Menyebrang
“Hamba-Ku Musa telah
mati: sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan
seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada
orang Israel itu” (Yosua 1:2).
Pada
musim seni ketika bangsa Israel menyebrang ke Kanaan. Salju dari Gunung Hermon
yang tinggi , yang membentang menjulang tinggi 10.000 kaki ke langit, mencair,
dan mengalirkan air deras yang mengalir ke Sungai Yordan yang lebih rendah,
memenuhi semua tepiannya. Menemukan jalan yang aman untuk menyeberangi sungai
di musim ini hampir mustahil.
Israel
diperintahkan untuk menyebrang pada waktu dan pada tempat yang paling
berbahaya-begitu juga dengan kita. Dosa, mengalir turun kepada kita dari
permulaan 6000 tahun di Eden, membanjiri masyarakat kita dengan “air
pasang” kejahatan. Sejarah manusia telah tiba pada zaman yang terburuk: Zaman
terburuk untuk melihat ke media publikasi kita, untuk bergantung kepada
perjanjian dan kontrak, untuk memercayai politikus, untuk bepergian di jalan
raya kita, untuk membesarkan anak-anak kita, untuk percaya bahkan kepada
penjaga keamanan kita, untuk menciptakan perdamaian di antara bangsa-bangsa,
untuk melakukan kesaksian Injil. Namun allah memerintahkan kita pada titik yang
mengagumkan dalam sejarah ini pada zaman yang penting dan mengerikan ini:
“Bersiaplah-menyeberanglah!”
Kesempatan
bagi Israel tampaknya mustahil. Pokok masalah dalam menyebrang sungai Yordan
adalah ketergantungan mereka terhadap pemimpin yang jauh kurang berpengalaman
daripada Musa yang telah teruji dan terbukti. Tetapi dengan semua kekurangan
ini meskipun demikian, ketika imam, pemelihara hukum rohani, dengan setia
menurut kepada perintah Allah, menginjakkan kaki mereka ke Sungai Yordan,
airnya terbelah membentuk dinding, dan mereka menyebrang dengan aman menuju
Tanah Perjanjian (Yosua 3).
Dan
di sini kembali Yesus tidak dapat disangkal lagi merupakan Musa yang lebih
baik. Dia meninggalkan kita sebelum kita tiba di Kanaan surgawi, tetapi bukan
kepada tangan yang lebih rendah. Dia menempatkan kita dalam pemeliharaan
Penuntun yang setara dengan Dia-Roh Kudus, Dan Dialah yang kini memimpin kita
untuk melalui pergolakan dalam masyarakat kita yang sakit dan hina menuju
sukacita di tanah yang berlimpah ruah.
Ketika
kita masuk ke sana, Kristus sendiri menunggu untuk menyambut kita pulang. Kita
akan melihat Dia di sana. Dia tidak akan menjadi seperti pemimpin Israel,
kenangan yang suci Dia akan menjadi Tuhan kemuliaan kita yang akan ada sampai
selamanya; yang di hadapan-Nya, dan kepada-Nya kita akan menyanyikan nyanyian
Musa dan Anak Domba dan bersukacita selama kekekalan seperti yang akan kita
peroleh!
Immanuel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar