Minggu, 30 Juni 2019

Kabar Baik 1 Juli 2019

DI DEKAT POHON KEHIDUPAN

"Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: 'Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa'" (Wahyu 5:9).

Apakah kita berharap pada akhirnya masuk surga dan bergabung dengan paduan suara surgawi? Saat kita masuk ke liang kubur kita akan bangkit, sejauh ini berbicara tentang karakter.... Sekarang waktunya mencuci dan menyeterika....

Yohanes melihat takhta Allah dan di sekitar takhta itu ada sekumpulan orang, dan ia bertanya, Siapa orang-orang ini? Jawaban datang, "Mereka ini adalah orang-orang yang... telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba" (Wahyu 7:14). Kristus menuntun mereka ke mata air kehidupan, dan di sana ada pohon kehidupan dan di sana ada Juruselamat yang baik. Di sini dipaparkan kepada kita suatu kehidupan yang sejajar dengan kehidupan Allah. Tidak ada rasa sakit, kesedihan, penyakit, atau kematian di sana. Semuanya damai dan keselarasan dan kasih....

Sekarang adalah waktunya untuk menerima kasih karunia dan kekuatan dan kuasa untuk dipadukan dengan usaha manusia agar kita bisa membentuk karakter untuk kehidupan kekal. Ketika kita melakukan ini kita akan menemukan bahwa para malaikat Allah akan melayani kita, dan kita akan menjadi ahli waris Allah dan mewarisi bersama Yesus Kristus. Dan ketika terompet terakhir berbunyi, dan yang mati dipanggil dari kurungannya dan diubahkan sesaat, dalam sekejap mata, mahkota kemuliaan kekal akan ditaruh di atas kepala orang-orang yang menang. Pintu gerbang permata akan terbuka bagi bangsa yang memelihara kebenaran dan mereka akan masuk. Konfliknya berakhir.

"Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan" (Matius 25:34). Apakah kita menginginkan doa syukur ini? Aku mau, dan aku percaya engkau mau. Semoga Allah menolongmu agar engkau bisa memperjuangkan peperangan hidup ini dan memperoleh kemenangan hari demi hari dan pada akhirnya berada di tengah kumpulan orang yang menaruh mahkotanya di kaki Yesus dan menyentuh kecapi emas dan mengisi seluruh surga dengan musik terindah. Aku ingin engkau mengasihi Yesus.... Jangan tolak Juruselamat, karena Ia telah membayar harga kekal untukmu. Aku melihat pesona tiada banding di dalam diri Yesus, dan aku ingin engkau melihat pesona ini.

Tuhan Yesus memberkati.

Saat Teduh 1 Juli 2019 : Mesias bagi Kaum Marginal




Lukas 7:11-17


7:11 Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong. 7:12 Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu. 7:13 Dan ketika Tuhan z  melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan 1 , lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!" 7:14 Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah! a " 7:15 Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya. 7:16 Semua orang itu ketakutan b  dan mereka memuliakan Allah, c  sambil berkata: "Seorang nabi d  besar telah muncul di tengah-tengah kita," dan "Allah telah melawat umat-Nya. e " 7:17 Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah f  sekitarnya.
=============================================

Media, dalam era kapitalisme ini, selalu mempropagandakan budaya konsumerisme dan terus menyuntikkan kesadaran palsu bahwa hasrat adalah kebutuhan. Akibatnya, kebanyakan kita menjalani hidup hanya untuk memuaskan nafsu. Kita menjadi egois dan tidak lagi peduli pada penderitaan orang lain. Apakah ini kehidupan yang sejati?

Injil Lukas ditulis ketika Romawi berkuasa. Struktur sosial kala itu sangat timpang. Ada orang-orang berkedudukan baik dan hidup berlimpah. Akan tetapi, ada juga rakyat jelata yang dipinggirkan dari realita sosial seperti para janda.

Pada zaman itu, menjadi janda adalah petaka. Status tersebut akan mendatangkan kesulitan bagi perempuan dalam menjalani hidupnya. Ia akan kesulitan mencari nafkah karena laki-laki yang berkewajiban menafkahi keluarga. Situasi demikianlah yang dihadapi si janda dalam nas ini.
Nasibnya kian nahas kala ia harus kehilangan anak laki- laki tunggalnya (11). Janda ini tenggelam dalam kesedihan, sampai-sampai ia tidak meminta pertolongan kepada Yesus. Bahkan, ia tidak menyadari kehadiran-Nya (12).

Melihat itu, Yesus pun tergerak oleh belas kasihan. Ia pun menghibur perempuan malang itu dan membangkitkan putranya dari kematian (13).

Dari kisah ini, kita melihat bahwa Yesus sangat memperhatikan orang-orang marginal. Dahulu, gereja mula- mula pun menghidupi semangat ini. Mereka meneladani sikap Yesus untuk melayani orang- orang tersisih.

Dalam era kapitalisme kini, mengikut Yesus bukanlah tugas mudah. Tren gaya hidup konsumtif menyeret kita untuk berfokus memuaskan hasrat semata. Akibatnya, kita lupa peduli kepada orang-orang marginal. Nas ini mengingatkan kita tentang perhatian Yesus dan gereja mula-mula terhadap orang-orang marginal. Sekalipun si janda tidak meminta tolong, namun Yesus memedulikannya. Bagaimanakah realitas gereja hari-hari ini? Apakah kita masih menaruh belas kasihan kepada mereka yang tertindas? Apakah kita masih meneladani Yesus yang penuh belas kasihan?

Doa: Tuhan, ajar kami mengasihi secara nyata. [JN]

Senin, 24 Juni 2019

Kabar Baik 30 Juni 2019


PELEPAS AGUNG

BAGAIMANA MENGENYAHKAN RASA BERSALAH

"Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia?" (Mikha 7:18).

