Lukas 7:11-17
7:11 Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong. 7:12 Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu. 7:13 Dan ketika Tuhan z melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan 1 , lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!" 7:14 Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah! a " 7:15 Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya. 7:16 Semua orang itu ketakutan b dan mereka memuliakan Allah, c sambil berkata: "Seorang nabi d besar telah muncul di tengah-tengah kita," dan "Allah telah melawat umat-Nya. e " 7:17 Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah f sekitarnya.
=============================================
Injil Lukas ditulis ketika Romawi berkuasa. Struktur sosial kala itu sangat timpang. Ada orang-orang berkedudukan baik dan hidup berlimpah. Akan tetapi, ada juga rakyat jelata yang dipinggirkan dari realita sosial seperti para janda.
Pada zaman itu, menjadi janda adalah petaka. Status tersebut akan mendatangkan kesulitan bagi perempuan dalam menjalani hidupnya. Ia akan kesulitan mencari nafkah karena laki-laki yang berkewajiban menafkahi keluarga. Situasi demikianlah yang dihadapi si janda dalam nas ini.
Nasibnya kian nahas kala ia harus kehilangan anak laki- laki tunggalnya (11). Janda ini tenggelam dalam kesedihan, sampai-sampai ia tidak meminta pertolongan kepada Yesus. Bahkan, ia tidak menyadari kehadiran-Nya (12).
Melihat itu, Yesus pun tergerak oleh belas kasihan. Ia pun menghibur perempuan malang itu dan membangkitkan putranya dari kematian (13).
Dari kisah ini, kita melihat bahwa Yesus sangat memperhatikan orang-orang marginal. Dahulu, gereja mula- mula pun menghidupi semangat ini. Mereka meneladani sikap Yesus untuk melayani orang- orang tersisih.
Dalam era kapitalisme kini, mengikut Yesus bukanlah tugas mudah. Tren gaya hidup konsumtif menyeret kita untuk berfokus memuaskan hasrat semata. Akibatnya, kita lupa peduli kepada orang-orang marginal. Nas ini mengingatkan kita tentang perhatian Yesus dan gereja mula-mula terhadap orang-orang marginal. Sekalipun si janda tidak meminta tolong, namun Yesus memedulikannya. Bagaimanakah realitas gereja hari-hari ini? Apakah kita masih menaruh belas kasihan kepada mereka yang tertindas? Apakah kita masih meneladani Yesus yang penuh belas kasihan?
Doa: Tuhan, ajar kami mengasihi secara nyata. [JN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar