Kamis, 29 Juni 2017

Renungan Kristen : Menyebrang



Menyebrang

“Hamba-Ku Musa telah mati: sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu” (Yosua 1:2).

Pada musim seni ketika bangsa Israel menyebrang ke Kanaan. Salju dari Gunung Hermon yang tinggi , yang membentang menjulang tinggi 10.000 kaki ke langit, mencair, dan mengalirkan air deras yang mengalir ke Sungai Yordan yang lebih rendah, memenuhi semua tepiannya. Menemukan jalan yang aman untuk menyeberangi sungai di musim ini hampir mustahil.

Israel diperintahkan untuk menyebrang pada waktu dan pada tempat yang paling berbahaya-begitu juga dengan kita. Dosa, mengalir turun kepada kita dari permulaan 6000 tahun di Eden, membanjiri masyarakat kita  dengan “air pasang” kejahatan. Sejarah manusia telah tiba pada zaman yang terburuk: Zaman terburuk untuk melihat ke media publikasi kita, untuk bergantung kepada perjanjian dan kontrak, untuk memercayai politikus, untuk bepergian di jalan raya kita, untuk membesarkan anak-anak kita, untuk percaya bahkan kepada penjaga keamanan kita, untuk menciptakan perdamaian di antara bangsa-bangsa, untuk melakukan kesaksian Injil. Namun allah memerintahkan kita pada titik yang mengagumkan dalam sejarah ini pada zaman yang penting dan mengerikan ini: “Bersiaplah-menyeberanglah!”

Kesempatan bagi Israel tampaknya mustahil. Pokok masalah dalam menyebrang sungai Yordan adalah ketergantungan mereka terhadap pemimpin yang jauh kurang berpengalaman daripada Musa yang telah teruji dan terbukti. Tetapi dengan semua kekurangan ini meskipun demikian, ketika imam, pemelihara hukum rohani, dengan setia menurut kepada perintah Allah, menginjakkan kaki mereka ke Sungai Yordan, airnya terbelah membentuk dinding, dan mereka menyebrang dengan aman menuju Tanah Perjanjian (Yosua 3).

Dan di sini kembali Yesus tidak dapat disangkal lagi merupakan Musa yang lebih baik. Dia meninggalkan kita sebelum kita tiba di Kanaan surgawi, tetapi bukan kepada tangan yang lebih rendah. Dia menempatkan kita dalam pemeliharaan Penuntun yang setara dengan Dia-Roh Kudus, Dan Dialah yang kini memimpin kita untuk melalui pergolakan dalam masyarakat kita yang sakit dan hina menuju sukacita di tanah yang berlimpah ruah.

Ketika kita masuk ke sana, Kristus sendiri menunggu untuk menyambut kita pulang. Kita akan melihat Dia di sana. Dia tidak akan menjadi seperti pemimpin Israel, kenangan yang suci Dia akan menjadi Tuhan kemuliaan kita yang akan ada sampai selamanya; yang di hadapan-Nya, dan kepada-Nya kita akan menyanyikan nyanyian Musa dan Anak Domba dan bersukacita selama kekekalan seperti yang akan kita peroleh!

Immanuel.

Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...