Sesungguhnya aku senang bahwa perasaan kita bukanlah bukti bahwa kita tidak anak-anak Allah. Musuh akan mencoba menggodamu untuk berpikir bahwa engkau telah melakukan hal-hal yang telah memisahkanmu dari Allah, dan bahwa Ia tidak lagi mengasihimu, tetapi Tuhan kita masih tetap mengasihi kita....

Berpalinglah dari dirimu sendiri kepada kesempurnaan Kristus. Kita tidak bisa membuat kebenaran bagi diri sendiri. Di tangan Kristus ada jubah kebenaran suci, dan Ia akan mengenakannya kepada kita. Ia akan mengucapkan kata-kata manis pengampunan dan janji. Ia menyajikan mata air kehidupan bagi jiwa kita yang dahaga agar kita boleh disegarkan. Ia mengajak kita datang kepada-Nya dengan semua beban kita, semua kesedihan kita, dan Ia berkata kita akan menemukan ketenangan....

Yesus melihat kesalahan masa lampau, dan mengatakan pengampunan, janganlah kita tidak menghormati-Nya dengan meragukan kasih-Nya. Perasaan bersalah ini harus diletakkan di kaki salib Golgota. Rasa keberdosaan telah meracuni mata air kehidupan dan kebahagiaan sejati. Sekarang Yesus berkata: "Serahkan semua pada-Ku. Aku akan mengambil dosa-dosamu; Aku akan memberimu kedamaian. Jangan lagi buang harga dirimu, karena Aku telah membelimu senilai darah-Ku sendiri. Engkau milik-Ku. Kelemahanmu akan Aku kuatkan; rasa bersalahmu terhadap dosa akan Kuhilangkan." Kemudian palingkan hatimu kepada-Nya dengan penuh rasa syukur, dan berpegang teguh pada pengharapan yang diberikan padamu. Allah menerima hatimu yang amat menyesal dan sedih, dan mengulurkan pengampunan kepadamu. Ia menawarkanmu untuk menjadi anggota keluarga-Nya, dengan kasih karunia-Nya untuk membantu kelemahanmu, dan Juruselamat yang baik akan menuntunmu langkah demi langkah, engkau menaruh tanganmu di tangan-Nya dan biarkan Dia menuntunmu.

Carilah janji indah Allah. Jika Iblis menyerang dengan ancaman ke dalam pikiranmu, berpalinglah kepada janji-janji itu, dan biarlah jiwamu dihiburkan oleh pancarannya. Awan itu sendiri gelap, namun bila diisi dengan cahaya akan menjadi seterang pancaran emas, karena kemuliaan Allah memancar atasnya.


Tuhan Yesus memberkati.

Kabar Baik 29 Juni 2019

PILIHAN SURGAWI

"Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung" (2 Petrus 1:10).

Inilah satu-satunya pilihan mengenai apa yang Alkitab bicarakan. Meskipun telah jatuh dalam dosa, kita bisa mengambil bagian dalam sifat Ilahi dan memperoleh pengetahuan yang jauh melebihi pelajaran ilmiah mana pun. Dengan mengambil bagian dari daging dan darah Tuhan kita yang telah tersalib, maka kita akan memperoleh hidup kekal. Dalam Yohanes enam kita membaca, "Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal" (Yohanes 6:54). "Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup." (ayat 63).

Tidak seorang pun perlu kehilangan hidup kekal. Setiap orang yang memilih setiap hari belajar dari Guru surgawi akan membuat pilihan dan panggilannya teguh. Marilah kita merendahkan hati kita di hadapan Allah dan teruslah mengenal Dia agar bagi dia yang didapati benar dapat memperoleh hidup kekal.

"Berusahalah sungguh-sungguh supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung. Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan Kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus." (2 Petrus 1:10, 11).

Inilah surat-surat jaminan hidupmu. Ini bukanlah polis asuransi di mana uangnya diterima setelah kematianmu; ini adalah polis yang menjaminkan padamu suatu kehidupan yang setara dengan kehidupan Allah—bahkan kehidupan kekal. Sungguh jaminan pasti! Sungguh harapan indah! Marilah kita selalu nyatakan kepada dunia bahwa kita sedang mencari kota yang lebih baik, bahkan yang surgawi. Surga telah disediakan bagi kita, dan kita ingin menjadi bagian di dalamnya. Kita tidak ingin membiarkan apa pun memisahkan kita dari Allah dan surga. Dalam hidup ini kita harus mengambil bagian dalam sifat Ilahi. Biarlah itu kehidupan yang baik, suatu kehidupan yang tersembunyi bersama Kristus di dalam Allah!

Dengan bersatu kita menolong satu sama lain memperoleh kesempurnaan karakter. Mulai sekarang, kita harus menghentikan semua kecaman. Ke depannya dan ke depannya lagi kita maju ke arah kesempurnaan, sampai pada akhirnya ditunjukkan kepada kita jalan masuk menuju kerajaan surgawi. Tuhan Yesus memberkati.


Kabar Baik 28 Juni 2019


PARA MALAIKAT DI RUMAH

"Sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. Mereka akan menantang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada batu" (Mazmur 91:11, 12).

Para malaikat Allah sedang mengawasi kita. Di atas bumi ini ada puluhan ribu utusan surgawi yang ditugaskan Bapa untuk mencegah Iblis mengambil keuntungan dari mereka yang menolak berjalan di jalan kejahatan. Dan para malaikat yang menjaga anak-anak Allah di bumi ini berkomunikasi dengan Bapa di surga. Kristus berkata: "Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga" (Matius 18:10).

Jarang kita menyadari bahwa para malaikat ada di sekitar kita; dan para malaikat baik ini, yang melayani mereka yang kelak menjadi pewaris keselamatan, menjauhkan dari kita, banyak sekali godaan dan kesulitan. Seluruh keluarga surga tertarik dengan keluarga-keluarga yang ada di bawah ini; dan betapa bersyukur kita seharusnya untuk perhatian yang diperlihatkan kepada kita siang dan malam.

