Janji yang Lebih Baik
“Lalu Musa memanggil Yosua dan berkata
kepadanya di depan seluruh orang Israel: ‘Kuatkan dan teguhkanlah bangsa ini ke
negeri yang dijanjikanTUHAN dengan sumpah kepada nenek moyang mereka untuk
memberikannya kepada mereka, dan engkau akan memimpin mereka sampai mereka memilikinya”’
(Ulangan 31:7).
Disanalah ia berdiri: Seorang yang agung, sosok yang mulia,
sekarang membungkung dan berambut putih di makan usia tetapi tetap memiliki
hati dan tangan yang kukuh, mendapat pemberitahuan dari Allah bahwa sudah
waktu-nya bagi dia untuk mati! Apakah yang dia katakana dalam pidato
perpisahannya kepada bangsa itu, seorang yang dasar sepenuhnya mengenai
kematiannya yang akan datang, ketika mereka berdiri membungkung dengan menunggu
dalam keheningan? Dia menguatkan mereka dengan mengingatkan kembali tuntunan
Tuhan selama tahun-tahun perjalanan mereka, dengan mengajak agar bekerjasama
dengan penggantinya Yosua dan dengan mengingatkan mereka mengenai janji
perjanjian yang menuntut ketaatan mereka.
Tetapi mereka tidak menurut. Mereka gagal mematuhi petunjuk Tuhan
atau percaya kepada janji-Nya. Bahkan, ketidaktaatan mereka yang keras kepala
selama tahun-tahun kepemimpinan Yosua malah menjadi dasar sikap dan tindakan
yang lebih jauh yang akhirnya menyebabkan keturunan mereka menolak Mesias.
Yesus juga memberikan kata-kata perpisahan. Hal ini dicatat dalam
Yohanes 14 sampai 17. Dalam perjalanan-Nya menuju ke salib dengan kesadaran
penuh bahwa saat-Nya telah tiba, Dia mengucapkan berkat, menjanjikan sumber
daya, menuntut ketaatan, dan menyatakan bahwa Penerus-Nya, Roh Kudus, akan
diutus oleh Bapa untuk bekerja bahkan pada skala yang lebih besar daripada yang
Dia sendiri bisa lakukan.
Dalam pernyataan terakhirnyanya, Kristus merincikan kepada
murid-murid-Nya sejumlah karunia yang dijanjikan. Di antaranya adalah: Rumah
(Yoh. 14:2), damai sejahtera (ayat 27), produktivitas (Yohanes 15:5), sukacita
(ayat 11), jawaban doa (Yoh. 14:13,14), kesatuan (Yoh. 17:21-23), dan
pengudusan (ayat 17-19).
Mungkin janji yang paling penting dari ucapan syukur-Nya, adalah
Roh Kudus (Yohanes 16:7-16). Musa mengumumkan, menyebutkan, dan menampilkan
Yosua sebagai penggantinya. Yesus, Musa kita yang lebih baik, mengumumkan,
menyebutkan, dan menjanijikan Roh Kudus sebagai pengganti-Nya. Dan Roh Kudus
sekarang melayani di antara kita; membujuk, memberi petunjuk memberi kuasa, dan
mengarahkan kita secara individu dan kelompok dalam perjalanan kerajaan kita.
Bayangan Kanaan surgawi mengundang di hadapan kita. Perjalanan kita masuk ke
dalam kebahagiannya terikat selamanya pada kesediaan kita untuk mendengar
suara-Nya dan mengikuti jejak-Nya.
Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar