Jumat, 16 Juni 2017

Renungan Kristen : Menderita Demi Kebenaran

Menderita Demi Kebenaran

“Bersungut-sungulah semua orang Israel kepada Musa dan Harun; dan segenap umat itu berkata kepada mereka: ‘Ah, sekiranya kami masih di tanah Mesir, atau di padang gurun ini! (Bilangan 14:2)

Hanya dia yang secara salah telah dirutuh dan secara diejek oleh orang yang untuknya dia telah berkorban dengan memberikan bantuan yang dapat menghargai penderitaan Musa. Lagi dan lagi, ia yang paing lemah lembut dari antara manusia, mendapati dirnya menjadi objek murka  yang luar biasa dari mereka yang tidak tahu berterima kasih. Kebencia mereka atas disiplin yang baik dan kurangnya iman melebihi kebencian mereka terhadap perbudakan; mereka menganggap kerasnya kehidupan di Mesir lebih baik daripada hukuman mereka di padang gurun. Tudauhan mereka yang tidak adil dan kekasaran mereka yang terus menerus begitu berdampak kepada Musa sehingga ia mempertanyakan pemeliharan Allah dan bahkan nilai kehidupan itu sendiri. Dia tidak melakukan apa pun sehingga layak mendapat perlakuan seperti itu.

Namun, perlakuan kejam yang Musa alami hanyalah perkara kecil jika dibandingkan dengan kekejaman yang mematikan yang Yesus derita dari mereka yang untuknya Dia datang unutk memberi keselamatan. Nubuatan Yesaya bahwa “Ia dihina dan dihindari orang” (Yes 53:3) dengan gambling digenapi  dalam kehidupan pengorbanan dan perbuatan kejam yang Dia jalani.  Sikap tidak hormat yang Dia alami dari mereka yang Dia tuntun dan beri makan, penghinaan yang ditumpuk kepada-Nya di gedung pengadilan Pilatus, pembelotan murid-murid-Nya pada masa krisis Golgota, dan serangan kematian yang mengikuti Dia di atas kayu salib itu tidak terkatakan sakitnya dan hinanya. Jawaban yang benar untuk pertanyaan Pilatus (“kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?”) Adalah “Tidak ada” – tidak ada sama sekali – namun berteriak, “Ia harus disalibkan!” (Mat. 27:23).

Ketika Dia memberi makan orang banyak dan menyembuhkan orang sakit, mereka meninggikan-Nya sebagai Raja. Tetapi ketika Dia mengarahkan  mereka kepada kebenaran, kesederhanaan, dan penghakiman, mereka membeci-Nya. Kasih tidak pernah begitu tidak berbalas, tidak pernah seorang pun yang begitu difitnah dan ditolak, dan kasih karunia tidak pernah begitu dibenci. Bukannya Dia datang untuk milik-Nya  sendiri dan milik-Nya sendiri tidak menerima Dia, mereka juga mencederai, menganiyayanya, dan menghancurkan Dia – mereka mengambil nyawa-Nya.


Melakukan apa yang benar masih memikat penganiyayaan. Kerajaan dan penduduknya masih menderita “tindakan kekerasan” (Mat. 11:12). Bagi warga kerajaan, penderitaan tidak bisa dihindari – penderitaan adalah pilihan iman “datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu” (Mat. 6:10) mereka dan keyakinan yang kuat akan janji-Nya – “Setiap senjata yang ditempa terhadap engkau tidak akan berhasil” (Yes. 54:17).

Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...