Perkataan yang diucapkan di rumah kita yang tidak sabar dan tidak baik, malaikat dengar; dan apakah engkau mau menemukan catatan dalam buku surga tentang perkataan tidak sabar dan bernafsu yang engkau ucapkan kepada keluargamu? Ketidaksabaran membawa masuk musuh Allah dan manusia ke dalam rumah dan mengusir para malaikat Allah. Jika engkau tinggal di dalam Kristus, dan Kristus di dalammu, maka engkau tidak bisa mengucapkan kata-kata marah.

Para ayah dan ibu, aku memohon kepada kalian demi nama Kristus, bersikap baik, lemah lembut, dan sabarlah di rumahmu. Maka terang dan sinar mentari akan memasuki rumahmu, dan engkau akan merasa bahwa cahaya dari Matahari Kebenaran memang sedang bersinar ke dalam hatimu.

Kondisi gelap dan tidak bahagia di rumahmu adalah karena ketidakhadiran kasih karunia Roh Allah. Rumahmu seharusnya menjadi tempat ibadah yang diberkati di mana Allah bisa masuk, dan di mana para malaikat suci-Nya bisa melayanimu. Jika ketidaksabaran dan ketidakbaikan diperlihatkan satu kepada yang lain, maka para malaikat tidak tertarik ke rumahmu; namun di mana kasih dan damai tinggal, penghuni surgawi ini suka berkunjung dan membawa lebih banyak pengaruh suci dari rumah di atas. Tuhan Yesus memberkati.

Kabar Baik 27 Juni 2019


IMAN YANG BEKERJA   

"Dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan" (Filipi 3:9).

Membaca dan mengajarkan Alkitab adalah satu hal, dan hal lain yaitu dengan mempraktikkan prinsip-prinsipnya yang memberi kehidupan dan menyucikan, terukir dalam jiwa.... "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman" (Efesus 2:8). Pikiran harus dididik untuk melatih iman bukan memelihara keragu-raguan, kecurigaan, dan kecemburuan. Kita terlalu condong menganggap rintangan sebagai ketidakmungkinan. Memiliki iman pada janji-janji Allah, maju dengan iman, tetap melangkah maju tanpa dikuasai oleh keadaan, adalah suatu pelajaran yang sulit dipelajari. Namun memang sungguhlah suatu kebutuhan bagi setiap anak Allah untuk mempelajari pelajaran ini. Kasih karunia Allah melalui Kristus harus senantiasa dicamkan, karena itu diberikan kepada kita sebagai satu-satunya jalan mendekati Allah....

Iman yang disebut dalam Firman Allah menuntut suatu kehidupan di mana iman di dalam Kristus itu merupakan suatu prinsip yang hidup dan aktif. Kehendak Allah ialah agar iman di dalam Kristus itu disempurnakan dengan perbuatan; Ia menghubungkan keselamatan dan kehidupan kekal dari mereka yang percaya, dengan perbuatan ini, dan melaluinya menyediakan terang kebenaran untuk disampaikan kepada seluruh negeri dan bangsa. Inilah buah dari bekerjanya Roh Allah.

Kita memperlihatkan iman kita kepada Allah dengan menuruti perintah-Nya. Iman selalu diekspresikan dalam perkataan dan perbuatan. Memperlihatkan hasil dalam bentuk perbuatan, karena itulah elemen penting dalam hidup. Kehidupan yang dibentuk oleh iman mengembangkan suatu tekad untuk maju, ke depan, mengikuti jejak langkah Kristus.

Kita telah diambil seperti batu-batu kasar dari tambang dunia oleh ketajaman kebenaran dan ditempatkan di bengkel Allah. Dia yang memiliki iman sejati di dalam Kristus sebagai Juruselamat pribadinya akan menemukan bahwa kebenaran menyelesaikan suatu pekerjaan yang pasti baginya. Imannya adalah iman yang bekerja.... Kita tidak bisa menciptakan iman kita, namun kita bisa menjadi pekerja bersama Kristus dalam mempromosikan pertumbuhan dan kemenangan iman.

Iman yang bekerja oleh kasih dan memurnikan jiwa menghasilkan buah kerendahan hati, kesabaran, ketekunan, kedamaian, sukacita dan penurutan.

Kabar Baik 26 Juni 2019


INGATLAH PANGGILAN LUHURMU

“Karena itu aku senantiasa bermaksud mengingatkan kamu akan semuanya itu, sekalipun kamu telah mengetahuinya dan telah teguh dalam kebenaran yang telah kamu terima.” (2 Petrus 1:12).

Entah berapa lama pun kita menempuh perjalanan menuju kehidupan kekal, kita perlu sering mengingat kemurahan Bapa surgawi kepada kita dan mengumpulkan harapan dan keberanian dari janji-janji Firman-Nya.... Petrus menyadari pentingnya senantiasa waspada dalam kehidupan Kristen, dan ia merasa digerakkan oleh Roh Kudus untuk mengingatkan orang-orang percaya pentingnya membiasakan kewaspadaan dalam kehidupan sehari-hari....
"Selalu ingat." Oh, kalau saja kita tetap menjaga pikiran kita tertuju pada hal-hal yang berkaitan dengan kesejahteraan kekal kita, maka kita seharusnya tidak terlibat dalam kebodohan mana pun atau percakapan sia-sia! Pekerjaan hidup ada di hadapan kita. Kita harus tekun membuat panggillan dan pilihan kita teguh, dengan mengindahkan instruksi sederhana yang terkandung dalam Firman Allah yang suci....

Ada banyak hal keliru yang kita biarkan berlalu tanpa mendapat perhatian, padahal dengan percakapan saleh kita bisa memberikan teladan perbuatan benar yang akan menjadi teguran tetap bagi pelaku kejahatan. Kita tidak sanggup oleh teladan kita, untuk menghukum perbuatan salah. Ada surga untuk dimenangkan dan neraka untuk dihindari. Di jemaat-jemaat besar... ada bahaya khusus menurunkan standar. Di mana banyak orang berkumpul, beberapa orang lebih mudah menjadi ceroboh dan lalai daripada ketika mereka sendirian dan terasing. Namun sekalipun di bawah keadaan yang berlawanan kita bisa waspada dengan doa dan memberikan teladan dalam percakapan saleh yang akan menjadi kesaksian ampuh untuk hal yang benar.... Kita tidak bisa mengucapkan perkataan yang akan mengecewakan rekan seperjalanan kita dalam jalur hidup Kristen. Kristus telah memberikan hidup-Nya agar kita bisa hidup bersama Dia dalam kemuliaan. Sepanjang masa kekekalan Ia akan membawa di tangan-Nya cetakan paku kejam di mana Ia ditancapkan ke salib Golgota....

Kita sekarang sedang menyesuaikan diri untuk masa depan, kehidupan kekal; dan dalam waktu dekat, jika setia, kita akan melihat gerbang kota terbuka dengan engsel-engselnya yang berkilauan agar bangsa yang telah menjaga kebenaran bisa masuk menuju warisan kekal mereka. Tuhan Yesus memberkati.

Kabar Baik 25 Juni 2019


MISI KITA KEPADA DUNIA

"Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia" (Yohanes 17:18).

Akankah perpisahan dari dunia, dalam menuruti perintah Ilahi, tidak melayakkan kita untuk tugas yang Tuhan tinggalkan bagi kita? Akankah itu mencegah kita dari berbuat baik kepada mereka yang ada di sekitar kita? Tidak; semakin teguh kita berpegang pada surga, maka akan semakin besar daya guna kita. Kita harus mempelajari teladan-Nya, agar semangat yang ada di dalam Kristus boleh tinggal di dalam kita. Juruselamat tidak ditemukan di tengah tokoh-tokoh penting dan terhormat di dunia. Ia tidak menghabiskan waktu-Nya di tengah orang yang mencari kesenangan dan ketenteraman mereka. Ia bekerja untuk menolong mereka yang memerlukan pertolongan, menyelamatkan yang tersesat dan dalam bahaya, mengangkat yang tertindas, memutus kuk penindasan dari mereka yang ada dalam perbudakan, menyembuhkan yang sakit, dan mengucapkan perkataan simpati dan hiburan bagi yang tertekan dan sedih. Kita diminta untuk mengikuti teladan ini. Semakin banyak kita ikut ambil bagian dalam semangat Kristus, maka semakin sering kita berusaha melakukan kebaikan bagi sesama kita manusia. Kita akan menjadi berkat bagi yang membutuhkan dan menghibur yang tertekan....

Masa percobaan akan segera ditutup.... Dalam waktu dekat doa terakhir bagi orang-orang berdosa dilayangkan, air mata terakhir dicucurkan, peringatan terakhir diberikan, permohonan terakhir diberikan, dan suara manis kemurahan tidak akan didengar lagi. Inilah sebabnya mengapa Iblis melakukan upaya yang demikian hebat untuk menjaring pria dan wanita dalam jeratnya.... Musuh memainkan permainan hidup bagi setiap jiwa. Ia sedang berusaha menghilangkan dari diri kita semua yang berkaitan dengan yang bersifat rohani, dan menggantikan kasih karunia Kristus, ia memadati hati kita dengan kecenderungan jahat—kebencian, prasangka jahat, kecemburuan, cinta dunia, cinta diri, mencintai kesenangan, dan kesombongan hidup. Kita perlu dibentengi melawan musuh yang akan datang... karena kalau tidak penuh doa dan penuh kewaspadaan kejahatan ini akan memasuki hati dan mengusir semua yang baik.

Betapa besar tanggung jawab yang dipikul murid Kristus. Betapa pentingnya tugas memantulkan cahaya surga ke atas dunia yang telah diliputi oleh kegelapan. Semakin dalam kesuraman lingkungan, maka harus semakin terang cahaya iman Kristen dan teladan Kristen. Tuhan Yesus memberkati.

Saat Teduh 30 Juni 2019 : Kebenaran yang Tersembunyi

Lukas 9:7-9


9:7 Herodes, p  raja wilayah, mendengar segala yang terjadi itu dan iapun merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes q  telah bangkit dari antara orang mati. r  9:8 Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul s  kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit. t  9:9 Tetapi Herodes berkata: "Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?" Lalu ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus. u 
=======================================

Seorang Ibu pernah bercerita, ”Setelah lima tahun pernikahan kami, suami saya meninggal. Sementara saya harus membesarkan empat anak yang masih kecil-kecil. Hari-hari itu berlalu sangat berat dan tidak mudah menjalani tahun-tahun yang lewat. Sampai akhirnya, keempat anak saya kuliah, berkeluarga, dan sekarang sudah memiliki kehidupan yang layak.”

Saya bertanya, ”Bagaimana Ibu bisa melewati semua itu?

Ia menjawab, ”Saya melihat dengan hati, bukan dengan mata. Kalau dengan mata, saya tak melihat apa pun. Namun dengan hati, saya melihat masa depan anak saya yang cerah.”

