Bahaya Kritikan
“Lalu kata Harun kepada Musa: ‘Ah tuanku,
janganlah kiranya timpakan kepada kami dosa ini, yang kami perbuat dalam
kebodohan kami” (Bilangan 12:11).
Miriam, saudara perempuan Musa, dan Harun, saudaranya, melakukan
sesuatu yang begitu sering terlihat dalam hubungan kita satu sama lain; mereka
membiarkan frustasi berubah menjadi kritik yang tidak baik. Keluhan mereka
dipermukaan adalah bahwa Musa, saudara Ibrani mereka, menikahi Zipora, seorang
wanita Etiopia. Tetapi kejengkelan mereka yang lebih mendasar adalah karena
keunggulan Musa sebagai juru bicara Allah. Mereka menunjukkan sikap sinis yang
tidak bahagia sehubungan dengan kewenangan khususnya ketika mereka bertanya:
“Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraan Musa saja? Buknkah dengan
perantaraan kita juga Ia berfirman?” (Bil.12:2). Sebagai konsekuensi dari
kejahatan mereka, Miriam dihukum Allah dengan kusta. Kondisinya pulih kembali
setelah tujuh hari, tetapi itu hanya karena mereka mengaku kesalahan mereka dan
Musa memohon kepada Allah untuk kesembuhannya.
Hukuman Allah kepada kerabat terdekat Musa seharusnya menegaskan
kepada semua bahwa bukan kepada Musa keraguan itu mereka hadapkan dan keluhan
itu mereka ajukan. Sementara masyarakat umum gagal belajar dari kejadian itu,
Musa dan saudara-saudaranya menyadarinya. Bahkan, tidak lama setelah itu ketika
umat itu mencela mereka dengan pahitnya karena tidak memberikan makanan yang
mereka dambakan, Musa memasukkan Harun dan Miryam sebagai mitra penuh dalam
kepemimpinan, menyatakan, “karena TUHAN telah mendengar sungut-sungutmu yang
kamu sungut-sungutkan kepada-Nya – apalah kami ini? Bukan kepada kami
sungut-sungutmu itu, tetapi kepada TUHAN” (Kel. 16:8).
Apakah para pemimpin kita selalu benar? Tidak. Dalam kemanusiaan
mereka, mereka kadang-kadang berbuat salah. Bahkan kemudian, bagaimanapun, kita
harus berhati-hati untuk menghormati pejabat untuk menjaga reputasi
gereja dan “yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah
demikian juga kepada mereka” (lihat Mat. 7:12).
Ada waktu dan tempat untuk kritik yang membangun terhadap
menjalankan gereja dan yang menjalankannya, tetapi tidak pernah untuk
disungutkan dan dikeluhkan. Kerusakan kepada jiwa yang dilakukan oleh
aktivitas seperti itu lebih berbahaya daripada kelemahan atau kesalahan yang
ingin ditangani. Hati ini, ketika tergoda untuk menggerutu atau mengeluh,
mengapakah tidak dengan berani dan dengan membantu untuk berbicara langsung
kepada individu yang terlibat dan meminta kepada Tuhan roh yang positif? Sikap
negative adalah penyakit mematikan, virus yang merusak; sikap optimis adalah
kekuatan, kebahagiaan, kebajikan yang sehat.
Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar