. Dan asap dari dupa yang dibakar mengiringi doa-doa yang dipanjatkan.

Bilik yang mahakudus berisi hanya sebuah perabot – tabut perjanjian. Di dalam tabut ada sebuah loh batu yang berisi Sepuluh Firman. Di atas penutup tabut berdiri dua kerub dengan kepala yang merunduk – “takhta anugerah,” symbol dari takhta Allah.

Banyak penafsiran mengenai “makna” dari benda-benda yang berada di dalam kemah suci. Beberapa di antaranya bersifat sangat alegoris (menafsirkan semuanya sebagai symbol). Mungkin akan lebih baik bila kita melihat dalam gambaran besarnya. Kemah suci (kemudian bait suci) menunjukkan bahwa segala sesuatunya dirancang untuk keselamatan kita, dan mungkin hanya itu yang perlu kita tahu.

GBU.


Renungan Kristen : Pemeliharaan Allah yang Sempurna

Markus 4:26-29

4:26 Lalu kata Yesus: "Beginilah i  hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, 4:27 lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. 4:28 Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. 4:29 Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba. j "
=========================================================

Yesus kembali menjelaskan Kerajaan Allah dengan perumpamaan benih yang ditabur. Pertumbuhan benih sampai menjadi pohon berada dalam kuasa Allah. Manusia hanya tinggal merasakannya. Allah akan mengerjakan bagian utamanya, yaitu memberi pertumbuhan. Manusia tidak dapat memastikan jalannya pertumbuhan, mereka hanya bisa melihat saja. Walau bukan manusia yang mengusahakan pertumbuhan tersebut, manusia dapat menikmati buahnya. Ini sungguh anugerah.

Hal Kerajaan Allah seperti benih yang bertumbuh sampai menghasilkan buah. Segala sesuatu akan berkembang sesuai prosesnya. Manusia adalah mahkluk terbatas karena terikat dalam ruang dan waktu. Keberadaannya dibatasi waktu dan ruang. Dengan perumpamaan ini, Yesus ingin membimbing umat-Nya agar dapat memahami cara kerja Allah yang agung dan mulia dalam kehidupannya. Manusia tidak dapat memperlambat atau pun mempercepat kehidupannya. Mereka hanya bisa menjalani setiap saat dengan penuh perhatian supaya mendapatkan kehidupan yang baik.
Setelah benih ditaburkan di tanah, manusia sudah tidak lagi memiliki peran. Allahlah yang akan menyatakan kuasanya. Benih mulai bertunas, tunasnya makin besar dan kemudian menjadi batang pohon yang makin membesar dan kuat. Kuasa Allahlah juga yang membuat benih itu menjadi pohon yang mengeluarkan buah (27-28).

Setiap manusia perlu menjalani hidupnya dengan penuh harap kepada Allah. Ini akan menjadikan manusia merasakan pemeliharaan Allah yang begitu agung dalam kehidupannya. Pada akhirnya manusia akan menikmati hal yang baik dari Allah sesuai waktu-Nya (29).


Bersyukurlah karena Allah berdaulat atas waktu. Ia memiliki otoritas sepenuhnya atas kehidupan kita. Tidak ada yang dapat memengaruhi-Nya untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Semuanya ada dalam kehendak-Nya. Ini semestinya membuat kita berserah pada kehendak-Nya. Dan untuk itu memang dibutuhkan kesabaran. kita. [JS]

Kabar Baik 26 Januari 2018

Shalom.
Jangan lari dan menyangkal masa lalu karena rasa sakit, sebab itu adalah kebohongan yang paling fatal yang dilakukan bagi dirinya sendiri.»IHT«

Galatia 3:4  Sia-siakah semua yang telah kamu alami sebanyak itu? Masakan sia-sia!

Hidup adalah rangkaian peristiwa yang sudah terjadi pada masa lalu, ada baik-ada buruk, ada senang-ada susah, ada benar-ada salah, kita harus merangkul semua pengalaman hidup ini menjadi sebuah untaian yang kita beri nama pengalaman.

Jika kita menyangkal dan mengabaikan masa lalu  karena rasa sakit yang dialami, maka kita tidak pernah bisa belajar dari segala sebab akibat keburukan yang sudah terjadi dalam hidup kita.
Rasa sakit menimbulkan dendam dan kepahitan, hadapilah semua itu dengan firman Tuhan, maka hal itu akan menjadi suatu pengalaman yang indah, agar kita tidak melakukan hal yang sama pada saat ini.

Ulangan 4:9  Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidupmu. Beritahukanlah kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu semuanya itu,


Tuhan dapat menggunakan setiap pengalaman dalam hidup kita untuk mendatangkan kebaikan, terimalah semuanya dengan ucapan syukur kepada Allah, agar kitapun bisa menikmati hidup ini dengan berkelimpahan.