Dari kisah di atas, kita bisa mengambil satu pelajaran bahwa tidak semua hal bisa kita lihat dengan mata. Untuk kebenaran yang Tuhan singkapkan, sering kali kita harus melihat dengan mata hati.
Herodes, misalnya, ia berkali-kali mendengar tentang kehebatan Yesus. Namun setiap mendengarkan, ia selalu merasa cemas (7). Perasaan itu membuatnya bertanya-tanya kepada banyak orang. Ada yang mengatakan bahwa Yesus adalah Yohanes Pembaptis yang telah bangkit (7); Elia yang muncul kembali; atau nabi-nabi yang telah bangkit (8). Herodes terus bertanya, ”Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?” (9). Herodes mencari kebenaran, namun tak kunjung menemukannya. Walau ia mendengar kebenaran, tetapi tak terpuaskan. Itu karena kecemasannya telah menutupi mata hatinya.

Bagaimana dengan kita? Pada akhirnya, kebenaran yang disingkapkan kepada kita adalah anugerah Tuhan semata. Kebenaran sejati ada di dalam Yesus. Pengalaman perjumpaan pribadi dengan Sang Kebenaran akan mengubah banyak hidup kita. Tuhan akan menyatakan kebenaran-Nya di sepanjang kehidupan kita. Dia hanya meminta agar kita melihatnya dalam kerendahan hati. Apakah kebenaran itu membukakan mata hati kita? Apakah kebenaran itu menjadikan hidup kita lebih damai, tenteram, dan tenang?

Doa: Tuhan, terima kasih untuk anugerah-Mu karena sudah membuka hati kami melihat kebenaran-Mu.[SA]

Saat Teduh 29 Juni 2019 : Tuhan yang Memanggil


Lukas 9:10-17


9:10 Sekembalinya rasul-rasul itu v  menceriterakan kepada Yesus apa yang telah mereka kerjakan. Lalu Yesus membawa mereka dan menyingkir ke sebuah kota yang bernama Betsaida, w  sehingga hanya mereka saja bersama Dia. 9:11 Akan tetapi orang banyak mengetahuinya, lalu mengikuti Dia. Ia menerima mereka dan berkata-kata kepada mereka tentang Kerajaan Allah x  dan Ia menyembuhkan orang-orang yang memerlukan penyembuhan. 9:12 1 Pada waktu hari mulai malam datanglah kedua belas murid-Nya kepada-Nya dan berkata: "Suruhlah orang banyak itu pergi, supaya mereka pergi ke desa-desa dan kampung-kampung sekitar ini untuk mencari tempat penginapan dan makanan, karena di sini kita berada di tempat yang sunyi." 9:13 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Kamu harus memberi mereka makan!" Mereka menjawab: "Yang ada pada kami tidak lebih dari pada lima roti dan dua ikan, kecuali kalau kami pergi membeli makanan untuk semua orang banyak ini." 9:14 Sebab di situ ada kira-kira lima ribu orang laki-laki. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Suruhlah mereka duduk berkelompok-kelompok, kira-kira lima puluh orang sekelompok." 9:15 Murid-murid melakukannya dan menyuruh semua orang banyak itu duduk. 9:16 Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan y  roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya supaya dibagi-bagikannya kepada orang banyak. 9:17 Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian dikumpulkan potongan-potongan roti yang sisa sebanyak dua belas bakul.
=======================================

Apa yang sering Anda lakukan saat menghadapi masalah besar? Segera mencari jalan keluar atau terpaku dalam kebingungan?

Para murid Yesus sedang menghadapi masalah besar. Hari sudah mulai malam. Mereka semua berada di tempat yang sunyi (12). Sementara di hadapan mereka ada lima ribu orang laki-laki yang belum makan (14). Ditambah lagi, Yesus memberi perintah yang tak dapat ditawar, ”Kamu harus memberi mereka makan!”(13).

Apakah kita bisa memahami apa yang dipikirkan para murid? Bayangkan saja seandainya kita akan mengundang makan 5000 orang. Apa yang akan kita persiapkan? Berapa lama kita akan menyiapkan makanan untuk orang sebanyak itu?

Tak heran, para murid memberi solusi termudah. Mereka mengatakan kepada Yesus agar menyuruh mereka pergi mencari makanan masing-masing (12). Akan tetapi, Yesus bersikeras, ”Kamu harus memberi mereka makan!” Lalu, mereka mulai berpikir membeli makanan untuk orang sebanyak itu (13). Mereka hampir tak pernah memikirkan bahwa yang ada pada mereka cukup untuk orang banyak.

Akan tetapi, hanya ada lima roti dan dua ikan pada mereka. Dalam keterbatasan itu, Tuhan membukakan pemikiran mereka. Apa yang terbatas dari mereka ternyata mampu memberi makan 5000 orang sampai kenyang (16-17).

Yesus ingin memberitahukan kepada para murid dan orang banyak bahwa Ia adalah Sang Pemelihara hidup. Ia adalah Sang Penyelamat yang juga memperhatikan kebutuhan jasmani serta rohani para pengikut-Nya.

Saat masalah besar menghadang, itu adalah momen bagi kita untuk mengenal Yesus lebih dalam. Yesus ingin membukakan pemikiran bahwa kita memiliki Tuhan yang tak terbatas kuasa-Nya. Tuhan menginginkan agar fokus kita bukan pada masalah, tetapi kepada Dia yang sanggup menolong. Ada kekuatan yang besar dalam keterbatasan diri kita jika semua perkara diserahkan kepada Tuhan.

Doa: Ya Tuhan, kami bersyukur karena Engkau lebih besar dari masalah yang kami hadapi. [SA]

Saat Teduh 28 Juni 2019 : Mengenal dan Percaya


Lukas 9:18-27


9:18 Pada suatu kali ketika Yesus berdoa z  seorang diri, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Lalu Ia bertanya kepada mereka: "Kata orang banyak, siapakah Aku ini?" 9:19 Jawab mereka: "Yohanes Pembaptis, a  ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit. b " 9:20 Yesus bertanya kepada mereka: "Menurut kamu, siapakah Aku ini?" Jawab Petrus: "Mesias dari Allah. c " 9:21 Lalu Yesus melarang mereka dengan keras, supaya mereka jangan memberitahukan hal itu kepada siapapun. d 
Pemberitahuan pertama tentang penderitaan Yesus dan syarat-syarat mengikut Dia
9:22 Dan Yesus berkata: "Anak Manusia e  harus menanggung banyak penderitaan f  dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, g  lalu dibunuh h  dan dibangkitkan i  pada hari ketiga. j " 9:23 Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari 1  dan mengikut Aku. k  9:24 Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya 2  karena Aku, ia akan menyelamatkannya. l  9:25 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri? 9:26 Sebab barangsiapa malu karena Aku 3  dan karena perkataan-Ku, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, m  apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat n  kudus. 9:27 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Kerajaan Allah 4 ."
=================================

Banyak orang yang mengikut Yesus, tetapi tidak semua orang mengenal-Nya. Padahal, pengenalan yang benar akan melahirkan dasar pengakuan yang kuat.

Hal inilah yang menjadi dasar bagi Yesus untuk mengajukan pertanyaan kepada murid- murid-Nya, ”Kata orang banyak, siapakah Aku ini?” (18).

Jawaban para murid pun beraneka ragam. Ada yang mengatakan bahwa Yesus adalah Yohanes Pembaptis. Sementara murid lain mengatakan Ia adalah Elia. Bahkan, ada yang mengatakan Yesus adalah nabi terdahulu yang telah bangkit (19).

Lalu Yesus bertanya lagi kepada mereka, ”Menurutmu siapakah Aku ini? Kemudian, Petrus menjawab, ”Mesias dari Allah.” (20). Akan tetapi, Yesus melarang mereka dengan keras supaya tidak mengatakannya kepada siapa pun (21).

Sebagai orang percaya, kita tidak cukup hanya menjadi pengikut Yesus. Lebih dari itu, kita harus mengenal-Nya secara mendalam. Kita memang harus mengakui bahwa Yesus adalah Mesias dari Allah. Namun, pengakuan itu tidak datang berdasarkan apa kata orang. Pengakuan itu harus lahir dari pengenalan yang benar akan Allah oleh pekerjaan Roh Kudus.

Percaya? Oh, nanti dulu! Sebaiknya, kita harus mengenali dahulu secara mendalam. Setelah itu, kita baru bisa menyatakan siapa Dia bagi kita. Percaya kepada yang tidak dikenal adalah tindakan berbahaya. Apalagi di zaman ini, iblis pun menyamar seperti malaikat terang (2Kor. 11:14). Simak kata Nabi Hosea, ”Manusia akan binasa karena tidak mengenal Allah” (Hos. 4:6).

Oleh karena itu, marilah kita semakin giat dalam usaha mengenal Yesus. Dengan begitu, kita mampu memberikan pengakuan dari hati yang paling dalam bahwa Yesus adalah Mesias. Pengakuan akan Yesus sebagai Mesias merupakan fondasi iman yang kuat. Ini tidak akan dapat digoyahkan oleh ribuan macam godaan dan ancaman yang datang menerpa. Mari kita labuhkan percaya hanya kepada Yesus sebab Dia adalah Yang Diurapi dari Allah.

Doa: Tuhan, tumbuhkanlah kerinduan kami untuk mengenal Engkau lebih dalam lagi. [SG]

Minggu, 23 Juni 2019

Kabar Baik 24 Juni 2019


KATA-KATA YANG BAIK DAN SANTUN

"Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid" (Yesaya 50:4).

Sebagaimana Kristus dalam kehidupan-Nya di bumi ini, seperti itulah seharusnya semua umat Kristen. Dia adalah teladan kita, bukan hanya dalam kemurnian-Nya yang tak bernoda, namun dalam kesabaran-Nya, kelemahlembutan-Nya, dan watak-Nya. Ia teguh sebagaimana batu karang bila berbicara tentang kebenaran dan tugas, namun Ia itu terlalu baik dan santun. Kehidupan-Nya merupakan ilustrasi sempurna dari kesantunan sejati.... Kehadiran-Nya membawa suasana lebih murni ke dalam rumah, dan kehidupan-Nya seperti ragi yang bekerja di tengah elemen masyarakat. Tak berbahaya dan tak ternoda, Ia berjalan di tengah orang-orang yang sembrono, yang kasar, yang tidak santun; di tengah pemungut cukai yang tidak adil, orang Samaria yang jahat, tentara kafir, petani kasar, dan berbagai macam orang banyak.

Ia mengucapkan perkataan simpati di sana sini saat melihat orang-orang yang letih lesu dan berbeban berat. Ia turut merasakan beban mereka dan mengulangi pelajaran yang Ia pelajari dari alam, tentang kasih, kebaikan, dan kemurahan Allah. Ia berusaha menanamkan harapan kepada orang-orang yang paling kasar dan tak menjanjikan; Ia memberikan jaminan agar mereka bisa menjadi yang tak bersalah dan tak berbahaya, memperoleh karakter yang menjadikan mereka anak Allah.... Yesus berada di meja pemungut cukai sebagai tamu kehormatan, oleh simpati-Nya dan kebaikan bersosial menunjukan bahwa Ia mengakui martabat manusia; dan manusia rindu agar layak mendapatkan kepercayaan-Nya. Ke atas jiwa mereka yang dahaga perkataan-Nya diterima sebagai kuasa berkat dan memberi kehidupan. Gerakan hati yang baru dibangunkan, dan kemungkinan suatu kehidupan baru terbuka bagi mereka yang disingkirkan dari masyarakat.

Agama Yesus memperlembut apa pun yang keras dan kasar dalam watak dan memperhalus apa pun yang kasar dan tajam dalam perilaku. Agama inilah yang membuat perkataan lemah lembut dan tingkah laku baik. Marilah kita belajar dari Kristus bagaimana memadukan pemahaman tinggi terhadap kemurnian dan integritas dengan watak yang cemerlang. Orang Kristen yang baik dan santun adalah argumen paling ampuh yang bisa dihasilkan oleh Injil.

Tuhan Yesus memberkati.

Kamis, 20 Juni 2019

Kabar Baik 22 Juni 2019


HIDUP BAGI ORANG LAIN

“Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Matius 20:28)

Kita hidup bukan untuk diri kita sendiri kita sendiri. Kristus datang ke dunia ini untuk hidup bagi orang lain-bukan untuk diayani tetapi untuk melayani. Jika Anda berjuang untung menjalani hidup sebagaimana Dia hidup maka Anda sedang berkata kepada dunia, “Lihatlah Manusia Golgota.” Anda menuntun orang lain ke dalam jalan kebenaran oleh ajaran dan teladan.

Dosa yang dimanjakan sampai ke tingkat terbesar, dan yang memisahkan kita dari Allah dan menghasilkan begitu banyak gangguan rohani yang menular, adalah kecintaan diri. Tidak ada cara kembali kepada Tuhan kecuali dengan penyangkalan kecintaan diri. Dari diri sendiri kita  tidak bisa melakukan apa pun; namun melalui Allah yang memberi kekuatan kepada kita, kita bisa hidup melakukan kebaikan kepada orang lain, dan dengan menghindari jahatnya kecintaan diri itu. Kita tidak perlu pergi ke negeri-negeri kafir untuk memperlihatkan keinginan kita mengabdikan segalanya kepada Allah dalam kehidupan yang berguna dan tidak mementingkan diri. Kita harus melakukan ini di lingkungan rumah, di gereja, di antara mereka yang bergaul dengan kita yang kita dan dengan orang yang berusaha bisnis dengan kita. Tepat di jalan-jalan kehidupan biasa di situlah diri harus disangkal dan dijaga tetap merendah.

Paulus bisa berkata: “Tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut” (1 Korintus 15:31). Mati setiap hari bagi diri sendiri dalam hal-hal kecil, kehidupanlah yang membuat kita menjadi para pemenang. Kita harus melupakan diri alam keinginan untuk melakukan kebaikan kepada orang lain, banyak orang kurang mengasihi orang lain. Gantinya melakukan tugas mereka dengan setia, mereka justru mencari kesenangan sendiri.

Allah dengan tegas memberikan tugas kepada para pengikut-Nya untuk menjadi berkat bagi orang lain dengan pengaruh dan sumber daya yang mreka miliki… Dalam berbuat kepada orang lain, suatu kepuasan manis akan dialami, suatu kedamaian batin akan menjadi pahal yang memadai. Ketika digerakkan oleh keinginan tinggi dan mulia untuk melakukan kebaikan kepada orang lain, maka mereka akan menemukan kebahagiaan sejati dalam pelaksanaan berbagai macam tugas kehidupan dengan setia. Ini akan membawa lebih dari sekedar upah duniawi karena setiap pelaksanaan tugas yang setia dan tidak mementingkan diri diperhatikan oleh para malaikat dan bersinar dalam catatan kehidupan. Di surga, tidak satu pun akan memikirkan diri sendiri, tidak juga mencari kesenangan sendiri; akan tetapi semua, dari kasih yang murni dan sejati akan mengusahakan kebahagiaan dari setiap makhlk surgawi di sekitar mereka. Jika kita ingin menikmati masyarakat surgawi di bumi yang dijadikan baru, maka kita harus dikuasai oleh prinsip-prinsip surgawi di sini.

Tuhan Yesus memberkati.

Saat Teduh 27 Juni 2019 : Fokus pada Tujuan


Lukas 9:1-6


9:1 Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan 1  k  dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. l  9:2 Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah m  dan untuk menyembuhkan orang 2 , 9:3 kata-Nya kepada mereka: "Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju. n  9:4 Dan apabila kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari situ. 9:5 Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kamu, keluarlah dari kota mereka dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka. o " 9:6 Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat.
=================================================

Jika seseorang tak pernah tahu akan pergi ke mana, ia pasti akan tersesat di jalan. Tujuan begitu penting dalam sebuah perjalanan, apalagi dalam perjalanan hidup. Fokus pada tujuan membuat kita menjadi tak salah arah.

Tujuan Yesus datang ke dunia untuk memberitakan Kerajaan Allah. Tujuan ini jelas sehingga Ia mengutus kedua belas murid-Nya untuk memberitakan Kerajaan Allah (2). Untuk itu, Yesus memperlengkapi para murid dengan tenaga dan kuasa. Mereka bisa menggunakan perlengkapan itu untuk mengusir setan dan menyembuhkan banyak penyakit (1).

Yesus mengingatkan mereka untuk tidak salah fokus. Apa yang Tuhan berikan kepada mereka, yakni tenaga dan kuasa dari Allah, sudah lebih dari cukup. Mereka diminta agar tidak lagi memusingkan bekal makanan, uang, pakaian, atau bahkan respons orang (3-5). Semuanya ini memang dibutuhkan, namun bukan menjadi fokus utama. Para murid pun pergi melaksanakan perintah itu (6).

Tuhan menciptakan kita untuk sebuah tujuan khusus. Hanya Ia yang mengetahuinya dengan pasti. Tugas kita adalah peka mendengarkan suara-Nya agar mengetahui tujuan hidup kita. Sesudah menemukannya, kita harus fokus pada tujuan itu. Hal-hal duniawi, seperti makanan, uang, dan pakaian, jangan lagi memudarkan orientasi kita. Itu semua memang penting, tetapi bukan fokus kita. Kita juga harus mewanti-wanti agar tidak terlena karena respons baik orang karena terkadang sanjungan bisa mengalihkan orientasi kita. Fokus kita adalah Injil Kerajaan Allah, tidak yang lain!
Kita harus mengabdi secara total pada tujuan Tuhan menciptakan kita. Lewat berbagai profesi, kita harus tetap fokus pada tujuan Injil Kerajaan Allah. Tugas ini bisa dilakukan dengan ragam cara, baik lewat perbuatan, perkataan, dan hidup kita. Tujuan hidup di dalam Tuhan akan memantapkan langkah hidup kita di dunia.

