Senin, 19 Juni 2017

Yesus Dalam Kondisi Terbaik-Nya

Yesus Dalam Kondisi Terbaik-Nya

“Tetapi sekarang kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu – dan jika tidak hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis” (Keluaran 32:32).

Musa pastilah seorang yang suka berdoa. Bagaimanakah lagi dia bisa menanggung semua beban ini? Semua kepemimpinan penuh dengan resiko, tetapi tidak pernah ada sekelompok pengikut yang lebih sulit, lebih tidak tahu berterima kasih, lebih merasa puas diri, lebih pelupa, lebih sombong, dan lebih memberontak daripada mereka yang Musa pimpin.

Tidak dirugukan lagi Musa sering berdoa untuk dirinya sendiri. Untuk kekuatan, untuk daya tahan, untuk kesabaran, dan untuk semua kebajikan lain yang dibutuhkan untuk memenuhi misinya. Tetapi Dia juga terus berdoa bagi bangsanya. Meskipun mereka menuduh dengan kejam, mereka terus menerus mengeluh, mereka bersungut-sungut, mereka dengan rakus mendambakan dewa-dewa, dan kekayaan Mesir yang darinya mereka telah dilepaskan dengan cara yang ajaib – Meskipun ada rasa tidak berterima kasih yang nyata seperti dia tetap berdoa untuk bangsanya.

Begitu pula dengan Kristus, Musa kita yang lebih baik. Dengan sungguh-sungguh dan dengan terus menerus Dia berdoa bukan hanya untuk diri-Nya sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Dia melakukannya karena hati-Nya yang penuh kasih itu lebih terbeban  kepada kesejahteraan mereka yang kepadanya Dia datang  untuk memberi keselamatan daripada reputasi dan keselamatan-Nya sendiri. Dia “senantiasa menerima dari Bapa agar Ia dapat menyampaikannya kepada kita” (Membina Kehidupan Abadi, hlm. 100).

Mungkin doa-Nya yang paling penuh kasih sayang adalah untuk murid-murid-Nya sesaat menjelang kematian-Nya, Ia memohon umtuk iman dan keamanan mereka. Kata-Nya: “Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada kepada-Ku oleh pemberitaan mereka” (Yoh. 17:20) yang cakup kita semua.dia beroa  tidak hanya  bagi murid-murid-Nya  dan perobatan mereka, Ia berdoa untuk musuh-Nya juga. Bahkan, Ia berdoa di Golgota untuk mereka yang tidak hanya menuduh Dia secara tidak adil, tetapi juga yang bersukacita sementara hidupnya semakin surut.


Doa-Nya sementara Dia hampir binasa: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Luk. 23:34), adalah ungkapan yang paling tidak cinta diri yang pernah  keluar dari bibir manusia. Itu adalah contoh kasih sayang yang tak tertandingi. Ungkapan itu merupakan kebaikan yang terlalu tinggi untuk kita bisa pahami, namun sangat penting untuk kita percayai. Doa Musa bagi bangsanya memang kebajikan yang mengangumkan, tetapi itu belum – tidak akan pernah – setara dengan doa pengampunan Yesus. Yesus dalam kondisi terbaik-Nya ketika Ia berdoa bagi musuh-musuh-Nya. Dan, pada tingkatan yang sangat nyata, demikian juga dengan kita.

Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...