Rabu, 24 Januari 2018

Menjangkau Yang Tidak Terjangkau Sabtu, 20 Januari 2018

Makan dan minumlah, setidaknya dapat mengenyangkan perut mu hai Saudara ku, engkau juga ciptaan Nya yang juga harus kami kasihi.


Sekalipun engkau tidak punya rumah, tidak punya pakaian, meminta-minta, mengkorek-korek tempat sampah untuk makan.
Kami ada untuk kalian, berdoa dan mengasihi mu Saudara ku. Kami mengasihi mu !!

Terimakasih untuk doa-doa Bapak dan Ibu sekalian, dan kami bersyukur kepada Allah Bapa bahwa Bapak dan Ibu, Saudara/I semua menjadi saluran berkat buat mereka. Doakan terus agar pelayanan kasih ini dapat berjalan.


Ayub 26:2  “Alangkah baiknya bantuanmu kepada yang tidak kuat,  dan pertolonganmu kepada lengan yang tidak berdaya !”


1 Kor 15:58Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.”


Tuhan Yesus memberkati.


---

Renungan Kristen : Hidup dalam Kebenaran Sejati

Markus 4:1-20

4:1 Pada suatu kali Yesus mulai pula mengajar di tepi danau. s  Maka datanglah orang banyak yang sangat besar jumlahnya mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke sebuah perahu yang sedang berlabuh lalu duduk di situ, sedangkan semua orang banyak itu di darat, di tepi danau itu. 4:2 Dan Ia mengajarkan banyak hal dalam perumpamaan 1  t  kepada mereka. Dalam ajaran-Nya itu Ia berkata kepada mereka: 4:3 "Dengarlah! Adalah seorang penabur keluar untuk menabur 2 . u  4:4 Pada waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. 4:5 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. 4:6 Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. 4:7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak berbuah. 4:8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, ia tumbuh dengan suburnya dan berbuah, hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat. v " 4:9 Dan kata-Nya: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar! w " 4:10 Ketika Ia sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid itu menanyakan Dia tentang perumpamaan itu. 4:11 Jawab-Nya: "Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, x  tetapi kepada orang-orang luar y  segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan, 4:12 supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun. z " 4:13 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain? 4:14 Penabur itu menaburkan firman. a  4:15 Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat firman itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar firman, lalu datanglah Iblis b  dan mengambil firman 3  yang baru ditaburkan di dalam mereka. 4:16 Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira, 4:17 tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad. 4:18 Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu, 4:19 lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan c  dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. 4:20 Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat."
============================================

Yesus menggunakan dengan baik setiap kesempatan untuk mengajar Kerajaan Allah. Tempat dan metode selalu diperhatikannya dengan baik agar tetap dapat menyampaikan pengajaran kepada banyak orang. Di tepi danau Yesus mengajarkan suatu perumpamaan tentang bagaimana firman Allah dapat bertumbuh. Yesus menggunakan perumpamaan tentang tempat tumbuh benih yang ditabur. Pinggir jalan, tanah berbatu, semak duri, dan tanah yang baik. Firman yang ditabur harus menghasilkan buah yang banyak.

Yesus menggambarkan melalui perumpamaan bagaimana firman Allah dapat diterima oleh pendengarnya. Ada empat tempat yang menggambarkan apakah firman Allah dapat bertumbuh di dalam diri pendengarnya. Penabur menaburkan benih merupakan perumpamaan firman Allah yang diberitakan. Ada Benih yang jatuh di pinggir jalan kemudian dimakan burung (4). Orang menerima firman Allah tetapi tidak diperhatikan dengan baik. Firman itu hanya didengar, tetapi tidak dilakukan dalam kehidupannya(15). Masuk ke telinga kiri, langsung keluar melalui telinga kanan. Sebagian benih jatuh di tanah berbatu (5). Firman yang didengar hanya diterima sebatas pengetahuan, tidak dipahami dan berakar dalam dirinya sehingga dapat mengubah kehidupan menjadi lebih baik (17).

Benih yang digambarkan jatuh di tengah semak duri adalah orang yang mendengar firman Allah, tetapi tidak sungguh-sungguh memercayai kebenarannya. Ketakutan, kekhawatiran, dan hal duniawi lebih berkembang dalam dirinya. Kuasa Firman Allah tidak digunakan untuk menguatkan dirinya. Benih yang jatuh di tanah yang baik merupakan gambaran bahwa firman Allah yang diberitakan diterima dengan baik lalu disimpan dalam hati orang yang mendengarnya (8). Firman itu akhirnya menghasilkan buah yang baik yaitu kehidupan yang lebih baik (20).