Doa: Tuhan, tolong jaga hidup kami agar tetap fokus pada tujuan-Mu. Jauhkan kami dari nafsu kedagingan yang mengalihkan fokus kami dari- Mu. [SA]

Saat Teduh 28 Juni 2019 : Tersungkur di hadapan-Nya


Lukas 8:40-56


8:40 Ketika Yesus kembali, orang banyak menyambut Dia sebab mereka semua menanti-nantikan Dia. 8:41 Maka datanglah seorang yang bernama Yairus. Ia adalah kepala rumah ibadat. w  Sambil tersungkur di depan kaki Yesus ia memohon kepada-Nya, supaya Yesus datang ke rumahnya, 8:42 karena anaknya perempuan yang satu-satunya, yang berumur kira-kira dua belas tahun, hampir mati. Dalam perjalanan ke situ Yesus didesak-desak orang banyak. 8:43 Adalah seorang perempuan yang sudah dua belas tahun menderita pendarahan x  dan yang tidak berhasil disembuhkan oleh siapapun. 8:44 Ia maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya 1 , y  dan seketika itu juga berhentilah pendarahannya. 8:45 Lalu kata Yesus: "Siapa yang menjamah Aku?" Dan karena tidak ada yang mengakuinya, berkatalah Petrus: "Guru, z  orang banyak mengerumuni dan mendesak Engkau." 8:46 Tetapi Yesus berkata: "Ada seorang yang menjamah Aku, a  sebab Aku merasa ada kuasa keluar dari diri-Ku. b " 8:47 Ketika perempuan itu melihat, bahwa perbuatannya itu ketahuan, ia datang dengan gemetar, tersungkur di depan-Nya dan menceriterakan kepada orang banyak apa sebabnya ia menjamah Dia dan bahwa ia seketika itu juga menjadi sembuh. 8:48 Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau, c  pergilah dengan selamat! d " 8:49 Ketika Yesus masih berbicara, datanglah seorang dari keluarga kepala e  rumah ibadat itu dan berkata: "Anakmu sudah mati, jangan lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru!" 8:50 Tetapi Yesus mendengarnya dan berkata kepada Yairus: "Jangan takut, percaya saja 2 , dan anakmu akan selamat." 8:51 Setibanya di rumah Yairus, Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut masuk dengan Dia, kecuali Petrus, Yohanes dan Yakobus f  dan ayah anak itu serta ibunya. 8:52 Semua orang menangis dan meratapi g  anak itu. Akan tetapi Yesus berkata: "Jangan menangis; ia tidak mati, tetapi tidur. h " 8:53 Mereka menertawakan Dia, karena mereka tahu bahwa anak itu telah mati. 8:54 Lalu Yesus memegang tangan anak itu dan berseru, kata-Nya: "Hai anak bangunlah! i " 8:55 Maka kembalilah roh anak itu dan seketika itu juga ia bangkit berdiri. Lalu Yesus menyuruh mereka memberi anak itu makan. 8:56 Dan takjublah orang tua anak itu, tetapi Yesus melarang mereka memberitahukan kepada siapapun juga apa yang terjadi itu. j 
================================================

Pernahkah kita mengalami tahun-tahun tak mudah dalam hidup? Pergumulan sepertinya tak kunjung berakhir atau penyakit menahun begitu menyiksa? Apa yang kita pikirkan saat mengalaminya? Duduk dalam penyesalan tiada henti atau tersungkur di hadapan Tuhan memohon belas kasihan?
Hari itu Yairus, seorang kepala rumah ibadat, datang tersungkur kepada Yesus. Ia memohon agar Yesus sudi datang ke rumahnya dan bersedia menyembuhkan putrinya yang sedang sakit dan hampir mati (41-42).

Dalam perjalanan ke rumah Yairus, Yesus didesak- desak orang banyak. Ia seperti merasakan seseorang menjamah jumbai jubah-Nya. Yesus bertanya, ”Siapa yang menjamah Aku?”(45). Merasa perbuatannya telah diketahui, seorang perempuan, penderita pendarahan selama dua belas tahun, tersungkur dan gemetar di hadapan Yesus (47).

Ternyata, Yesus memuji perempuan ini atas tindakannya. Yesus berkata kepadanya, ”Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat.” (48). Perempuan itu pun disembuhkan dan diselamatkan Yesus, begitu pun anak Yairus juga disembuhkan-Nya (54-55).
Apa kesamaan respons dari Yairus dan wanita perempuan itu? Mereka datang memohon kepada Yesus dengan tersungkur di hadapan-Nya. Bagi mereka, Tuhan adalah satu-satunya pengharapan kesembuhan. Tersungkur merupakan tindakan sangat memohon. Yesus adalah harapan terakhir karena tak ada lagi yang sanggup menyembuhkan mereka selain kuasa dan kasih Tuhan semata.
Kapan terakhir kali kita tersungkur, baik untuk menyatakan ucapan syukur atau mengharapkan belas kasihan, di hadapan Tuhan, Sang Penguasa hidup kita? Dalam kesukaran, penderitaan hidup, atau penyakit, tersungkur di hadapan Tuhan menyatakan iman kita. Dia adalah Allah harapan seluruh hidup kita.

Apa yang sedang Anda alami hari ini? Tersungkurlah di hadapan Yang Maha Kuasa!

Doa: Ya Tuhan, kami tersungkur di hadapan-Mu dan mengakui bahwa Engkaulah segalanya bagi kami. [SA]

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...