Kamis, 30 November 2017

Renungan Pagi 1 Desember 2017 : Iman Teguh.

Iman Teguh

“Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini” (1 Tesalonika 4: 18).

Tetapi, saya mendengar orang skeptik mengatakan, “berapa lama Anda percaya semua ini? Para murid berharap, gereja mula-mula berharap, gereja pada abad kegelapan berharap, para pionir berharap, orangtua Anda berharap, dan Anda berharap. Anda berharap ketika Anda masih muda, Anda berharap ketika Anda orangtua; sekarang Anda berharap untuk tahun-tahun depan – berapa lama Anda bisa berharap?” Berapa lama? Tanggapan orang beriman adalah, “Kami akan berharap sampai Dia datang, dan jika Dia tidak datang di generasi  kami, kami akan berharap sampai kami mati.”

“Tetapi,” mereka yang skeptis bertanya, “bagaimana Anda dapat memberitakan apa yang Anda tidak bisa buktikan? Anda tidak bisa memberikan demonstrasi yang tidak terbantahkan dari keyakinan Anda.”

“Anda benar,” kata orang percaya. “Kami tidak bisa membuktikannya, tapi kami bisa menguatkannya.” Kita dapat melihatnya melalui alam, dalam penggenapan nubuatan, dan lebih penting lagi, dalam menyucikan pikiran kami. Kami tidak bisa membuktikannya, tapi kami telah memutuskan bahwa kami “lebih baik mati dalam harapan tidak berujung daripada hidup tanpa harapan.”

“Tetapi,” yang skeptis itu melanjutkan, “ini adalah abad dua puluh satu. Tidak bisakah Anda lihat bahwa itu semua adalah tipuan, penampakan, mimpi?” “Percaya bahwa jika Anda mau,” merespons dengan iman, “tapi mimpi itu telah memberi kami pengertian sementara kami hidup dan berharap melebihi kematian. Hal ini telah memberikan kami pandangan yang pasti. Hal ini telah membuka rahasia nubuatan dan memungkinkan kami untuk melihat lebih banyak di atas lutut kami daripada filsuf dalam ketimpangan mereka – jika kami bermimpi biarlah kami melanjutkannya!”

Ini adalah pendirian kita, pernyataan iman kita. Karena pengharapan kita untuk salib Yesus Kristus dan untuk semua pemberian kehidupan dan pelajaran dan hidup disediakan dalam firman kudus-Nya, kita dapat membuat pendekatan bahkan jika kubur terbuka, kita akan mengetahui bahwa kita tidak sendirian dalam perjalanan kita  melalui “lembah kekelaman.” Dia bersama kita. Dia juga minum  dari cangkir kematian-Nya sendiri – kita, bagaimanapun, mengetahui bahwa di balik gunung yang puncaknya menggelapkan lembah, ketika semua manusia harus melaluinya, ada rumah surgawi yang dibuat oleh pengorbanan Yesus. Kita sangat mengetahui bahwa semua kasus diputuskan di pengadilan, Hakim ada di pihak kita dan bahwa di balik kehidupan yang penuh kerja keras dan air mata ini tersedia – “Sesuatu yang baik” – sebuah negeri yang tidak dapat dirusak, tidak terkekang, sukacita untuk selama-lamanya.

Immanuel.