Marilah kita berdoa agar Allah membuat kita memahami kebenaran-Nya dan menuntun setiap perbuatan keseharian kita sesuai dengan kehendak-Nya. Dengan kata lain, siapkah kita menjadi tanah yang baik? [JS]

Renungan Pagi “Potret Kasih Allah” : 25 Januari 2018


Kemah Pertemuan

“TUHAN memanggil Musa dan berfirman kepadanya dari dalam Kemah Pertemuan: Berbicaralah kepada orang Israel” (Imamat 1:1,2).

Buku Imamat “terasa” asing bagi kita. Mengapa?

Pertama-tama, kitab itu adalah buku pegangan bagi imam-imam Israel, dan kita bukanlah imam. (Meskipun nama dalam Bahasa Inggrisnya Leviticus berarti kita bukan untuk orang Lewi, isi kitab ini bukanlah untuk orang Lewi, melainkan lebih khusus untuk para imam. Kitab ini hanya menyinggung orang Lewi satu kali, yaitu dalam Imamat 25 :32-34).

Yang kedua, kita tidak lagi mempersembahkan korban hewan, dan akan merasa jijik jika tiba-tiba Allah menyuruh kita melakukan apa yang petunjuknya dirinci dalam kitab Imamat. Meskipun kitab Imamat secara tertulis mengatur bahwa korban , tetap saja hal itu Nampak sebagai sebuah cara yang menjijikkan untuk mencapai tujuan tersebut.

Namun demikian, jika kita tidak hanya fokus pada masalah itu, maka kita tetap akan memperoleh “berkat” dengan membaca kitab Imamat ini.

Dalam ayat pertama kitab Imamat, TUHAN adalah pihak yang aktif. Ia “memanggil Musa.” Kata Ibrani ini bisa digunakan untuk memanggil seseorang yang bersembunyi dengan ketakutan. Mengapa Musa sampai bersembunyi? Biasanya ia selalu cukup akrab dengan Allah. Keluaran 30:34 membantu kita untuk mengerti  mengapa Musa bertindak tidak seperti biasanya: “Lalu awan itu menutupi Kemah Pertemuan, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci”. Pekerjaan pembangunan telah selesai. Sekarang tanda yang kelihatan dari penerimaan Allah – kehadiran-Nya – turun seperti awan, memenuhi kemah suci dengan kemuliaan-Nya dan mengubah kemah pertemuan menjadi kemah suci.

Suara Allah menggelegar dari dalam “kemah pertemuan.” Di masyarakat Timur Dekat kuno, kemah-kemah digunakan sebagai tempat kediaman bagi dewa-dewa. Di Kanaan, tempat tujuan orang Israel, El (kepala dewa-dewa mereka) tinggal di sebuah kemah. El juga memiliki sidang yang bertemu dengannya dari waktu ke waktu – diduga bertempat di dalam kemah kediamannya. Dalam kasus orang Israel, TUHAN berdiam di kemah yang dibangun oleh Musa, yang bukan merupakan tempat bertemunya makhluk-makhluk supranatural, namun merupakan tempat bagi Dia untuk bertemu dengan Musa dan Bangsa Israel.


Di dalam kemah pertemuan, dengan Shekinah kehadiran YHWH menyelimuti tabut perjanjian di bilik Mahakudus, menyatakan bahwa, “Allah beserta kita.” Dan pernyataan itu berarti ganda. Pertama, “Allah beserta kita” menunjukkan kehadiran fisik – Allah berada di sini… di tempat ini. Yang kedua, “Allah beserta kita” dapat memilki aspek psikologis – Allah berada di pihak kita…. Dia ada untuk kita.

Tuhan memberkati.

Kabar Baik 25 Januari 2018

Shalom.

Bila anda berada dijalan buntu, percayalah pada janji dan kebenaran Tuhan, sebab janji Tuhan selalu Ya dan Amin.»IHT«

Roma 4:18  Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."

Setiap manusia memiliki titik nadir dimana kita bisa merasa hoples, rasanya tidak ada lagi harapan yang bisa menolong kita, semuanya telah musnah dalam diri kita.

Namun sesungguhnya sekalipun kita tidak memiliki pengharapan setitikpun jika kita percaya akan janji Tuhan maka pengharapan itu tidak pernah hilang.

Roma 4:19  Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup.

Jalan buntu bisa dialami siapa saja, namun Tuhan sanggup menerobosnya bagi setiap kita yang tetap percaya dan berharap kepadaNya.

Roma 4:20  Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah,

Muliakan Allah dalam setiap langkah hidup kita, katakan kepada jiwa kita, sembah dan pujilah Tuhan didalam segala hal, baik dalam keadaan senang maupun susah.

Roma 4:21-22  dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.

Ingatlah! Keyakinan iman kita tidak akan pernah sia -sia, bahkan akan diperhitungkan Tuhan sebagai kebenaran yang ada dalam hidup kita. Tuhan Yesus memberkati J.

~ LG. Hutagalung

---

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...