Rabu, 29 November 2017

Renungan Kristen : Bahaya Kemabukan



Daniel 5:1-9


5:1 Raja Belsyazar a  mengadakan perjamuan b  yang besar 1  untuk para pembesarnya, c  seribu orang jumlahnya; dan di hadapan seribu orang itu ia minum-minum anggur. 5:2 Dalam kemabukan d  anggur, Belsyazar menitahkan orang membawa perkakas e  dari emas dan perak yang telah diambil oleh Nebukadnezar, ayahnya 2 , dari dalam Bait Suci di Yerusalem, supaya raja dan para pembesarnya, para isteri dan para gundik f  mereka minum dari perkakas g  itu. 5:3 Kemudian dibawalah perkakas dari emas dan perak itu, yang diambil dari dalam Bait Suci 3 , Rumah Allah di Yerusalem, lalu raja dan para pembesarnya, para isteri dan para gundik mereka minum dari perkakas itu; 5:4 mereka minum anggur dan memuji-muji dewa-dewa h  dari emas dan perak, tembaga, besi, kayu dan batu. i  5:5 Pada waktu itu juga tampaklah jari-jari tangan manusia menulis pada kapur dinding istana raja, di depan kaki dian, dan raja melihat punggung tangan yang sedang menulis itu. 5:6 Lalu raja menjadi pucat, j  dan pikiran-pikirannya menggelisahkan k  dia; sendi-sendi pangkal pahanya menjadi lemas l  dan lututnya berantukan. m  5:7 Kemudian berserulah raja dengan keras, supaya para ahli jampi, n  para Kasdim o  dan para ahli nujum p  dibawa menghadap. Berkatalah raja kepada para orang bijaksana q  di Babel itu: "Setiap orang yang dapat membaca tulisan ini dan dapat memberitahukan maknanya kepadaku, kepadanya akan dikenakan pakaian dari kain ungu, dan lehernya r  akan dikalungkan rantai emas, dan di dalam kerajaanku s  ia akan mempunyai kekuasaan sebagai orang ketiga. t " 5:8 Tetapi semua orang bijaksana u  dari raja, yang telah datang menghadap, tidak sanggup membaca tulisan itu dan tidak sanggup memberitahukan maknanya v  kepada raja. 5:9 Sesudah itu sangatlah cemas w  hati raja Belsyazar dan ia menjadi pucat; juga para pembesarnya terperanjat.
============================================

Pada sebuah spanduk tertulis, "Menang Mabuk, Kalah Ngamuk". Tulisan itu mengingatkan kita akan bahaya kemabukan. Orang mabuk adalah orang tidak bisa mengendalikan dirinya. Dalam kondisi mabuk, seseorang bisa melakukan tindakan apa pun di luar kesadarannya. Bertingkah di luar kesadaran pastilah membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

Raja Belsyazar adalah pengganti Nebukadnezar. Nama Belsyazar berarti "O Dewa Bell, lindungliah raja". Tentu saja menjadi seorang penguasa pastilah menyenangkan. Saking gembiranya, Belsyazar mengadakan perjamuan besar untuk para pembesar kerajaan. Jumlah yang hadir dalam jamuan itu sebanyak seribu orang.
Tanpa disadari olehnya, Belsyazar terlalu banyak minum anggur sehingga ia menjadi mabuk. Dalam kondisi seperti itu, ia menitahkan bawahannya membawa perkakas emas yang dibawa oleh ayahnya, Nebukadnezar, dari Bait Suci Yerusalem (2). Semua perkakas itu diangkut ke Babel sebagai simbol kemenangan Babel atas Israel. Belsyazar memerintahkan agar perkakas tersebut dipakai untuk minum anggur. Sambil menikmati anggur, mereka memuji-muji dewa dewi Babel (4).

Di mata Allah, tindakan itu adalah sebuah penghinaan terhadap kesucian-Nya. Itulah sebabnya Allah murka dan Ia menghukum Belsyazar. Saat itu, tampaklah jari-jari manusia menulis pada kapur dinding istana raja (5). Melihat tulisan di dinding itu Belsyazar menjadi pucat, gelisah, sendi-sendi pangkal pahanya menjadi lemas, dan lututnya berantukan (6). Karena itu, ia memanggil orang-orang bijaksana, ahli jampi, dan ahli nujum untuk menerjemahkan tulisan tersebut (7).

Saat ini ada banyak hal yang bisa memabukkan hidup orang percaya. Misalnya, mabuk harta, cinta, kekuasaan, dan lainnya. Dalam kemabukan itu, banyak orang dengan sewenang-wenang menghina Allah. Karena itu, marilah kita senantiasa mawas diri dan berdoa agar Allah selalu mengingatkan status kita sebagai umat Allah yang harus menjadi terang dan garam Allah bagi dunia yang gelap. [WSP]

Kabar Baik 30 Nop 2017



Shalom.

Tatkala titik terendah menggapai hidup ini, bersandarlah kedalam pelukan kasih Tuhan, maka kita akan melihat dan merasakan bahwa penyertaanNya tidak pernah meninggalkan kita sedetikpun.»IHT« 

Ulangan 33:27  Allah yang abadi adalah tempat perlindunganmu, dan di bawahmu ada lengan-lengan yang kekal. Ia mengusir musuh dari depanmu dan berfirman: Punahkanlah!

Hopeless adalah hal biasa yang pernah dialami semua manusia hidup, akan tetapi waktu kita berada dititik tersebut dunia rasanya runtuh, kita kehilangan pegangan karena tidak memiliki pengharapan apapun dalam hidup ini.

Jika berada diposisi demikian saat ini, bersandarlah kepada Tuhan, katakan kepadaNya, "Tuhan saya menyerah" saya tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan, percayalah! dititik kritis kayak apapun kita akan tetap merasakan bahwa Dia tidak pernah meninggalkan kita.

Dialah perlindungan dan pengharapan kita, tanpa Tuhan hidup kita menjadi hampa dan kosong, hanya kasih sayangNya yang membuat kita kuat untuk bertahan sampai pada akhirnya.

2 Korintus 1:8-9  Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati.

Tuhan Yesus memberkati.

Selasa, 28 November 2017

Renungan Pagi 29 Nop 2017 : Diangkat Bersama Yesus



Diangkat Bersama Yesus

“Sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan (1 Tesalonika 4: 17).

Arti Yunani dari ekspresi “diangkat”adalah “magnet.” Hal ini menyampaikan keadaan yang tanpa borgol, bebas, dibebaskan, ditarik keluar, atau dilepaskan. Semua sangat tepat. Untuk 6.000 tahun penduduk dunia telah terikat oleh dunia ini, diikat dengan cepat oleh hukuman gravitasi yang kuat. Tetapi pada kedatangan-Nya, dunia akan kehilangan pesona itu; dosa telah kehilangan cengkramannya; gravitasi akan kehilangan tarikannya; sifat daging akan kehilangan kecendrungan tersebut; kematian akan kehilangan cengkramannya; kubur akan melepaskan cengkramannya; dan umat tebusan ditarik kepada kehadiran kemuliaan Juruselamat.

Tetapi supaya secara fisik dilepaskan dari bumi, kita harus dibebaskan secara rohani dari dosa sekarang. Mereka yang berani berharap untuk hidup di kerajaan kemuliaan harus mengikuti kehendak-Nya di kerajaan anugerah. Tidak peduli apakah kita tetap hidup dan tinggal atau kita harus tidur dan menungggu kebangkitan, perhatian utama Tuhan bukanlah umur panjang, tetapi perilaku yang tepat dan akhir dari rencana keselamatan. Allah sangatlah prihatin tentang kualitas dan kuantitas hidup kita di bumi. Tapi Dia memerintahkan alam semesta dengan gambar yang lebih besar dalam pikiran. Dia, adalah bagi mereka untuk esok yang sejelas kemarin, bagi mereka yang 1.000 tahun adalah seperti “suatu giliran jaga di waktu malam” (Mzm. 90:4), bagi mereka yang akhirnya adalah sejelas perintah awal, dan memungkinkan bagi kita, secara pribadi apa yang terbaik bagi kita, selamanya.

“Apakah Anda siap?” Dokter meminta saya saat ia dan rekan-rekannya siap untuk menempatkan saya tidur sebelum melakukan hal sulit dan agak menyakitkan. Saya tersenyum dan berkata: “Ya” – dan semuanya itu saya tahu selama kurang lebih satu jam. Waktu di antara mendengar suaranya dan mendengar suara istri saya di samping tempat tidur di ruang pemulihan yang sama sekali tidak tahu apa-apa. Untuk urutan waktu ketika saya sadar, “Apakah Anda siap?” Segera diikuti oleh suaranya, “Dapatkah Anda mendengar saya?”

Begitu pula tidurnya umat kudus – pada peristiwa terakhir dari kehidupan singkat dan yang bermasalah ini akan segera dikuti oleh suara, “selamat datang di rumah” pada kedatangan Tuhan kita. Pertanyaan untuk hari ini dan untuk setiap hari adalah “Apakah Anda siap?”

Immanuel.

Renungan Kristen : Mengungkapkan Kebenaran



Daniel 4:19-27

4:19 Lalu berdirilah Daniel yang namanya Beltsazar, tercengang beberapa saat, pikiran-pikirannya menggelisahkan n  dia. Berkatalah raja: "Beltsazar, janganlah mimpi dan maknanya itu menggelisahkan engkau! o " Beltsazar menjawab: "Tuanku, biarlah mimpi itu tertimpa atas musuh tuanku dan maknanya atas seteru tuanku! 4:20 Pohon yang tuanku lihat itu, yang bertambah besar dan kuat, yang tingginya sampai ke langit dan yang terlihat sampai ke seluruh bumi, 4:21 yang daun-daunnya indah dan buahnya berlimpah-limpah dan padanya ada makanan bagi semua yang hidup, yang di bawahnya ada binatang-binatang di padang dan di dahan-dahannya bersarang burung-burung di udara p -- 4:22 tuankulah itu, q  ya raja, tuanku yang telah bertambah besar dan kuat, yang kebesarannya bertambah sampai ke langit, dan yang kekuasaannya sampai ke ujung bumi! r  4:23 Tentang yang tuanku raja lihat, yakni seorang penjaga, seorang kudus, s  yang turun dari langit, sambil berkata: Tebanglah pohon ini dan binasakanlah dia, tetapi biarkanlah tunggulnya ada di dalam tanah, terikat dengan rantai dari besi dan tembaga, di rumput muda di padang, dan biarlah ia dibasahi dengan embun dari langit dan mendapat bagiannya bersama-sama dengan binatang-binatang di padang, hingga sudah berlaku yang demikian atasnya sampai tujuh masa berlalu t  u -- 4:24 inilah maknanya, ya raja, dan inilah putusan v  Yang Mahatinggi mengenai tuanku raja: 4:25 tuanku akan dihalau dari antara manusia dan tempat tinggal tuanku akan ada di antara binatang-binatang di padang; kepada tuanku akan diberikan makanan rumput, seperti kepada lembu, dan tuanku akan dibasahi w  dengan embun dari langit; dan demikianlah akan berlaku atas tuanku sampai tujuh masa berlalu, hingga tuanku mengakui, bahwa Yang Mahatinggi x  berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. y  4:26 Yang dikatakan tentang membiarkan tunggul pohon itu, z  berarti: kerajaan tuanku akan kembali tuanku pegang segera sesudah tuanku mengakui, bahwa Sorgalah yang mempunyai kekuasaan. a  4:27 Jadi, ya raja, biarlah nasihatku berkenan pada hati tuanku: lepaskanlah diri tuanku dari pada dosa dengan melakukan keadilan 1 , dan dari pada kesalahan dengan menunjukkan belas kasihan terhadap orang yang tertindas; b  dengan demikian kebahagiaan c  tuanku akan dilanjutkan! d "
=================================================

Memang bukanlah hal yang mudah untuk mengungkapkan kebenaran terhadap orang lain yang telah melakukan suatu kesalahan. Apalagi orang yang kita hadapi merupakan pribadi yang disegani dan memiliki kekuasaan. Ketika Daniel diminta Nebukadnezar untuk menjelaskan makna mimpinya, ia harus berani menyampaikan kebenaran Allah apa pun risikonya. Tujuannya adalah untuk kebaikan Nebukadnezar.
Sebenarnya mimpi Nebukadnezar itu sederhana. Namun, para ahli nujum, ahli jampi, dan orang Kasdim tidak mampu menerjemahkan arti dari mimpi Sang Raja. 

Entah apa yang membuat mereka tidak mampu mengartikan mimpi dan penglihatan itu. Yang jelas ketika Daniel selesai mendengar keterangan raja tentang mimpinya itu, ia tercengang sejenak dan terlihat gelisah (9). Daniel paham bahwa mimpi itu adalah sebuah peringatan keras dari Allah. Karena raja mendesaknya, Daniel pun menjelaskannya sebagai berikut: Pertama, pohon melukiskan kesombongan dan watak keras hati Nebukadnezar (23). Apabila ia tidak belajar merendahkan hati, maka keangkuhannya akan dirobohkan. Dengan lugas, Daniel mengungkapkan bahwa Yang Mahatinggi telah memutuskan suatu perkara tentang Nebukadnezar, yaitu dirinya akan dihalau dari antara manusia dan berperilaku seperti hewan. Ia akan tinggal di antara binatang di padang. Ia akan makan makanan hewan, yaitu rumput (24-25). Hal itu akan terjadi selama tujuh tahun sampai Nebukadnezar mengakui bahwa Allah Israel adalah Allah yang Mahatinggi dan berkuasa atas kerajaan manusia (25). Dialah Pemilik Kerajaan Surga (26). Dalam kata penutupnya, Daniel menyarankan supaya raja bertobat dan melakukan kebajikan atas orang yang tertindas (27).

Pada dasarnya, mengungkapkan sebuah kebenaran membutuhkan keberanian. Terkadang kita memilih bungkam karena takut relasi antarsesama menjadi rusak. Apabila kita mengasihi seseorang demi kebaikannya, kita perlu menyatakan kebenaran tersebut dengan konsekuensinya. [WSP]

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...